"Jeno, boleh kita berhenti di depan sana?" Renjun mencondongkan tubuhnya ke depan.
"Toko bunga itu?" Tanya Jeno.
"Ya." Renjun segera turun dari motor Jeno, lalu berlari memasuki toko bunga itu. Jeno tak berniat turun, ia duduk menunggu Renjun. Hingga tak lama Renjun kembali keluar membawa satu paper bag kecil dengan dua jus buah di tangannya.
Jeno mengernyit. "Itu toko bunga, atau cafe?" Tanyanya pada Renjun yang kini berdiri di depannya.
"Itu toko bunga, tapi aku kenal owner nya. Ia teman kak Xiaojun, dan aku bisa meminta beberapa menu untuk piknik padanya." Renjun memberikan satu jus buah tadi pada Jeno.
"Piknik?" Jeno turun dari motornya.
Renjun mengangguk. "Jeno mau kan? Cuacanya sedang bagus, sebelum semakin sore kita piknik dulu tak apa kan?"
"Okay, dimana?"
Renjun tersenyum setelah mendengar kata setuju dari Jeno, "Kesini." Renjun menunjuk tangga kecil di sisi toko bunga itu.
Jeno menaikkan halisnya tak percaya. Namun ia tetap mengikuti Renjun yang mengajaknya menuruni beberapa anak tangga itu, lalu yang tak Jeno sangka bahwa beberapa meter di depannya terdapat padang bunga yang cukup luas.
"Kak Yuqi bilang, kita bisa berpiknik disini." Renjun menyebut nama pemilik toko bunga tadi.
Jeno mengangguk-angguk. "Kita duduk disana." Renjun mengajak Jeno mendekati kumpulan bunga daisy.
"Maaf tak ada tikar." Renjun melirik Jeno yang mengekorinya, lalu mulai duduk dan mengeluarkan apa yang ia bawa di dalam paper bag. Dua sandwich dan satu kotak kecil berisi beberapa potong buah.
Renjun membagi sandwich itu dengan Jeno, dan setelah beberapa saat Renjun menatap Jeno ragu. "Jeno, benar tak ada yang ingin kau tanyakan padaku tentang keluargaku?" Ia tiba-tiba teringat Jaemin yang tadi mencoba meminta maaf.
"Memangnya kau mau aku bertanya apa?" Jeno menoleh pada Renjun.
"Tidak, hanya saja—
"Apa Jaemin bertanya hal aneh padamu kemarin?" Jeno curiga hal itu, karena sejak pagi Renjun terus memancingnya untuk bertanya mengenai keluarganya setiap sudah bertemu Jaemin.
Renjun berkedip, sebelum mencoba mengalihkan pembicaraan mereka. Renjun merutuk, padahal ia yang memulai pembicaraan mengenai hal ini. Tapi sekarang ia juga yang ingin memutus itu.
"Jeno kau suka bunga? Aku paling suka bunga daisy."
Jeno tau Renjun berniat mengalihkan pembicaraan mereka. "Kenapa?" Jeno tak berusaha mengembalikan topik awal juga, karena itu cukup menjawabnya. Kemungkinan Jaemin bertanya pada Renjun tentang keluarga atau rumor yang beredar tentang keluarga Renjun.
"Tidak ada alasan khusus, hanya suka saja." Jawab Renjun jujur.
"Renjun?" Panggil Jeno. Jarak keduanya tak jauh, hanya beberapa jengkal.
"Ya?" Renjun melihat Jeno yang menatapnya dalam, Renjun salah tingkah dengan itu. Apalagi dengan apa yang terjadi selanjutnya.
Jeno mengecup sayang dahi Renjun, ia terbawa suasana dengan matahari yang mulai menghilang dengan padang bunga yang terlihat begitu disukai Renjun itu.
"Besok mau pergi denganku?" Tanya Jeno tanpa tau bahwa Renjun nyaris tak bisa merasakan deru napasnya sendiri, Renjun kaget akan tindakan Jeno.
"Kemana?" Renjun mengalihkan lagi tatapannya menuju bunga-bunga di depannya.
"Hanya pergi mengisi Weekend."
Renjun kembali menoleh pada Jeno, dan mengangguk antusias. "Tentu."
KAMU SEDANG MEMBACA
a lot like love ✔
أدب الهواةNORENMIN JENO - RENJUN - JAEMIN [noren-jaemren] ⚠️ bxb boyslove