Render

7.5K 1K 43
                                    

Maaf banget karena lama..


Maaf banget karena lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah semalam ketiganya menikmati pemandangan kembang api, Jeno menyarankan menginap dulu di gedung yang ternyata adalah sebuah penginapan. Tak mungkin mereka pulang dini hari ke rumah, jadi mereka pun menginap di kamar yang berbeda. Paginya saat mereka hendak pulang, Renjun sempat mengatakan sepertinya akan turun hujan dilihat dari langit yang agak mendung.

"Tidak! kita pulang agak siang saja." Renjun menolak ajakan pulang itu.

Renjun bisa melihat tatapan tak setuju kedua dominannya. "Kalian tidak lihat? Langitnya mendung, kalau kita pulang sekarang bisa saja ditengah jalan turun hujan."

"Lalu kalau hujan?" Itu pertanyaan Jeno, dan jelas membuat Renjun melotot tak percaya pada pemuda Lee itu.

"Kau memakai motor, nanti kehujanan!" Renjun mengingat titahnya sebelum berangkat semalam. "Semalam aku bilang apa, lebih baik kita berangkat bersama dengan mobil Jaemin. Jadi kalau pun hujan tak akan kehujanan salah satunya." Omel Renjun pada Jeno.

Namun tak ada yang mendengarkan Renjun setelah itu, Jeno dan Jaemin tetap menyeret Renjun pulang. Renjun pun hanya bisa mengikuti kemauan mereka.

Dan pada akhirnya ucapan Renjun benar, hujan turun. Jeno sempat menelponnya mengatakan ia berhenti sebentar didepan sebuah cafe, sekalian membeli coklat panas. Renjun pun sekalian menyuruh Jeno pergi ke gedung apartemen Renjun saja untuk beristirahat sekalian berteduh, karena jaraknya yang lebih dekat dari rumah Jeno sendiri. Renjun juga mengatakan bahwa ia dan Jaemin akan kesana juga.

"Jaemin, bajumu tidak basah kan?" Tanya Renjun setelah sampai di apartemennya.

"Tidak." Jawab Jaemin, ia duduk di kasur Renjun menonton kekasihnya yang mengacak-acak lemarinya sendiri.

Pemuda mungil itu tengah membongkar isi lemarinya. Mencari baju yang bisa Jeno kenakan nanti, karena sulit mencari ukuran bajunya yang akan pas untuk salah satu dominan itu. Hey baju Renjun akan kekecilan dipakai oleh Jeno, jadi Renjun mencari di sekitar tumpukan baju Beomgyu yang sering menginap. Siapa tau ada baju Soobin yang tertinggal juga, mengingat Beomgyu sering meminjam baju Soobin. Ukuran baju Soobin rasanya akan pas untuk Jeno.

Terdengar bel berbunyi, Jaemin segera bergegas membukakan pintu. Dan benar, Jeno disana menenteng juga bungkusan berisi coklat panas untuk ketiganya nikmati.

"Mana Renjun?" Jeno menyimpan minuman itu di meja.

Belum Jaemin menjawab, Renjun keluar dari kamarnya dan menyerukan agar Jeno segera mandi dengan air hangat agar tak langsung sakit.

"Ada baju milik Soobin yang sudah aku simpan diatas kasur, kau bisa memakainya dulu." Ujar Renjun, Jeno menuruti ucapan Renjun. Dan juga kepalanya memang berdenyut sakit, meskipun tak terlalu parah.

Sepeninggal Jeno, Renjun mengikuti langkah Jaemin yang menuju dapur. "Cangkirnya ada dilemari itu." Tunjuk Renjun pada lemari yang atas.

"Renjun biasanya kau bisa menggapainya?" Tanya Jaemin, mengingat ia saja harus berjinjit untuk mengambil cangkir itu.

a lot like love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang