61. Diusir

500 12 0
                                    

Thania berjalan gontai kearah luar kamar hotel. Pakaiannya sungguh berantakan, mata yang sembab seperti habis menangis semalaman.

"Kenapa aku bisa kaya gini?! Aku tidak suci seperti dulu lagi! Hiks" Tangisnya saat masuk kedalam lift.

"GIEL BRENGSEKKK!!" serunya tak karuan halnya orang bergangguan jiwa.

Thania sampai di lobby hotel. Ia keluar dari hotel yang membuatnya trauma itu. Dan memesan taxi untuk mengantarnya pulang.

Sesampainya dirumah. Terlihat tatapan menjijikan dari Jeola. Mendapati anak asuh yang dibencinya itu seperti orang gila.

Jeola membiarkan Thania masuk. Dan menghadap sang ayah.

"Thania." Seru Bayu dengan nada yang lantang memanggil sang anak asuh yang didapatnya dari jalanan.

Thania berjalan menghampiri ayahnya. Lalu duduk disofa.
"Kenapa yah?.. Hiks" Tanya Thania yang masih menangis mengingat kejadian semalam.

Bayu menyodorkan ponselnya, memperlihatkan sebuah video haram saat Thania disetubuhi oleh 5 pria berbadan kekar.

"Apa ini? Jelaskan." Tanya Bayu.
Thania baru pertama kali melihat wajah ayahnya semarah itu. Bahkan, sekasar kasarnya Jeola terhadap Thania. Lebih menyeramkan wajah Bayu saat menghadap Thania saat ini.

Thania berlutut di hadapan ayahnya. Dengan sesak tangis yang masih kuat dibatinnya.

"maaf yah hikss.. Aku bisa jelasin!" Lirih Thania sambil berusaha mengambil tangan ayahnya untuk meminta maaf.

"Jelaskan." Tegas Bayu.

Thania menceritakan kejadian ulang, sewaktu ia mencintai Elvano. Dan sampai sekarang ia merencanakan perbuatan hina kepada Lauren untuk membalaskan dendamnya.

PLAKK!!!

Satu tamparan mengenai wajah Thania. Bayu benar benar kecewa dengan anaknya.

"yah! Thania minta maaf yah- hiksss... Thania nyesel.. hiks hiks" Lirih Thania yang sudah jatuh tersungkur di lantai dengan wajah yang memerah akibat tamparan dari ayahnya.

"Kamu udah ayah urus dari kecil. Ayah yang udah ambil kamu dijalanan yang ada tumpukan sampah itu! DAN LIHAT APA YANG KAMU PERBUAT SEKARANG THANIA?! Ayah salah mendidik kamu. HARUSNYA AYAH TIDAK MENGAMBIL KAMU! BIARKAN KAMU MEMBUSUK DIJALANAN SANA! daripada ayah harus menanggung malu dari semua orang. DITAMBAH LAGI, ELVANO ADALAH BOS AYAH! LAUREN ADALAH ISTRI BOS AYAH! MAU DITARUH DIMANA WAJAH AYAH SAAT MASUK KERJA NANTI THANIA?!" Bentak Bayu dengan sangat keras. Bayu melampiaskan semua kekecewaannya itu pada bentakannya pada Thania.

Rasa sayang yang ada dalam hati Bayu kepada anak asuhnya, Thania. Hampir sekejab lenyap hilang, yang ada hanyalah rasa kesal, amarah, malu, kecewa.

Thania benar benar terisak sekarang. Sementara Jeola, menambah benci terhadap anak pungutnya itu.

"Sudahlah mas! Tidak usah lagi pedulikan anak tak tahu diuntung seperti dia! Mending, kita membuat klarifikasi fakta bahwa anak pungut itu bukan anak kita! Aku tidak sudi menyebutnya! MENJIJIKAN!" Tambah Jeola seraya merapat Bayu yang sedang ada dikursi roda dikarenakan ada sakit dipergelengan kakinya.

Thania yang tak ingin melewati kesempatan itu. Langsung berlari memeluk ayahnya.

"yah, Thania minta maaf yah! Thania janji ngga bakal kaya gitu lagi hiks.. beri Thania kesempatan kedua yah.." Lirih Thania pada pundak leher ayahnya.

