Matahari menyinari jendela kamar pengantin baru yakni, Elvano dan Lauren.
"El.." bisik Lauren pada telinga suaminya itu yang masih tertidur pulas.
"Ell.."
"Ell!!!!!"
"haish! kaga bangun bangun!!!!!"
"ELVANO KEANO SAVERIO!!! BANGUN!!!" teriak Lauren, ia berhasil membangunkan suaminya yang sedang tertidur pulas disampingnya,
"KENAPA REN?!?!" seru Elvano, ia kira terjadi sesuatu pada Lauren. Ternyata, Lauren hanya merengek didepannya seraya menangis.
"sakit Renn HUAAAAA!!!!!!" lirih Lauren seraya memegang daerah intimnya itu.
"kamu kenapa?! sakit apanya sayang??" Tanya Elvano seraya mengusap wajah Lauren secara lembut.
"daerah intim aku sakit!.." jawab Lauren dengan mengadah ke wajah Elvano, Evano yang melihat, sedikit tertawa kecil melihatnya.
"KAMU JAHAT HUAAAAA!!!!"
"ih kenapa?!!" tanya Elvano bingung.
"BUKANNYA KASIH TAU INI KENAPA! MALAH KETAWAIN!!" jawab Lauren kesal.
"iya iya maaf cantik, kamu baru pertama kali ngelakuin nya makanya sakit, gausah jalan dulu ya" ucap Elvano seraya memegang lembut kedua pipi Lauren.
"ehm? gitu ya? sekolahnya gimana?" Lauren baru teringat, ini adalah hari senin. Hari pertama sekolah, tapi bagaimana ia sekolah jika dengan keadaan yang seperti ini?.
"Aku sebenernya udah ijin sama Pak Budi kalau kita nikah," jawab Elvano terang terangan.
"Lho?! Pak budi ngga marah?!"
"ngga sayang, kalau kamu sakit. Aku jagain kamu dirumah, nanti ijin sama Pak Budi dulu ya, dia pasti ngerti kok"
Lauren pun memanggukkan kepalanya. Sedangkan Elvano, hendak mencari ponselnya yang tercas.
Sesudah dapat, ia langsung menghubungi Pak Budi dan meminta ijin bahwa Lauren tidak bisa berangkat pagi ini karena sakit hingga 3 hari kedepan.
"oke Elvano, jaga Lauren ya. Hati hati, sekarang murid bapak yang menjadi kebanggaan sekolah bukan lagi murid aja tetapi murid dan seorang suami. Eh Elvano! Nanti bawain bapak kue nikahan ya pas masuk sekolah! Mentang mentang bapak ngga diundang, gak bawa hadiah juga!" Seru Pak Budi dalam telfon.
"Siap Pak!"
Elvano pun menutup ponselnya, dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
__🐯__
Lauren hendak ke dapur untuk mencari cemilan, dikarenakan perutnya yang sedang lapar.
Ia sangat tertatih tatih untuk berjalan, dikarenakan bagian intimnya yang sangat sakit.Dan tiba tiba saat ia hendak berjalan keluar kamar,
BRUK..
Lauren terjatuh dari tangga saat ia ingin menuju dapur. Karena kamar utama dengan dapur itu jaraknya lumayan jauh. Dia harus melewati tangga dan ruangan ruangan lainnya untuk menuju dapur.
"nasib rumah gede" Batinnya.
Elvano yang terkejut mendengar suara yang keras di ruang tamu. Pun mengikuti suara itu, dan ia menemukan Lauren yang hendak berdiri.
"LAUREN! KAMU GAPAPA?!" tanya Elvano panik, dan berlari menghampiri istrinya yang terjatuh dari tangga.
"udah udah! Gapapa, tadi aku cuman mau ngambil cemilan. Eh tapi kaki aku lemes karena bagian intim ku sakit dan, aku tiba tiba jatuh" jelas Lauren.
"udah udah! kamu sekarang ke kamar aja! ayo aku anter, nanti kalau mau apa apa bilang aku aja" ujar Elvano seraya memapah istrinya menaiki tangga lalu menuju kamar mereka.
Lauren yang hanya bisa mendengarkannya, hanya tersenyum kecil. Suaminya, Elvano. Sangat perhatian kepadanya, ia sangat peduli. Walaupun hal itu sangat kecil dan mudah ditanggung olehnya.
Sesampainya dikamar. Lauren langsung meminta Elvano untuk mengambil laptopnya.
"buat apa?" Tanya Elvano heran.
"Mau nonton drakor"
Elvano hanya mengendus kesal, pasti Lauren ingin menonton aktor kesukaannya itu.
"ni!" seru Elvani ketus.
"dih! Ketus amat!" kesal Lauren melihat sikap Elvano seperti tidak rela mengambilkan laptop untuknya.
"Lagian! Pasti mau nonton si Lin Yi itu! Apa kurangnya aku sama dia?! Gantengan juga aku!" Ujar Elvano.
Lauren langsung menatap Elvano seperti tatapan ingin membunuhnya.
"Pede banget kamu! Gantengan juga dia! Cih! Narsis!" Ejek Lauren.
Elvano yang tidak ingin bertengkar, ia hanya membuang nafasnya kasar lalu duduk di sofa kamar seraya mengambil ponselnya.
Tiba tiba, ada notifikasi Eunike menelfonnya.
Elvano pun langsung berdiri dan menghampiri istrinya yang sedang menonton drakor kesukaannya tersebut.
"Ren" Panggil Elvano.
"kenapa lagi?"
"Eunike telfon, aku angkat engga?" Tanya Elvano menunjukan notifikasi bahwa Eunike menelfonnya.
"ya angkat aja, itukan sahabat kamu" jawab Lauren singkat.
"Oke"
"halo El"
"hm, apa?"
"eee selamat yaa bagi kamu sama Lauren, semoga langgeng"
"makasih"
"Oh ya, ada waktu buat ketemuan hari ini?"
"Gak"
"Lho kenapa?"
Lauren yang mendengarnya, dikarenakan Elvano memasang speaker dan mengencangkan volume. Lauren langsung menatap Elvano kesal.
"Udah ketemuan aja! Aku dirumah nonton drakor! Gak lama kan?" Seru Lauren.
"Pastilah!" jawab Elvano ketus.
Lauren pun memanggukkan kepalanya untuk memberi kode bahwa ia setuju.
"Gak, ayo"
"Eh beneran?"
"Gajadi yaudah"
"eh enggak enggak! Oke ayo! Sore ini ya! Di taman dulu ok?"
"Gue lupa dimana tempatnya, sharelock aja"
"e-eh o-ok.. "
Elvano pun langsung mematikan telfon tersebut, lalu melempar ponselnya ke sofa.
"El! Kenapa sih?!" Tanya Lauren terkejut.
"Dia minta buat ketemuan! Padahal kamunya lagi sakit!" Jawab Elvano.
"Udah ketemuan aja, aku gapapa. Lagi pula kalian juga pasti saling kangen kan? Udah lama gak main bareng. Aku disini nonton drakor sambil nunggu kamu pulang" Nasehat Lauren.
"Gak, aku gak kangen sama dia"
"heh! Mulutnya gak bisa dijaga!" Seru Lauren seraya menyentil dahi Elvano sedikit kencang.
"Apasih kamu mah!" Kesal Elvano dengan mendengus kesal.
Lauren yang melihat Elvano kesal hanya tertawa melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI KAKEK - ELVANO & LAUREN
Teen FictionElvano dan Lauren, dua orang yang tak saling mengenal. Dipertemukan oleh sebuah janji dari kakek mereka. Kakek Adi dan Kakek Frans, dua orang kakek yang menemukan dua hati menjadi satu cinta.