6 bulan kemudian, baby Vano terus berkembang dari mulai tinggi badan, berat badan, dan Vano sudah bisa berjalan serta berlari walaupun masih tertatih tatih.
Bahkan baby Vano sudah bisa makan bubur. Itu berkat Elvano dan Lauren, orang tuanya.
"Vano mana? Sini sayang" Panggil Lauren dari arah dapur.
"mwamwa?" (mama?) ucap baby Vano seraya berlari kecil kearah kaki Lauren dengan tawanya.
Lauren yang melihat anaknya sangat lincah terkekeh bahagia, anaknya tumbuh kembang dengan sehat. Ia pun menggendong Vano yang sedari tadi memeluki kakinya, pertanda minta digendong.
"sayang, makan dulu yuk. Mama bikinin bubur lho, Vano maukan? Makan dulu yaa, mama suapin sini"Lauren pun mengambil mangkuk berisi bubur dimeja dapur yang sudah ia buat. Dan langsung berjalan kearah taman rumah dan menyuapi Vano dengan penuh kasih sayang.
Sementara Elvano? Sedang bekerja diperusahaannya dan sudah berangkat dari fajar tadi.
"pwapa mwanaa ma-mamwa?"
(Papa mana mama?) tanya baby Vano dengan mulut yang masih penuh bubur."sssttt sayang, telen dulu itu buburnya. Jangan biasain makan sambil ngomong ya nak, nanti keselek" Kekeh Lauren seraya mengambil tissue yang ada di sampingnya dan membersihkan sisa bubur yang menempel di wajah Vano.
"Papa itu lagi kerja nak, nanti siang Vano mau ikut mama ke kantor papa? Buat anter makan siang" Tanya Lauren pada anaknya yang lagi melihat kearah langit, melihat sekelompok burung berterbangan dengan bunyinya yang menambah suasana pagi menjadi lebih indah.
Baby Vano terus melihat kearah langit, seperti menikmati keindahan yang ia lihat.
"Mwau ikut mwaa! Li-liat! I-itu ada buyung! buyungnywa telbang tinggwiii banettt!!! terus swambil nyanywi nyanywi! Va-vano cu-cukaa!!"
(mau ikut ma, liat itu burung! Burungnya terbang tinggi banget! Terus sambil nyanyi nyanyi, Vano suka!) Seru Vano menghadap Lauren dengan tawa bahagianya seraya menunjuk nunjuk menggunakan jari telunjuk kearah langit."Iya sayang, bagus yaa?" Lauren terus menyuapi Vano hingga tidak ada sisa bubur lagi dimangkuknya. Bagusnya lagi, Vano selalu makan teratur tidak pernah tidak mau makan. Bahkan jika Lauren lupa memberi Vano makan sarapan karena terlalu sibuk karena pekerjaan rumah. Vano selalu menghampiri Lauren dan memeluk kakinya, serta berbicara layaknya anak kecil bahwa ia lapar dan belum sarapan.
Beberapa jam kemudian, Lauren mengajak Vano untuk ke kantor bersamanya. Disupirkan pak Arif.
Sesampainya di perusahaan, Lauren langsung disambut oleh security perusahaan dan beberapa staff lainnya.
"aduh Vano lucu banget itu Buu, kapan kapan suruh ke kantor lagi ya? Gemesshhh bangett..!!!" Seru salah satu karyawan perempuan yang berada didepan lobby serta beberapa karyawan lainnya.
"hehhe iyaa, kalau ada waktu ya. Saya permisi mau bertemu suami saya dulu, mari bu" Pamit Lauren dan langsung menuju ke arah lift.
"i-itwu swi-swiapa mwaa??"
(Itu siapa ma?)Tanya Vano seraya menunjuk jarinya kearah karyawan yang menyapanya tadi.Lauren dari tadi gemas sekali dengan anaknya, memang jelas Vano terlihat imut dengan
"Itu karyawan disini sayang, yaudah yuk masuk lift. Kayanya papa udah laper nii, nanti Vano yang kasih makanannya ya nanti ke papa, ok my boy hmm..?""Iywaa maa..! Swiapp!!"
(Iya ma..! Siap!)Sesampainya diruangan Elvano, Lauren disambut dengan Thania yang berdiri di samping Elvano dengan tatapan seperti menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI KAKEK - ELVANO & LAUREN
Teen FictionElvano dan Lauren, dua orang yang tak saling mengenal. Dipertemukan oleh sebuah janji dari kakek mereka. Kakek Adi dan Kakek Frans, dua orang kakek yang menemukan dua hati menjadi satu cinta.