"Pergi kamu dari rumah ini. Jangan anggap saya ayah kamu lagi." Tegas Bayu lalu berjalan kearah kamarnya, didampingi Jeola.

"Tunggu diluar. Saya akan merapikan pakaian dan benda benda kamu dirumah ini. Jangan anggap saya ibumu lagi. Saya jijik melihat wajah kamu!"
Seru Jeola.

Thania yang tak kuat menahan sesak tangisnya. Ia berjalan gontai kearah luar rumah. Dengan sisa uang seadanya. Entah apa yang terjadi padanya dikedepannya nanti.

"semua karena ulahku sendiri, ini juga gara gara Lauren kep*rat itu! Dasar jalang!" Batin Thania sambil menggeram tangannya.

Beberapa menit kemudian. Jeola datang dan membawa 2 koper, satu berisi pakaian dan satu lagi berisi benda benda Thania.

"PERGI KAMU DARI RUMAH INI!" Bentak Jeola seraya melempar kedua koper itu secara kasar.

Thania hanya bisa menahan tangis. Ia merasa dirinya direndahkan harga dirinya oleh Lauren. Yang padahal, Lauren tidak melakukan apa apa terhadapnya.

"Bu.. Tolonglah..! Jangan usir aku dari rumah ini! Hiks.. Mau tinggal dimana aku bu?! Hikss" Mohon Thania yang sedang berlutut dikaki Jeola memohon ampun.

Jeola menendang kakinya. "Saya tidak sudi tubuh saya dipegang oleh wanita menjijikan sepertimu! PERGILAH!" Seru Jeola dan langsung masuk kedalam rumah dengan menutup pintu dengan sangat kencang, meninggalkan Thania yang sedang tersungkur lemah menahan tangis yang berlebihan.

"bu.. yah.. Maafkan aku"

Disisi Elvano. Elvano menghampiri rumah mertuanya, Wilda dan Endra.

"Lauren dimana ma? Pa? Elvano mau ketemu dia.. " Tanya Elvano dengan raut wajah sedih.

"Kamu yakin? Kamu mau bertemu dengan istri dan anak kamu? Yakin, tidak ada masalah lagi? Yakin, Lauren memaafkan kamu? Jujur, saya kecewa sama kamu. Namun bagaimana lagi, kamu sudah menjadi suami dari anak saya." Jelas Endra.

"Maafin El pa.. ma.. Elvano yakin, dalam hidup. Apalagi dalam berumah tangga. Tidak ada yang namanya tidak ada masalah. Pasti tantangan datang terus menerus. Dan itu memang resikonya, Elvano mau ketemu Lauren dan perbaiki semua masalah rumah tangga kami. Tapi Elvano gatau Lauren pergi kemana ma.. Pa.." Jawab Elvano dengan raut wajah yakin dengan pertanyaan Endra.

"Baiklah, kasih tau saja ma" Ucap Endra membisikan Wilda.

"Lauren mempunyai rumah sendiri. Ia tinggal dirumah itu bersama Vano saat ini. Lokasinya akan mama share ke kamu ya El." Jawab Wilda.

Wilda mengambil ponselnya yang berada didepan meja. Lalu memberitahu lokasi Lauren saat ini.

"Sudah mama share. Saran mama, sehabis ini kamu harus cepat perbaiki kesalahpahaman kamu dengan dia. Mama tidak mau mendengar lagi kata cerai dari dia. " Tegas Wilda.

"Lauren ngomong cerai mah?!" Tanya Elvano panik.

"Ya. Makanya cepatlah, jangan sampai kamu sampai disana sementara Lauren sudah mendapatkan surat cerai dari pengadilan." Gertak Wilda.

"iya mah! makasi ma pa! Elvano pamit ya!"

Elvano pun segera pergi ke tempat lokasi yang ditujukan.

Sesampainya disana. Elvano melihat rumah yang tidak terlalu besar, sederhana namun sepertinya sangat nyaman. Dengan halaman penuh bunga bunga bertebaran, sehingga menambah kesan asri disana.

"Udaranya sejuk, pasti Vano nyaman disini. Bini gue pinter pilih tempat tinggal, good job Lauren. "

Elvano melangkah maju, masuk kedalam rumah.

Tok

Tok

Tok

"Iyaa siapa?? Sebentar"

Ceklek..

"E-el?"

JANJI KAKEK - ELVANO & LAURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang