51. Pelajaran

381 14 0
                                    

"Udah kamu cari disana, aku mau telfon bodyguard kantor buat bantu cari Vano. " Tegas Elvano seraya menyalakan ponselnya dan langsung menghubungi bodyguard.

"iya!!"
Lauren pun terus mencari keberadaan Vano dan wanita bernama Emmia itu.

Sedangkan Elvano, sedang menunggu dipintu masuk bodyguard bodyguard nya sampai.

Disisi Lauren, Lauren melihat sekelompok orang dengan berpakaian serba hitam berada di ujung koridor pintu masuk, lingkungan disana sepi. Jarang ada orang yang melintasi area itu.

Tiba tiba, Lauren mendengar suara jeritan anak kecil cukup kencang dari ujung koridor tersebut.
"MAAMAAAA!! PAPAA!!! TOLONG VANO HUAAAAA!!"

Lauren seketika terkejut, dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Elvano. Sebagai orang tua, pastilah seorang ibu mengenali jelas suara anaknya, dan benar saja itu adalah suara Vano.

Dengan cepat, Lauren berjalan perlahan, pergi kearah tempat yang tidak jauh dari posisi ia mendengar jeritan anaknya itu dan langsung mengambil ponsel ditas coklatnya dan langsung menghubungi Elvano.

"El!!!! halo el!!"

"iya, kenapa?! Kamu udah berhasil nemuin Vano?! Aku sama anak buah aku lagi cari ini!"

"Puji Tuhan udah!! Kamu tau kan ujung koridor deket pintu masuk itu..?! Cepet kamu kesini! Ternyata wanita sama Vano ada disana!! Aku lagi didepannya, biar gak ketahuan!, tapi kamu kesini diem diem ya. Jangan ada pergerakan yang bisa mereka tau!!"

"OKE, AKU KESANA"

Nit..

Telfon dimatikan, tak lupa sebelum itu. Elvano menyuruh salah satu anak buahnya untuk menelfon polisi dan diam ditempat. Sementara dia dan anak buahnya yang lain, pergi menyusul Lauren serta Vano.

Disisi Lauren, Lauren terlihat sedikit gelisah. Kemampuannya untuk bela diri cukup rendah, bagaimana ia bisa menyelamatkan anaknya dari para penculik itu..?

Tetapi, seolah olah ada kekuatan yang mendorongnya untuk melawan para penculik anaknya.

Dengan langkah sigap, Lauren langsung berjalan menghadap para penculik itu.

Seketika, para penculik itu terkejut dengan kedatangan Lauren secara tiba tiba. Namun, yang dikhawatirkan adalah, para penculik itu membawa sebuah pisau dan celurit ditangannya.

Salah satu penculik tiba tiba bergerak, dengan menggendong Vano yang sedang tergeletak lemas tidak berdaya dilantai. Lalu menodong Vano dengan culurit ditangannya dan pisau disakunya.

Lauren gemetar melihat banyaknya senjata tajam yang dibawa para penculik itu.

"LO MAJU, GUE PENGGAL ANAK LO" Seru salah satu penculik yang menodong Vano.

Lauren sangat cemas, namun dia khawatir dengan anaknya. Sementara kondisi ia dan Vano sudah diujung tambang, jika Elvano tidak cepat hadir. Mungkin saja, ini akan mempercepat waktu..?

Penculik yang menodong Vano dengan celuritnya, semakin menjadi jadi. Celurit itu semakin dekat pada leher Vano, Vano yang sudah tidak berdaya. Hanya diam seribu bahasa menatap Lauren lesu.

"ma-mama.. olon Vano.. "
(Ma-mama.. Tolong Vano.. ) lirih Vano dengan menatap Lauren penuh harapan.

"I-iya sayang, sebentar lagi. Vano bertahan ya nak..!" Tegas Lauren. Lauren semakin cemas dengan kondisi Vano anaknya, dan Elvano yang tak kunjung datang.

"udah sekap dia! sebelum ada yang dateng!!!" Ucap salah satu penculik yang rambutnya terurai.

"siap bos!"

JANJI KAKEK - ELVANO & LAURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang