Struggle (2)

2.1K 341 35
                                    

PART 35

Mew mengemudikan mobilnya menuju ke rumah Gulf, pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran akan cerita-cerita pegawai Gulf.

Tentu saja ia merasa tersaingi dengan sekelompok-sekelompok orang yang mengejar Gulf-nya.

Mew harus bergerak cepat. Ia harus menjadikan Gulf miliknya kembali. Ditengah kekhawatirannya, ponsel Mew berdering.

Ia mengambil ponsel dari saku celananya dan segera mengangkat telefon itu tanpa melihat nama si pemanggil.

'' Mew ? ''

Rupanya Jashon

'' Halo Pa, ada apa ? ''

'' Kau jadi pulang hari ini ? ''

Mendengar pertanyaan Jashon, membuat Mew menelan salivanya.

Mew terdiam. '' Mew kau di sana? ''

'' Ya Pa, mmm maksudku emm sepertinya aku belum bisa kembali hari ini ''

Mew mendengar suara tawa Jashon dari seberang sana.

'' Sudah papa bilang, Sydney jauh lebih menyenangkan bukan ? ''

Goda Jashon,

'' Mmm ya, emm aku rasa begitu ''

'' Baiklah, papa mengerti. Nikmati waktumu Mew ''

'' Ya ''

Sebelum telefon itu berakhir, Jashon berkata

'' Semoga berhasil ! ''

Yang benar saja, Jashon ternyata sudah memprediksi semuanya.

Pantas saja Jashon berkata bahwa Mew tidak akan kembali ke Bangkok.

Rupanya...

Ia menghentikan mobil itu di sepan sebuah rumah, Mew keluar dan menatap rumah tersebut.

Benar-benar selera Gulf-nya. Batin Mew.

Ia melangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah tersebut, saat sampai di depan pintu Mew langsung menekan bel.

Ding Dong, bel itu berbunyi.

Namun setelah beberapa detik hingga menit pun berlalu, pintu itu tak kunjung terbuka. Jadi Mew menekan bel itu kembali.

Ding Dong, lagi-lagi bel itu berbunyi.

Mew menghela napasnya saat tak ada jawaban dari dalam, tapi saat ia akan berbalik, pintu itu tiba-tiba terbuka.

'' Ya... Siap – ''

Gulf terkejut saat melihat kedatangan Mew, ia spontan ingin menutup pintu itu tapi tangan Mew lebih dulu menahan pintu tersebut.

Gulf mendorong pintu itu sekuat tenaganya, sebaliknya Mew juga mendorong pintu tersebut sehingga Gulf tiba-tiba berkata

'' A – aku butuh waktu untuk sendiri '' ucapnya tanpa menatap Mew.

Mendengar kalimat itu, Mew menatap Gulf yang tidak menatap wajahnya bahkan terlihat sedih dan bingung.

Perlahan, tangan Mew melepas pintu itu. Langkahnya mundur dan membiarkan Gulf kembali menutup pintu tersebut.

Gulf masih butuh waktu.

Oh tidak, bagaimana ini ? apa yang harus Mew lakukan?. Bagaimana jika Gulf tidak ingin kembali padanya ?, apa Mew masih bisa bertahan.

Sudah cukup selama enam tahun ini ia bersusah payah bertahan tanpa kehadiran Gulf di sisinya.

HEARTBEAT ( END ☑️✅ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang