35. Hidden wound

7.8K 1.2K 69
                                    

Jangan dulu baca part ini kalo suasana hati kalian lagi buruk!
Simpen dulu aja buat nanti.

Inget ya?! Ini cerita imajinasiku aja. Genrenya angst, jangan nambah jelek suasana hati kalo emang lagi gak baik buat baca angst.

Selamat hari jumat! ^^





Selamat hari jumat! ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Sulit sekali melepas Beomgyu pagi ini, pemuda itu terus menempeli Renjun. Ia beralasan jika mengalihkan diri lagi, takut Renjun kembali hilang. Beomgyu memeluk lengan Renjun erat, Renjun sendiri menahan ringisan tiap tangan Beomgyu menekan luka dibalik almamaternya itu. Luka itu Renjun dapat karena ulahnya sendiri kemarin dirumah, ia pulang tak hanya sekedar pulang. Ia mengunci diri dikamar setelah mengatakan pada para penghuni rumah bahwa ia akan istirahat. Padahal didalam sana Renjun menyayat dirinya sendiri tanpa ampun, ia merasa bahwa itulah cara ia menghukum dirinya sendiri. Seperti apa yang sering ia dengar, bahwa dirinya itu begitu banyak membawa dampak buruk bagi dunia. Maka Renjun merasa pantas mendapat segala kesakitan ditubuhnya sebagai hukuman.

Luka sayatan ditangannya tak Renjun obati, ia hanya membiarkan darah yang mengalir itu berhenti sendiri. Sekarang pun ia pergi ke sekolah dengan tak menutup luka itu, selain hanya tertutup almamater sekolahnya. Dan dengan tingkah Beomgyu yang dari tadi terus memegang lengannya, Renjun takut lukanya kembali mengeluarkan darah lalu Beomgyu menyadari itu. Memang almamater itu berwarna gelap, jadi tak akan terlihat jika muncul noda darah sebanyak apapun. Tapi Beomgyu akan merasakan basahnya baju Renjun, dan akan mencurigai hal itu karena tiba-tiba lengan bajunya basah dari dalam.

"Beomgyu, aku harus pergi pada guru membahas tentang absenku kemarin." Renjun mencoba melepas tangan Beomgyu, untungnya anak itu tak keras kepala.

"Soobin, Beomgyu pergi ke kelas, sebentar lagi bel. Kalian tak perlu menemaniku." Ujar Renjun saat mereka terus mengikuti langkah Renjun.

Beomgyu menggeleng keras. "No! Aku takut kau hilang lagi."

"Tidak akan." Renjun menghela napas, lagi pula tempat mana lagi yang akan ia jadikan untuknya kabur.

"Benar?" Beomgyu memicingkan matanya, lalu tersenyum begitu Renjun mengangguk yakin. Setelah itu ketiganya berpisah menuju kelas masing-masing, dan Renjun yang melanjutkan langkahnya menuju ruang guru.

Setelah mengatakan alasan yang bisa diterima oleh guru, akhirnya absennya hari kemarin dimengerti dan diberi keterangan sakit. Selesai dengan itu, Renjun segera menuju kelasnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
a lot like love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang