Udah ketemu belum Renjunnya? ^^
Setelah semalaman itu ia menangisi diri sendiri karena melihat kacamata yang justru mengingatkannya pada Jeno, yang kini terasa begitu asing padanya. Pagi-pagi sekali, Renjun sudah berlari menuruni kamar. Meminta tolong pada wanita yang terlihat tengah menyiapkan sarapannya.
"Bibi, boleh aku meminta es batu?"
"Untuk apa?— astaga, Renjun ada apa dengan matamu?" Wanita itu adalah pengurus rumah Renjun sejak ayah ibunya masih ada.
Iya, Renjun memutuskan untuk pulang kerumahnya setelah sekian lama. Kemarin ia menghubungi orang kepercayaan ayahnya yang kini bertanggung jawab mengurus bisnis keluarga Huang, ia mengatakan ingin pulang ke rumah. Dan pria itu menjemputnya sepulah sekolah, pria itu jelas senang karena Renjun mau pulang setelah waktu berlalu. Alasan Renjun pulang, hanya ingin beristirahat sebentar dari segala kenyataan yang terasa begitu mencekik.
Ditambah wajahnya memiliki lebam setelah mendapat tendangan waktu itu, Renjun tak mau Beomgyu dan Soobin melihatnya. Maka kemarin ia memilih tak pergi ke sekolah, dan mematikan ponselnya. Menghindari komunikasi dengan semua orang, setidaknya satu hari saja. Ia juga meminta semua orang di rumahnya tak menghubungi keluarga Beomgyu ataupun Soobin.
"Aku menonton film, bi." Dusta Renjun. "Hari ini aku akan pergi sekolah, Beomgyu dan Soobin pasti mencariku."
"Apa lukamu sudah membaik?" Wanita itu ingat saat Renjun kembali kemari, ia melihat anak majikannya itu memiliki luka di pelipis dan lebam di sekitarnya. Saat ditanya anak manis itu menjawab ia terkena hantaman bola.
Renjun menyentuh pelipisnya, lebam itu masih terlihat. Tapi mungkin akan tertutup jika Renjun menurunkan poninya, dan tak menata rambutnya. "Ini baik-baik saja, bi."
"Syukurlah, kau ingin makan apa nanti pulang sekolah?" Tanya wanita itu, ia dengar dari Renjun sendiri. Anak itu akan lebih sering pulang kemari, termasuk hari ini. Wanita itu begitu senang mendengar kabar itu, Renjun begitu ia sayang. Ia banyak melihat pertumbuhan Renjun, dari anak periang hingga menjadi rapuh setelah keluarganya tak ada.
Renjun akan kembali menempati rumah yang menjadi kenangan kehangatan keluarganya dulu, Renjun tak tau kapan dirinya akan menyerah dan tidak bisa kembali. Jadi ia memanfaatkan waktu yang ia miliki untuk merasakan lagi suasa rumahnya.
Renjun terlihat berpikir, sembari mengompres matanya dengan es batu yang dibungkus kain. "Aku mau sup hangat." Jawab Renjun.
"Itu memang cocok untuk cuaca yang mulai dingin seperti ini." Wanita itu, menggeser menu sarapan Renjun. "Sekarang makan dulu, sebelum pergi mandi."
"Iya, terimakasih bi." Renjun tersenyum lembut, perasaan wanita itu menghangat melihat senyum itu. Ia harap bisa terus melihat senyum itu.
"Aku akan membangunkan paman Im untuk segera mengantarmu ke sekolah."
Renjun mengangguk dengan itu. Melihat ruang makan ini, ia rindu saat keluarganya masih utuh. Meja makan ini selalu terasa ceria setiap paginya, tidak seperti saat ini. Begitu sepi.
Dalam perjalanan ke sekolah, Renjun menyalakan kembali ponselnya. Begitu banyak panggilan dari orang-orang yang datang sejak kemarin, Renjun tau Beomgyu dan Soobin pasti mencarinya. Tapi ada satu nama yang membuatnya terpaku.Jeno.
Apa Jeno juga mencarinya? Rasanya tidak mungkin setelah apa yang terjadi sebelum-sebelumnya. Mungkin Soobin yang meminjam ponsel Jeno untuk menghubunginya.
Satu panggilan masuk mengembalikan Renjun dari lamunannya, itu dari Beomgyu. "Iya?" Baru satu kata yang Renjun ucapkan, langsung terdengar suara Beomgyu yang terdengar serak.
📞 "Renjun?! Kemana saja kau, kenapa baru mengangkat telponku? Sekarang kau dimana? Katakan, aku akan menjemputmu."
"Aku sebentar lagi sampai di sekolah." Jawab Renjun pelan, ia bisa mendengar suara Beomgyu yang tercekat. Eh? Menangis?
"Beomgyu? Kau baik-baik saja?"
📞 "Harusnya aku yang bertanya itu padamu. Kau baik-baik saja kan?" Sekarang Beomgyu tak menahan lagi tangisnya, isakannya terdengar jelas di telinga Renjun.
"Aku baik-baik saja, maaf mengkhawatirkanmu."
📞 "Kau pergi ke sekolah?"
Renjun mengangguk tanpa sadar. "Iya, sebentar lagi aku sampai."
📞 "Jangan dulu masuk, tunggu aku di gerbang depan." Setelahnya Beomgyu mematikan telponnya.
Renjun menatap ponselnya lama, ia membuat Beomgyu begitu khawatir bahkan sampai-sampai pemuda itu menangis. Renjun merasa bersalah karena pergi tanpa kabar, tapi sudah ia katakan ia juga ingin beristirahat sehari saja.
"Paman, disini sebentar. Aku masih harus menunggu Beomgyu." Renjun menyuruh pria itu agar menghentikan mobilnya didekat gerbang, dan Renjun memutuskan menunggu Beomgyu di dalan mobil.
Beberapa saat kemudian Renjun melihat mobil Soobin yang memasuki gerbang. "Paman, terimakasih sudah mengantarku. Beomgyu sepertinya sudah datang."
"Apa nanti perlu dijemput?" Tanya pria itu, rasanya ia sedang bernostalgia kembali bekerja mengantar anak majikannya itu.
"Tidak usah." Setelah itu Renjun berlari menghampiri mobil Soobin, dan benar begitu pintu penumpang terbuka. Beomgyu menghambur kedalam pelukan Renjun, tak menyangka mendapati Renjun kembali berada di depannya.
"Kemana saja kemarin kau menghilang?" Berbeda dengan Beomgyu yang memeluknya erat, disertai tangisan pelan. Soobin bertanya khawatir, tapi ia bersyukur melihat Renjun yang terlihat baik-baik saja.
"Aku pulang ke rumah." Jawab Renjun, sesekali ia mengelus punggung Beomgyu pelan.
Soobin mengerutkan dahinya. "Pulang? Aku bahkan bolak balik ke apartemenmu. Kau tak ada."
"Bukan apartemen, tapi rumah." Kata Renjun.
Beomgyu melepas pelukannya, menatap Renjun. "Rumah orangtuamu?"
Anggukan dari Renjun membuat kedua orang yang sejak kemarin mengkhawatirkan pemuda Huang itu menghela napas. "Itu benar-benar tempat yang tak aku pikirkan sama sekali." Soobin benar-benar tak terlintas sedikitpun tentang rumah Renjun.
"Dan kenapa ponselmu mati? Kami kesulitan mencarimu." Beomgyu berubah galak setelah tangisnya berhenti.
"Maaf." Lirih Renjun, tanpa berniat menjelaskan lebih lanjut.
_________
Maaf pendek lagi 🙏🏻🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
a lot like love ✔
FanficNORENMIN JENO - RENJUN - JAEMIN [noren-jaemren] ⚠️ bxb boyslove