15. Promise

8.9K 1.4K 50
                                    

Beomgyu benar-benar sadar bahwa Renjun terlihat menyembunyikan banyak hal darinya, pemuda china itu tak pernah menceritakan kehidupan sekolahnya. Renjun selalu menghindar tiap kali Beomgyu dan Soobin bertanya tentang harinya disekolah. Beomgyu khawatir orang-orang memperlakukan Renjun dengan buruk setelah kejadian Haechan memukul Renjun waktu itu. Saat Beomgyu berniat memaksa Renjun berkata jujur, Soobin melarangnya.

"Jangan memaksanya, aku yakin ia akan tak nyaman." Soobin tak mau Renjun justru semakin tertutup jika mereka memaksanya bercerita.

"Tapi bagaimana kalau selama ini terjadi sesuatu pada Renjun, sementara kita tak tau apa-apa." Beomgyu tak mau menjadi sahabat yang tak ada gunanya lagi, disaat Renjun membutuhkannya ia justru selalu tak bisa menolongnya.

"Kau lupa? Ada dokter Park, beberapa bulan lalu ia mengatakan bahwa Renjun selalu rutin menemuinya untuk berbicara. Aku yakin, Renjun akan menceritakan segalanya pada dokter Park. Dan aku sudah mengatakan pada dokter itu untuk mengatakan padaku jika Renjun menceritakan hal buruk yang diterimanya." Soobin pikir, dengan cara itulah agar ia tak perlu memaksa Renjun bercerita tapi ia tetap tau kehidupan Renjun. Dan sampai hari ini belum ada laporan apa-apa dari dokter itu, membuktikan bahwa Renjun baik-baik saja.

Beomgyu pun mencoba menahan diri lagi agar tak menuntut Renjun betmrcerita, setelah argumennya dengan Soobin kala itu. Apalagi akhir-akhir ini, Beomgyu kerap melihat Jaemin bersama Renjun. Renjun juga terlihat baik-baik saja.

"Aku pikir Jaemin tidak terpengaruh seperti orang lain." Ujar Beomgyu saat melihat Jaemin yang memasuki kantin bersama Renjun.

"Benar, dia bahkan pernah mengatakan padaku kalau ia senang pada Renjun." Kata Soobin.

Beomgyu menoleh cepat. "Maksudmu?"

"Mereka berteman, Beomgyu." Soobin mengusak surai sang submisif, paham akan kekhawatiran Beomgyu. Sungguh kadang Beomgyu memang bertingkah seperti ibu Renjun.

"Syukurlah, aku pikir Renjun tidak akan memiliki teman. Dan aku cukup lega mengetahui ada yang tidak mempercayai pemberitaan tak benar itu."

"Hari ini aku menginap." Beomgyu menatap Renjun yang kini duduk diseberang meja. 

"Kenapa? Tidak usah, lagi pula aku berniat membersihkan apartement."  Ujar Renjun.

"Kan aku bisa membantumu." Beomgyu cemberut.

"Tidak!" Tolak Renjun cepat, mengundang tawa dari Soobin. Ia tau betul Renjun begitu hati-hati saat mengurus barangnya, sementara Beomgyu? Cemderung seenaknya. Soobin tau betul keduanya tak ada kesamaan dalam hal itu.

"Ck. Kalau begitu, karena kau mau membersihkannya bagaimana kalau setelah pulang sekolah kita makan di rumah Renjun?" Kekesalan Beomgyu berubah dalam hitungan detik, begitu mendapat ide.

"Ah, jangan mulai Beomgyu." Renjun sering mendapati Beomgyu yang seperti ini, mentang-mentang dirinya hendak membereskan apartement. Anak itu akan dengan seenaknya berulah disana. 

"Ajak Jaemin sekalian, ya kau mau ikut kan?" Beomgyu ganti menatap Jaemin yang dari tadi menyimak.

"Tentu saja." Jaemin menerima tawaran itu dengan senang hati, kapan lagi ia tau alamat Renjun. Juga menghabiskan lebih banyak waktu dengan si mungil itu.

"Oke, aku yang akan memesan makanannya." Beomgyu begitu senang, usulnya diterima 'baik'.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
a lot like love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang