38. You are the cause

8.5K 1.3K 156
                                    


Renjun membuka matanya, ia bisa merasakan sekujur tubuhnya yang sakit. Air matanya turun seketika mengingat apa yang ia alami sebelum sampai disini, ia ketakutan. Isakan pelan keluar dari mulut Renjun, sebenarnya inginnya ia menjerit mengatakan ketakutannya tapi tenggorokan dan rahangnya bahkan sakit untuk sekedar mengucap kata.

"Kak Renjun!"

Ternyata bukan hanya Renjun yang berada dalam ruangan itu, Jisung disana bersama Jeno. Jeno sudah mengobati luka kecil di wajahnya, itu benar-benar hanya luka kecil dibandingkan luka di tubuh Renjun. Jisung segera bangkit dari duduknya dan menghampiri ranjang Renjun, begitu melihat Renjun yang menangis seperti itu Jisung kebingungan apa yang harus ia lakukan. Maka ia menoleh pada Jeno yang ikut menatap sendu sosok Renjun yang berbaring tanpa melakukan sesuatu, selain menangis pilu. Jeno pun tak sanggup melihat itu, ia memilih untuk pergi dari sana.

"Panggil Kakakmu kemari, aku akan menemui Jaemin." Jeno ingin memeluk Renjun, tapi takut menyakiti pemuda itu. Ia ingin segera meminta maaf pada Renjun, namun bukanlah waktu yang tepat mengingat mental Renjun masih begitu terguncang.

Jeno membuka pintu ruangan Jaemin, ia melihat kawannya itu tengah memakai jaket miliknya. Jaemin tak lagi memakai pakaian rumah sakit, ia sudah memakai baju miliknya yang dibawakan Nyonya Na yang kini terlihat mengomeli Jaemin yang begitu keras kepala ingin segera keluar dari rumah sakit.

"Jaemin, kau?" Suara Jeno membuat kedua orang itu menoleh, Nyonya Na langsung menghampiri Jeno dengan raut pasrahnya. "Jeno! Aku tak mengerti kenapa anak ini begitu keras kepala ingin segera keluar."

Jeno menatap Jaemin seolah meminta jawaban akan alasan pemuda Na itu ingin segera keluar dari sini.

"Aku akan mencari Renjun sendiri, kalau kau tak bisa melakukannya." Jaemin tak bisa diam saja sementara Renjun menghilang, ia ingin mengabarkan sendiri pada Renjun bahwa kakaknya sudah sadar dari koma, dan Jaemin harap Renjun baik-baik saja.

"Tapi dia sudah kembali sendiri tanpa perlu dicari." Jeno baru sadar bahwa Jaemin belum diberitau oleh siapapun bahwa Renjun sudah kembali sejak pagi.

Raut Jaemin yang tadinya begitu serius, kini mulai melunak. Senyumnya mengembang cepat mendengar kabar itu. "Benarkah? Dia baik-baik saja?"

"Tadinya iya, tapi begitu kembali ia justru—terluka." Jeno melirih di akhir kalimatnya, ia tak suka mengingat bahwa Renjun kesakitan. Dan mungkin sebelumnya ia juga memberi luka juga pada hati Renjun, karena mengacuhkan anak itu.

Jaemin mendekati Jeno dengan langkah pasti, menatap Jeno tajam. "Apa maksudmu dengan terluka?" Dan Jaemin baru bisa melihat beberapa luka diwajah Jeno dari jarak dekat, juga ia baru sadar bahwa seragam Jeno begitu kacau dengan beberapa noda debu dan darah? Jaemin membelakakkan matanya.

"Apa yang terjadi?!" Jaemin tak bisa membayangkan hal apa lagi yang menimpa Renjun, Ya Tuhan ia baru sadar beberapa hari dan langsung diberi kabar Renjun terluka? Ia bahkan belum bertemu pemuda mungil itu.

"Sean pelakunya." Jeno harap Jaemin mengerti hanya dengan mendengar itu, karena Jeno tak bisa mengatakan dengan rinci apa yang terjadi pada Renjun.

Jaemin menangkap cepat maksud Jeno, ia tau betul perlakuan Sean dan teman-temannya pada Renjun. "Sekarang mana Renjun?" Jaemin bertanya tak sabar, ingin segera melihat keadaan Renjun.

Setelahnya tak ada lagi percakapan, Jaemin hanya mengikuti langkah Jeno menuju ruangan yang Renjun tempati. Begitu sampai di depan ruangan Renjun, bertepatan dengan dokter Park yang baru keluar dari sana.

"Kalian ingin melihat Renjun? Sebaiknya tidak sekarang, ia tidak bisa bertemu terlalu banyak orang untuk saat ini."

Jaemin menghela napas lesu mendengar itu. "Lalu bagaimana dengan kakaknya?"

a lot like love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang