40. Meet

8.3K 1.3K 58
                                    


Sejak pertama kali membuka mata, pikiran Xiaojun hanya tertuju pada Renjun. Tadinya ia pikir mungkin karena ia tau bahwa kini ia dan sang adik hanya memiliki satu sama lain di dunia ini, tapi semakin kemari perasaan menjadi tak karuan. Heran saat mendapati Soobin dan Beomgyu menjenguknya, sementara adiknya tak ada.

"Renjun selamat kan malam itu?" Tak mungkin kan adiknya justru benar-benar tak selamat dari tembakan, ia masih ingat Renjun yang menangisinya. Kemungkinan besar Renjun selamat dan tak terluka, tapi Xiaojun kan tak tau apa yang terjadi setelah ia kehilangan kesadaran.

Dokter Park mengangguk. "Dia selamat, tapi ia begitu terguncang saat mendengar kau justru koma."

"Lalu sekarang dimana Renjun?" Aneh sekali saat adiknya tak terlihat sejak ia bangun. Apalagi saat Soobin berdalih bahwa Renjun masih sibuk belajar untuk persiapan ujian jadi ia tak sempat menjenguk Xiaojun. Benarkah Renjun begitu mementingkan belajar sampai melupakannya? Rasanya itu tak mungkin.

"Kalian harusnya sama-sama sibuk menghafal, tapi kenapa masih bisa menjengukku." Xiaojun menunjuk Soobin dan Beomgyu, membuat kedua remaja itu gelagapan.

Hingga akhirnya dokter Park mencoba menenangkan Xiaojun. "Xiaojun, sekarang lebih baik kau istirahat dulu. Tubuhmu masih begitu lemah, besok aku akan beritau tentang Renjun."

Xiaojun semakin curiga karena setelah dua hari ia terbangun pun Renjun tak juga muncul, tak tau kah bahwa ia begitu merindukan adiknya itu. Dan yang lebih membuat Xiaojun merasa ada yang disembunyikan oleh dokter Park adalah, dokter itu tak lagi menemuinya setelah hari itu. Bahkan yang selalu memeriksanya selalu dokter lain, dokter Park seolah memang menghindarinya.

"Maaf, aku belum ingin kembali ke ruanganku." Xiaojun menoleh pada seorang perawat yang mendorong kursi rodanya, Xiaojun baru selesai dengan terapinya. Ia mesti menjalani itu untuk mengembalikan kekuatan tubuhnya yang sudah lama tak digerakkan.

"Apa ingin melihat-lihat keluar sebentar?" Tanya perawat wanita itu ramah.

"Tidak. Bisakah kau mengantarku ke ruangan dokter Park?"

Lalu perawat itu kembali mendorong kursi roda Xiaojun menuju ruangan itu, namun begitu mereka melewati sebuah lorong. Terdengar suara ribut dari sana, Xiaojun menoleh untuk melihat apa yang terjadi hingga terjadi keributan di tempat ini. Dan dari tempatnya Xiaojun bisa melihat sosok yang begitu ia kenal, dua remaja yang menjadi sahabat adiknya Beomgyu dan Soobin. Sisanya Xiaojun tidak kenal.

"Boleh kesana?" Xiaojun ingin mengetahui apa penyebab Beomgyu berteriak-teriak di tempat ini.

"Kau pikir aku percaya padamu, setelah kau yang mencoba mendorongnya dari rooftop?" Beomgyu berteriak marah pada pemuda tan di depannya.

"Itu dulu! Aku bahkan kemari untuk meminta maaf, bukan untuk melukainya." Haechan berkata tegas.

Beomgyu masih tak percaya. "Lalu kenapa lengannya bisa terluka seperti itu, hah?"

"Aku tidak tau! Aku bahkan tak menyentuhnya sebelum ia nyaris pingsan." Haechan bisa merasakan Mark yang terus merengkuh pinggangnya, seolah takut Haechan kembali nekat menyerang Beomgyu setelah tadi nyaris membalas dorongan Beomgyu.

"Aku peringatkan kau Haechan! Aku tak akan pernah mengizinkanmu mendekatinya lagi." Wajah Beomgyu memerah karena emosi.

"Sudah kubilang aku tak melakukannya!"

Ucapan Haechan bagai angin lalu apalagi begitu dokter Park keluar dengan seorang perawat yang sudah membantu mengobati luka Renjun.

"Apa yang terjadi?" Jaemin yang lebih dulu bersuara.

"Renjun..." Ucapan dokter Park terhenti karena begitu ia mendongak ia menemukan Xiaojun yang berada tak jauh dari kumpulan anak remaja itu.

"Renjun?" Xiaojun menaikan sebelah halisnya mendengar nama sang adik, dengan cepat sulung Huang itu mencari keberadaan sang adik diantara orang-orang di depannya. Namun tak ada, hingga ia kembali bertatapan dengan dokter Park.

a lot like love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang