53. Vano kangen mama

451 10 0
                                    

"Halo mas, saya Sergio" Ucap seseorang menghampiri Elvano.

"Y-ya? Anda siapa y-ya?.. " Tanya Elvano sesegukkan seraya mengusap air matanya.

"Saya, selaku orang yang melihat kejadian Lauren kena tabrak lari. Sekaligus, saya termasuk fans Lauren mas." Jawab pemuda bernama Sergio tersebut.

"F-fans Lauren?" Tanya Elvano yang masih tidak percaya.

"Iya Pak, saya datang kesini dikarenakan saya ingin memberitahu bahwa truk yang menabrak Lauren meninggal karena truk yang dibawanya menabrak 3 deret pohon.. " Jelas Sergio mengenai kecelakaan Lauren.

Elvano merenung sejenak, ia tak bisa berpikir lagi. Pikirannya kacau, hanya Lauren yang menjadi pusat pikirannya.

"M-maaf, saya tidak bisa mencerna pikiran saya dengan jernih. Istri saya tertabrak truk berisi tangki minyak, dan kondisinya kritis. Mungkin, saya perlu waktu." Tegas Elvano seraya memijat pelipisnya.

"Baik mas, saya mengerti. Saya juga ikut berduka dengan kondisi Lauren. Tapi yang saya bisa lakukan adalah dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kesembuhan Lauren mas" Balas Sergio seraya menundukkan kepalanya lalu berjalan keluar.

Elvano menghembuskan nafasnya kasar, dokter sama sekali belum keluar dari tadi.

Jantungnya berdegup kencang, memikirkan sisa hidupnya tanpa seorang Lauren disampingnya.

"Lauren ga ada? Dunia serasa neraka." Batinnya seraya menghapus air mata yang mengalir deras diwajahnya.

Elvano teringat, ia belum menghubungi orang tuanya dengan orang tua Lauren.

Elvano pun meraih ponsel yang berada disaku celananya lalu segera menghubungi keluarganya.

Selesai menelfon, orang tuanya serta orang tua Lauren langsung terburu buru untuk kerumah sakit. Mereka sangat panik dengan kondisi anak sekaligus mantu mereka.

Tak lama kemudian, mereka pun datang. Dengan Abel, Eunike serta Reno disana.

"hei.. " Sapa Abel seraya melambaikan tangannya lemas menghadap Elvano yang sedang duduk, tidak tau memikirkan apa.

"eh, Bel? Makasih udah dateng" Ucap Elvano seraya tersenyum tipis.

"Ini kewajiban gue buat nengok adik ipar gue. Gimana kondisi dia sekarang?" Tanya Abel dengan lembut, jarang sekali Abel melakukan ini terhadap orang lain kecuali anak dan suaminya.

Senyum tipis Elvano, seketika pudar mendengar pertanyaan tentang kondisi Lauren, istrinya.

"e-eh? Gue salah ya? Maaf.. " Lirih Abel dengan menatap Elvano penuh arti.

Ia kasihan dengan adik sepupunya yakni Elvano itu dan juga Lauren. Betapa menyedihkan nya Elvano jika harus kehilangan Lauren dan menjaga Vano seorang diri dengan umur Vano yang masih balita.

"Gue tau lo sedih El, tapi. Percaya kuasa Tuhan Yesus selalu sertain Lauren. Dia anak baik, lo juga baik. Tuhan Yesus pasti selalu kasih yang terbaik buat kalian. Percaya sama dia, apapun takdirnya. Lo harus terima ya?" Hibur Abel seraya mencoba menghapus air mata yang berada diwajah Elvano.

Elvano hanya menganggukkan kepalanya, tidak sanggup menahan sesak tangis batinnya. Lauren adalah cinta pertama dan terakhir bagi Elvano bahkan mereka sudah memiliki buah hati. Elvano sangat tidak rela jika Lauren meninggalkannya begitu cepat.

"Elvano.. Bagaimana dengan kondisi Lauren?" Tanya Wilda perlahan.

Abel yang melihat sikap tantenya yang ingin memulai obrolan dengan Elvano yang masih dengan kondisi tidak memungkinkan jika diajak mengobrol, langsung mengambil alih semuanya.

JANJI KAKEK - ELVANO & LAURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang