Mind

9.8K 1K 164
                                    


"Kau terlihat begitu bahagia." Xiaojun menoleh pada Renjun yang duduk di sampingnya, sementara Xiaojun menyetir.

Tadi Renjun memintanya untuk diantar ke cafe Jeno karena tau kedua dominan milik bungsu Huang ada disana. "Tentu saja, Jaemin dan Jeno memperlakukanku dengan baik." Renjun masih mengulas senyum cerahnya, mengingat setiap perlakuan Jeno atau pun Jaemin yang nampak jelas begitu menyayangi Renjun.

Renjun bahkan mulai banyak bergantung pada kedua dominan itu, selain pada kakaknya tentu saja. Renjun banyak mempercayakan kebahagiaannya pada Jeno serta Jaemin, jadi rasanya ia akan sangat kehilangan nantinya jika tak ada mereka ataupun salah satunya.

"Aku bersyukur untuk itu, aku tak mau sampai kau menghadapi lagi kesakitan seperti yang lalu-lalu." Xiaojun ikut senang melihat bagaimana keseharian adiknya yang begitu penuh senyuman. Anak itu kembali ceria, bahkan Beomgyu dan Soobin pun mengatakan bahwa mereka seolah melihat Renjun yang dulu. Disaat masih ada orangtua Xiaojun dan Renjun. Renjun seolah mendapat kembali utuhnya bahagia yang ia miliki sebelumnya.

Renjun mengangguk, lalu begitu mereka sampai di depan cafe Jeno. Ia turun dan melihat Jaemin yang terlihat pergi dengan mobilnya, Renjun mengerutkan dahinya. Apa Jaemin sudah lama disini, hingga memutuskan pulang? Apa karena Renjun terlalu lama ya, itu sebabnya Jaemin pergi dengan wajah kesal. Kan Renjun sudah memberitau kalau ia akan datang segera. Harusnya Jaemin menunggu bertemu dulu dengan Renjun walau sebentar.

"Kenapa masih disini? Cepat, aku juga akan mampir sebentar." Xiaojun menarik Renjun memasuki cafe tersebut.

"Jeno dan Jaemin tau kau akan kemari?" Tanya Xiaojun saat keduanya berhasil menemukan tempat dan duduk.

Renjun menatap kaca besar di sampingnya, melihat tempat mobil Jaemin tadi. "Aku memberitau mereka, tapi tadi aku melihat Jaemin pergi. Jeno juga tidak kelihatan." Begitu ucapannya selesai, Renjun dikejutkan dengan telapak tangan yang menarik kepala Renjun agar menoleh ke arah yang satunya.

"Aku disini." Senyum itu Jeno berikan tulus untuk Renjun.

"Jaemin tadi kemari untuk mengambil pesanan ibunya, sebentar lagi ia kembali." Lanjut Jeno, membuat Renjun mengangguk mengerti.

"Kau ingin apa kak?" Jeno beralih pada Xiaojun.

"Aku ingin tiga latte."

"Tiga?" Renjun mengerutkan dahinya mendengar pesanan sang kakak, apa kakaknya akan menghabiskan itu sendirian?

"Aku ada janji dengan temanku, sekalian aku pesan dari sini." Jawab Xiaojun.

Setelah itu Jeno meminta pegawai cafe membuatkan itu, serta smoothie yogurt milik Renjun. Tak lama, Xiaojun pun pamit setelah menerima pesanannya. Menyisakan Jeno serta Renjun disana, dengan duduk bersisian.

Tiba-tiba Jeno teringat sesuatu. "Tunggu sebentar." Ia beranjak dan pergi untuk mengambil sesuatu.

Saat kembali Jeno membawa satu buket bunga daisy untuk Renjun. "Aku membelinya saat hendak kemari tadi."

"Aku sebenarnya tak sesuka itu pada bunga daisy." Renjun menerima buket yang Jeno sodorkan padanya.

"Saat itu kau bilang suka." Jeno ingat betul saat keduanya dulu berada diantara hamparan bunga-bunga itu.

Renjun juga ingat, ia memang suka bunga daisy tapi Jeno seolah menganggapnya sefanatik itu pada bunga putih tersebut. Padahal kan Renjun tak sebegitunya.

"Iya, tapi...aku tetap terima karena Jeno yang memberikannya." Renjun tersenyum lebar setelahnya. Jeno pun tersenyum sambil mengacak surai Renjun, gemas saat melihat anak itu tersenyum cerah.

a lot like love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang