Pagi ini Jeno belum melihat Renjun, bahkan sampai jam pertama dimulai pun pemuda mungil itu tak juga datang. Jeno mengernyit heran, kemana Renjun sampai-sampai absennya kosong. Tak ada keterangan, tumben sekali Beomgyu dan Soobin tak mengurusi tentang Renjun. Atau jangan-jangan Renjun tak pergi sekolah karena kekerasan yang dialaminya kemarin, hingga membuatnya jatuh sakit? Tapi tetap saja, kenapa Beomgyu atau Soobin tak memberikan surat keterangan pada guru.Jeno semakin aneh saat mendengar suara Soobin yang terdengar bertanya pada salah satu teman sekelasnya saat jam istirahat.
"Apa Renjun ada?"
Kebetulan Jeno saat itu hendak keluar kelas, maka ia melihat sendiri bagaimana raut panik Soobin dan Beomgyu begitu mendapat jawaban dari teman sekelasnya bahwa Renjun tak masuk hari ini. Jeno tak terlalu ingin tau soal itu untuk saat ini, ia ingin segera mencari orang yang kemarin menyakiti Renjun.
Jeno menyeret salah satu dari dua pemuda yang menurut Karina adalah orang yang telah menendang wajah Renjun, setelah tadi melayangkan beberapa pukulan keras padanya. Jeno kini membawa pemuda itu menuju ruang guru.
"Jeno? Ada apa?" Salah seorang guru yang pertama melihat Jeno memasuki ruangan itu bertanya.
Jeno mendorong punggung sipemuda itu kedepan meja guru. "Katakan sendiri kelakuanmu." Jeno bahkan mencekal lengan pemuda itu dengan keras, peringatan agar si pelaku tak berbohong.
Setelah memastikan bahwa pemuda itu telah mengatakan yang sebenarnya, Jeno pamit dari sana. Tak peduli lagi pada orang itu, karena ia yakin para guru akan memberikan hukuman pada orang itu. Jeno hendak pergi ke kantin untuk mengisi perutnya, saat Soobin berdiri di hadapannya.
"Jeno, kudengar kemarin Renjun terakhir keluar dari kelasnya."
Jeno mengangguk. "Dia telat mengerjakan latihan soal, jadi pulang paling akhir." Jeno tak menghitung dirinya yang bahkan pulang setelah Renjun pun tak ada.
"Kau tau ia pulang dengan siapa?"
"Tidak. Aku menyetorkan lembar jawaban setelah menunggu Renjun selesai." Jawaban dari Jeno mendapat helaan napas dari Soobin.
Soobin menyugar rambutnya frustasi, ia benar-benar kalut sekarang. Jejak Renjun benar-benar tak ditemukan.
"Kenapa?" Tanya Jeno, mulai penasaran. Karena aneh mendapati Soobin yang menanyakan Renjun padanya, biasanya Soobin lah yang paling tau Renjun.
"Renjun hilang. Di apartemennya tak ada, juga tak berangkat sekolah. Dirumah sakit tempat kakaknya dirawat juga tak ada."
"Dirawat?" Jeno memang sempat mendengar cerita bahwa kakak Renjun dirumah sakit, tapi ia tak tau bahwa kakaknya itu dirawat.
Soobin mengangguk. "Kakak Renjun mengalami koma, biasanya Renjun berkunjung kesana. Tapi setelah ditanyakan pada dokternya, Renjun tak datang ke rumah sakit."
Jeno benar-benar terkejut mendengar kabar hilangnya Renjun, ditambah cerita bahwa kakak dari pemuda mungil itu mengalami koma seperti Jaemin. Sekarang Jeno berpikir bagaimana perasaan Renjun mendapati Jaemin jatuh koma, itu akan mengulang kesedihan yang sama bagi pemuda itu.
"Bisa hubungi aku nanti, jika Renjun sudah ditemukan atau tidaknya?" Jeno tak bisa diam saja mendengar kabar hilangnya Renjun.
Soobin menaikkan halisnya, Jeno peduli? Bukankah anak itu selalu bersikap dingin pada Renjun? Bahkan Soobin ingat bagaimana tak pedulinya Jeno saat Renjun disakiti Haechan di rumah sakit.
"Baiklah."
"Sudah lapor polisi?" Tanya Jeno.
"Ini belum dua puluh empat jam sejak hilangnya jejak Renjun, karena semalam pun ia masih bertukar pesan dengan Beomgyu." Soobin tak bisa memperkirakan kemana perginya Renjun saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
a lot like love ✔
FanficNORENMIN JENO - RENJUN - JAEMIN [noren-jaemren] ⚠️ bxb boyslove