Eunike bangun dari tempat tidurnya, melihat jam, dan ternyata sekarang adalah pukul 5 pagi. Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Selesai mandi, ia merapikan baju dan membawa sebuah koper dan menaruh pakaian yang sudah ia rapikan ke dalam koper tersebut.
"Maaf El, aku gak bisa kalau kamu gini terus sama aku, aku capek. Kata kamu kan kalau udah gak ada harapan mending mati aja daripada jadi beban. Dan sekarang aku udah gak ada harapan, daripada mati. Aku pergi aja dari sisi kamu, terimakasih untuk segala masa lalu, hari kemarin yang sangat menyakitkan. Makasih" Batin Eunike, ia sambil terisak, ia sangat mencintai Elvano.
Tapi, sikap Elvano kepadanya? Miris.
Eunike pun keluar dari kamar seraya membawa kopernya. Kebetulan sekali, seperti biasa. Anita sedang memasak didapur.
"haduh, gimana ya? Apa aku harus kasih tau tante Anita? Kasih tau aja deh" batinnya
Ia pun maju beberapa langkah menuju dapur dan menyapa Anita disana.
" eh Nike? Mau kemana sayang? Kok bawa koper?" Tanya Anita heran.
"Mau ke Bali tante, Eunike mau nyewa apartemen disana" Jawab Eunike seperti sedikit ragu.
"Lho nak? emang kenapa disini? Ada masalah? Atau karena apa Nike? ishh tante jadi khawatir." Ujar Anita seraya memegang kedua pundak Eunike dengan lembut.
"Gapapa tante, aku cuman gak mau repotin tante aja, lagipula uang hasil perlombaan Eunike di Singapura masih ada kok, jadi gak perlu ngerepotin tante disini, Eunike sebenernya juga gak enak sama Elvano" Jelas Eunike.
"Kamu nggak ngerepotin tante sama sekali Eunike, malah tante seneng ada temen disini. Elvano sudah berkeluarga jadi udah enggak tinggal disini Nike, dan tante percaya kok. Dengan kehadiran kamu disini, Elvano enggak bakal terganggu." Ucap Anita meyakinkan Eunike untuk tetap singgah.
"sayangnya, El emang terganggu dengan kehadiran Eunike disini tante.."
"Maaf tante, tapi Nike harus pergi dan jangan kasih tau siapapun ya tante soal ini?" Ucap Eunike tetap kekeh.
"Yasudah nak, terserah kamu. Itu hak kamu untuk kemana saja, tante gak bisa larang. Dan ada satu hal yang ingin sampein ke kamu" Ujar Anita dengan tersenyum tipis, dan juga sebenarnya ia sangat khawatir denga kondisi Eunike nanti di Bali ketika ia tinggal sendirian dan tidak ada yang menemani.
"Apa itu satu hal nya tan?" Tanya Eunike penasaran.
"Hati hati, dan siapa yang akan menemanimu disana nanti Nike?" Ucap Anita dengan wajah yang amat sangat khawatir, karena Anita sudah menganggap Eunike adalah adik Elvano, putrinya sendiri.
"Ada teman Eunike tan, kebetulan pas Eunike kesini. teman Eunike yang dari Singapura juga ikut." jelas Eunike dengan tersenyum tipis, ia juga sedih meninggalkan keluarganya apalagi Elvano, tapi apa yang harus diperbuat? Elvano juga tidak sama sekali memperdulikannya.
Serta daripada ia menanggung sakitnya sendiri, mendingan ia menenangkan dirinya ditempat yang jauh dari keberadaan Elvano.
"Yaudah tante, makasih atas perhatiannya dan segala hal yang tante Anita lakuin buat Eunike, Nike pamit..."
-
-
-
"ini jam berapa ya? Kayanya penerbangan nya sebentar lagi"
Ia pun berjalan cepat, namun..
BRAK!!
Eunike terjatuh saat ia lagi memegang ponselnya. Dan tak sengaja juga ia menabrak seseorang didepannya.
"haduh mbak, kalau jalan lihat lihat dong! berantakan kan barang saya! Posisiin tempat buat main ponsel sama lagi buru buru mbak!"Ujar seorang lelaki, yang tadi ia tabrak.
Eunike pun bangun dari jatuhnya dan melihat laki laki itu dari ujung kaki sampai ujung kepala, rasanya sangat familiar baginya.
"Re-reno?"
"ha-hah? Eunike?" Balas laki laki itu dengan tatapan sangat terkejut. Ia adalah teman laki laki yang pernah menyukainya sepanjang ia SD sampai juga SMP. Tetapi karena pada saat kelas 2 SMP Eunike pergi ke Singapura, mereka tak pernah ketemuan lagi apalagi saling kontak kontakan.
"Yaampun Nike, lama banget gak ketemu.." Sambung Reno dengan senyuman bahagia.
"Iyaa, kebetulan banget! Kamu mau kemana Ren?" Tanya Eunike ramah seraya menepuk pundaknya pelan.
Reno melihat sikap Eunike kepadanya sangatlah ramah, dulu semasa SD sampai SMP, entah kenapa Eunike sangatlah cuek kepadanya.
"E-ee aku mau ke Bali, aku pindah kesana. Mama papa aku pindah ke Australia karena ada urusan pekerjaan, jadi aku nyusul ketempat paman aku hehe" Jelas Reno sedikit canggung.
"Wih sama! Aku juga mau ke Bali.. Kamu penerbangannya sekarang??"
"Iya nih, kamu kapan Nik?"
"Aku juga sekarang! Yaudah ayo naik!"
Eunike dan Reno pun menaiki pesawat dengan penerbangan pukul 09.00.
Sesudah masuk pesawat, ternyata tempat duduk mereka bersebelahan, mereka pun salimg berbincang dan saling mengenang masa lalu mereka.
"Nik, Elvano gimana? Kalian berdua udah nikah?" Tanya Reno yang langsung membuat Eunike teringat dengan dia.
Eunike pun menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya, memberi persiapan bgi dirinya untuk menjelaskan semuanya.
"Dia udah nikah, tapi bukan sama aku" Jelas Eunike dengan menahan air matanya.
Reno yang peka, ia pun langsung memeluk Eunike, ia tahu perasaan Eunike kepada Elvano semenjak kecil. Dan dengan faktor itu ia mencoba melupakan Eunike secara perlahan, namun takdir berkata lain, ia tak bisa.
"Apa kamu ke Bali hanya untuk menenangkan pikiran kamu?" Tanya Reno kedua kalinya, ia sangat penasaran dengan Eunike. Dengan kepergian Eunike ke Singapura, tentu menanamkan rasa rindu yang mendalam baginya dan juga banyak pertanyaan yang juga tidak sedikit.
"sebenarnya begitu" Jawab Eunike pelan.
"Mereka menikah karena apa?"
"Janji Kakek" Balas Eunike lantang.
"Jadi, mereka dijodohkan karena janji kakek mereka? Terus? Rasa cinta?"
Eunike pun mulai menjelaskan dari awal kejadian saat ia datang, Reno yang mendengarnya sangat kasihan dengan Eunike,
"Kamu kuat oke? Sabar ya, banyak laki laki dilaur sana yang lebih baik dibanding Elvano" Ucap Reno menghibur Eunike.
Eunike hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya, ia senang. Sekarang ada orang yang menghiburnya.
"Gue semakin yakin, ini takdir. Tuhan temuin lagi kita berdua untuk bersatu. Gue akan perjuangin cinta gue ke Eunike yang udah gue pendem selama SD"
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI KAKEK - ELVANO & LAUREN
Teen FictionElvano dan Lauren, dua orang yang tak saling mengenal. Dipertemukan oleh sebuah janji dari kakek mereka. Kakek Adi dan Kakek Frans, dua orang kakek yang menemukan dua hati menjadi satu cinta.