63. Jeruji Besi

540 15 0
                                    

Gadis malang, berjalan ditengah hujan. Petir menyambar, tidak ada tempat untuk berteduh.

"gimana ini? Uangku untuk menyewa hotel aja tidak cukup. Aku harus tinggal dimana?" Batinnya.

"apa malem ini aku teduh aja ya? Digubuk?"
"Oke. Sementara disana"

Thania berjalan gontai kearah gubuk kecil didepannya. Lalu meletakan koper, dan mengambil jaket untuk menjadi bantal ketika ia tidur.

"duh.. Dingin.." Thania menahan dingin itu dengan mengusap usap tangannya lalu ia tempelkan ke wajahnya.

Benar benar nasib yang malang, namun apa boleh buat? Itu kesalahannya sendiri.

"Semangat Thania, besok kamu mulai kerja. Semoga Elvano gak tau apa apa soal ini. Jadi aku bisa tetap kerja di perusahaan itu." Thania mulai merebahkan tubuhnya.

Menahan rasa dingin, tidak ada tempat untuk berteduh disertai hujan menemani, rasanya seperti ingin mati saja.
Dan itulah yang dirasakan Thania, akibat ulahnya sendiri.

Keesokan harinya. Hujan mulai mereda, namun masih gerimis kecil. Gadis itu bangun dari gubuk kecil, bersiap siap untuk ke kantor.

"Semoga aja, Elvano tetep kasih apartemen buat aku. Jadi aku ada tempat buat tinggal disana."

Sesampainya di perusahaan. Thania dipandang jijik oleh satu isi kantor. Dirinya bagaikan pelacur yang sedang berjalan santai di tengah pasar.

Menjadi pusat perhatian memanglah menyenangkan. Tapi pernah tidak, menjadi pusat perhatian layaknya bagai pelacur datang? Itu menyakitkan.

"mengapa kalian menatap saya seperti itu?! Saya atasan kalian! Saya sekertaris pribadi pak Elvano! Jelas tidak?!" Seru Thania kesal dipandang seperti itu.

"Siapa bilang anda tetap sekertaris saya? Anda hanyalah anak pungut dari pak Bayu Hendrawan. Jadi, anda tak berhak lagi untuk bekerja disini. So, anda saya pecat dengan tanpa pesangon." Tegas Elvano yang datang dari arah lobby bersama keluarga kecilnya, yaitu Lauren sang istri tercinta, Vano jagoan kecilnya, dan calon baby Ella yang ada dikandungan Lauren.

Semua orang tertawa terbahak bahak. Mereka menertawakan Thania, berani sekali ia berbicara tinggi. Namun pada akhirnya, ia dipecat juga oleh Elvano.

"Apa kesalahan saya yang lain pak?!" Tanya Thania yang sungguh panik.

"Masih bertanya? Setelah tersebarnya video asusila itu. KAMU MEMBUAT PERUSAHAAN INI MENANGGUNG MALU!" Jawab Elvano dengan lantang.

"DAN YANG HARUS KAMU TAU LAGI! KAMU MENYURUH GENG MOTOR KAMU UNTUK MENYETUBUHI ISTRI SAYA! APAKAH ITU PANTAS UNTUK MENDAPATKAN MAAF? KALAU SAYA JAHAT. SAYA SUDAH PENGGAL KEPALA JAHAT KAMU!" Sambung Elvano.

Mata Lauren terbelalak ketika mengetahui bahwa Thania akan membuat sejahat itu padanya.
Ia tidak percaya, ada saja wanita sejahat ini didunia!

"Benar bu Thania..?" Tanya Lauren memastikan.

"E-enggak bu! Itu dusta pak Elvano! Saya benar benar tidak pernah berniat seperti itu pada istri bos saya sendiri! Saya tidak sejahat itu bu! Tolong percayalah!" Bantah Thania dengan berlutut dikaki Lauren

"Apa yang sudah kamu katakan tadi? KATAKAN ULANG! Saya benar benar menyesal telah mengambil kamu dari jalanan! SEHARUSNYA KAMU MEMBUSUK SAJA DISANA! SAYA TAK SUDI MEMPUNYAI ANAK TAK TAHU DIUNTUNG, PEMFITNAH, PENDUSTA, PELACUR HALNYA SEPERTI KAMU!" Bentak seorang pria lansia dari arah lorong kiri.

"P-pak Bayu?"

"A-ayah.. ? Tolong Thania yah hikss! Thania gak mau kaya gini hikss! Thania mau hidup kaya dulu! Sama ayah! Kita bahagia plis yah kaya duluu.. Hikss!" Seru Thania, berbalik memohon pada kaki Bayu dengan sangat tertatih tatih untuk berjalan.

JANJI KAKEK - ELVANO & LAURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang