54. Amnesia?!

449 11 0
                                    

Lima hari berlalu, Lauren masih belum sadarkan diri juga. Elvano yang setia menunggu, terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa untuk kesadaran dan kesembuhan Lauren, istrinya.

"Lauren, come on.. With me again my dear.. " Lirih Elvano dan batinnya.

Bahkan saja, dokter sama sekali belum memperbolehkan Elvano untuk masuk kedalam ruangan, walau tranfusi darah sudah ditindak.

Elvano terus berpikir dengan akal sehatnya. "Elvano, Lauren pasti bangun! Percayalah" Tegasnya dalam pikiran secara terus menerus.

Satu jam kemudian, suster yang menjaga diruangan Lauren pun akhirnya keluar.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?!" Tanya Elvano cepat.

"Istri bapak, sudah sadar. Tapi sepertinya bu Lauren mengenai amnesia? Bahkan bu Lauren lupa siapa dirinya.. " Jelas dokter tersebut dengan raut wajah sedih.

Deg..

Deg..

Deg..

Jantung Elvano berdegup kencang, nyawanya seperti hilang dari tubuhnya. Tubuh Elvano gemetaran dan seketika lemas mendengar Lauren amnesia.
"Saya boleh masuk sekarang kan dok?!!!!" Tanya Elvano panik.

"Bo-boleh pak" Jawab suster tersebut dengan sedikit takut.

Mendengar ijin dari suster, Elvano langsung berlari masuk kedalam ruangan lalu memeluk Lauren, istrinya yang melihatnya dengan penuh pertanyaan.

"sayang, aku seneng kamu udah sadar. Serius aku bener bener cemas sama kondisi kamu.." Ucap Elvano seraya membelai rambut Lauren dengan lembut lalu mengecup keningnya.

"Sorry mas? Anda siapa? Dan kenapa saya bisa ada disini?" Tanya Lauren dengan tatapan aneh terhadap Elvano.

Lagi dan lagi. Degup jantung Elvano benar benar berdegup kencang. Nyawanya seakan akan hilang dari tubuhnya.

"Aku suami kamu.. Kamu bener bener lupa Ren?" Lirih Elvano dengan menatap Lauren sendu lalu mundur tiga langkah dari Lauren yang terbaring itu.

"Ren?" Tanya Lauren untuk kedua kalinya.

"Nama kamu Lauren sayang" Balas Elvano, lagi lagi tatapannya sendu. Arti yang sama sekali tidak bisa ditebak.

Lauren termenung sedikit, lalu menatap Elvano kembali.

"Saya tidak percaya, bisa saja anda mengaku ngaku! Pergilah dasar pendusta!" Seru Lauren dengan menunjuk jari telunjuknya kearah pintu keluar.

Elvano seketika lemas dan tambah lemas. Dengan air mata yang mengalir, ia mencoba menghapusnya. Lalu segera berjalan dengan lingkuk tubuh tegas kearah pintu keluar.

"Dia benar benar keluar?"

__🐯__

Elvano berjalan kearah parkiran. Lalu segera masuk kedalam mobilnya lalu menuju rumah.

Sesampainya dirumah, Elvano langsung menggendong Vano yang sedang menonton televisi dikamarnya.

"Papa.. Ita mau temana?" Tanya Vano dengan polosnya.

Pandangan Elvano sangat tegas, namun adanya air mata berlinang di wajahnya.

Sambil menggendong Vano, Elvano menuju mobilnya lagi. Pak Arif yang bingung atas kondisi saat ini. Hanya melongo menatap punggung Elvano yang sudah jauh.

Elvano masuk kedalam mobil, dan menempati Vano di sampingnya.

"Papa..?" Tanya Vano sekali lagi.

"Ke rumah sakit" Tegas Elvano lalu menginjak gas mobilnya kearah rumah sakit.

JANJI KAKEK - ELVANO & LAURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang