Noxious

8.6K 1K 85
                                    


Dihari itu, karena angin musim dingin berhembus kencang membuat orang-orang masih menggigil dan tak mau meninggalkan tempat hangat yang di tempati mereka. Tadi bahkan Renjun sempat enggan keluar dari mobil sang kakak begitu sampai disekolah, Renjun tak bisa membayangkan dinginnya saat nanti Renjun keluar walaupun memakai mantel sekalipun.

Hingga akhirnya Renjun menyerah dan memutuskan untuk segera keluar dari sana, menuju kelasnya dengan langkah cepat. Saat tangan hangat Jaemin menahan lengannya. "Kenapa buru-buru sekali?"

"Aku tak mau kedinginan kalau terus-terusan di luar." Jawab Renjun, ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku mantel Jaemin dari depan. Sehingga mengharuskannya berdiri lebih dekat dengan Jaemin.

Jaemin tak keberatan, ia tersenyum saat hidungnya bisa mencium wangi Renjun saat anak itu berdiri berhadapan dengannya. "Ini." Jaemin menyodorkan satu minuman kaleng hangat pada Renjun, setelah minuman itu berpindah tangan pada tangan Renjun. Jaemin mengangkat kedua tangannya, menangkup kedua pipi Renjun.

Senyum cantik milik Renjun terulas seketika begitu merasakan hangat menjalar dari telapak tangan besar milik Jaemin.

"Apa cukup hangat?" Tanya Jaemin dengan senyuman, saat melihat kekasihnya itu tersenyum.

"Hangat." Renjun mengangguk pelan. Dan perasaan kecewa merayap di hati Renjun, saat Jaemin justru melepas tangkupan di pipinya.

"Ayo aku antar ke kelasmu, seperti yang kau bilang. Kau akan semakin kedinginan jika terus di luar." Jaemin merangkul bahu Renjun, kembali memindahkan hangat di lengannya pada bahu sempit pemuda yang sekarang berstatus sebagai kekasihnya.

"Apa Jeno sudah datang?" Tanya Renjun sambil mencoba membuka tutup minuman yang diberikan Jaemin tadi.

Jaemin meraih itu, sebelum Renjun dapat membukanya. Jaemin membuka penutup minuman itu, dan menyerahkan kaleng hangat itu pada genggaman Renjun. "Sepertinya sudah, motornya sudah aku lihat ada."

"Masuklah." Setelah sampai didepan kelas Renjun, Jaemin melepas rangkulannya pada Renjun. Meninggalkan kecupan hangat di pipinya, dan terakhir mencium lama bibir Renjun. Sebelum kembali menyuruh Renjun agar segera memasuki kelasnya.

"Terimakasih." Ujar Renjun memeluk Jaemin dengan erat, lalu berlari memasuki kelas.

"Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Renjun." Jeno meraih jemari Renjun untuk ia genggam, keduanya duduk bersisian setelah Jeno menyeret kursi lain untuk diletakkan di samping Renjun.

Renjun tersenyum senang mendapati hangat kembali ia dapat dari telapak tangan besar Jeno. "Ya?"

"Tahun baru nanti, kita melihat kembang api bagaimana?" Jeno mengusap lembut tangan mungil Renjun yang berada dalam genggamannya.

"Jeno, kau tau aku tak akan bisa melakukan itu."

Renjun bahkan nyaris melupakan bagaimana rasanya menikmati indahnya langit saat dihiasi kembang api. Karena traumanya akan suara keras macam ledakan, dan kembang api masuk hitungan. Saat Beomgyu dan Soobin sering mengajaknya juga dulu untuk melihat festival, Renjun menolak keras. Ia akan menyalakan musik keras di kamarnya jika tau bahwa di sekitar gedung apartemennya ada acara perayaan. Kalau pun kecolongan, Renjun akan berakhir menangis ketakutan setelah mendengar suara keras itu.

a lot like love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang