EMPAT

26.3K 1.6K 51
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo hamil hm?" Tanyanya membuat Sena ketakutan.

Tubuh Sena bergetar kuat saat skava tahu bahwa dirinya sedang hami. Sekarang ia harus apa?

"Apa anak yang sekarang lo kandung itu anak gue?" tanya nya dengan sorot mata yang tajam.

Namun bukannya menjawab Sena malah terdiam sambil terisak. Hatinya terseyat ketika skava menanyakan janin yang dikandungnya saat ini adalah bukan anaknya.

"Gue nanya anak yang lo kandung sekarang itu anak gue bukan?!" Tanya lagi skava dengan menekan kata-kata nya.

"Iya t-tolong j-jangan bunuh anak ini aku mohon a-aku gak akan minta pertanggung jawaban kakak, Karna anak ini gak salah apapun, Aku udah gak punya siapa-siapa lagi hanya anak yang sekarang aku kandung yang aku punya." Ujar Sena sambil menangis terisak.

Skava yang mendengar itupun merasa sangat bersalah Karna telah menghancurkan masa depan Sena. Benar saja yang selama ini ia takutkan kejadian. Ia telah menghamili adik kelasnya yang masih sangat muda.

"Udah Berapa Minggu?"

"D-dua Minggu" Jawab nya masih terbata-bata karna takut melihat tatapan tajam Skava.

Skava mengambil nafasnya dalam-dalam. "Gue Minta maaf atas apa yang udah gue lakuin malam itu!"

"I-iya aku udah maafin kakak tapi aku mohon jangan suruh aku buat gugurin anak ini aku udah terlanjur sayang sama anak ini." Ujarnya.

"Kenapa lo nuduh gue akan bunuh anak yang lo kandung saat ini?"

"Aku takut kalo kakak gaterima anak ini hiks.." Isak Sena.

Skava menghembuskan nafasnya kasar. "Lo tinggal sama siapa dirumah ini?" Tanya nya kepada Sena.

"Aku cuman sendiri dirumah ini"

Skava menaikan satu alisnya. "Kemana orang tua Lo?"

"Meninggal Karna kecelakaan tiga tahun yang lalu." Jawab sena seadanya.

"Apa sodara lo gak ada sama sekali yang jengukin lo?"

Sena menggelengkan kepalanya. "Paman sama bibi aku sebenarnya masih ada di Jakarta tapi gak pernah jengukin aku." Jawabnya lagi.

Skava benar-benar merasa bersalah apa yang sudah ia diperbuat oleh Sena, dia begitu malang hidupnya.

"Ikut gue!" Ujarnya langsung menarik pergelangan tangan Sena

"Gak kak, aku gak mau. aku mohon, aku akan pergi jauh sama anak yang sekarang aku kandung dari hidup kak skava tapi tolong biarkan anak ini hidup didunia!" ujarnya sambil menangis.

"Lo apa-apansih gue gak akan Setega itu sama anak gue sendiri, sekarang Lo ikut gue!" Kesalnya nya dengan nada tinggi lalu membawa Sena kerumah orang tua nya.

Sena hanya Pasrah mengikuti perintah skava saat ini.

****

Motor skava terparkir dihalaman rumah besar dihadapanya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Motor skava terparkir dihalaman
rumah besar dihadapanya ini. Mewah!
Sena tertegun Karna rumah ini begitu luas dan ketat penjagaan nya. Banyak para bodyguard yang berjaga.

Tanpa menunggu lama Skava langsung menarik tangan Sena untuk masuk kedalam rumah itu. Para bodyguard  langsung menyapa skava dengan ramah namun hanya di acuhkan olehnya.

Skava memasuki rumahnya yang besar dan mewah itu. Ia melihat ibu tirinya yang datang kearahnya.

"Skava sayang kenapa kamu pulang gak bilang mamah? kalo gitu tadi mamah masak makanan kesukaan kamu." Ujar Titia.

"Bukan Urusan Lo." Ketus Skava.

Sena sedikit Terkejut dengan jawaban skava yang tidak sopan itu kepada mamahnya.

Sedangkan Titia hanya tersenyum getir lalu melirik Sena yang dari tadi di gandeng oleh Skava

"Kamu pacar nya skava ya sayang?" Tanyanya tersenyum hangat kepada Sena.

"Buk-" Belum sempat Sena berbicara ada seorang yang memanggil nama Skava.

"Ingat rumah juga kamu skava!" Ujar seorang pria yang tak lain adalah Aryo papah kandung Skava.

"Kemana saja kamu tidak pernah pulang?" Tanyanya dengan sorot mata nya tajam menatap skava.

"Mas kita duduk dulu yuk biar enak ngomong nya, ayo sayang." Ujar Titia lalu mengajak Sena duduk di bangku minimalis.

Skava menghela nafasnya sejenak. "Gue udah ngehamilin perempuan!" Ujar skava jujur.

Aryo yang terkejut langsung Menarik baju Skava dan siap  Memukulinya. Anak kurang ajar. Tidak sopan. Ia sudah muak dengan anak yang satunya ini.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Emosinya meluap."BERANI SEKALI KAMU BERBICARA SEPERTI ITU DI DEPAN SAYA!!" Emosi Aryo.

Titia menangis Karna Aryo menonjok anak nya berkali kali. Ia tidak tega melihat Skava dipukuli Seperti itu.
Sedangkan Sena juga hanya menangis tanpa suara. Ia takut.

"Cukup, sudah kita dengarkan penjelasan Mereka berdua dulu!" Isak Titia berteriak.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Lagi dan lagi Aryo memukuli Skava,
skava menerima tinjuan papah nya itu. Ia pantas mendapatkan semuanya.

"Papah tidak pernah ajarkan kamu bermain dengan perempuan skava, papah sangat kecewa dengan kamu!!" Tegasnya.

"Jelaskan kenapa kalian bisa melakukan seperti itu?!" Tanyanya menahan emosi.

"Maafkan saya Om, saya tidak akan meminta pertanggung jawaban dari skava saya akan pergi jauh dari keluarga ini." ujar Sena membuka suara.

"Gue ngelakuin itu Karna ada yang jebak gue waktu malam itu di club ." Ucap skava santai.

"PAPAH SUDAH PERNAH BILANG BERKALI KALI SAMA KAMU JANGAN PERNAH MENGINJAKAN DIRI KAMU DI TEMPAT HARAM ITU SKAVA!" Emosi Aryo. Ia sudah berkali-kali Mengingatkan Skava Namun anaknya ini tetap saja Melanggar.

Bugh!

Bugh!

Sena tidak tega melihat skava terus diditinju oleh orangtuanya itu. Namun apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia tidak bisa menolongnya.

"PAH SUDAH STOP KASIAN SKAVA!" Teriak Titia tidak tega melihat skava dipukul berkali kali oleh suaminya.

"BESOK KALIAN HARUS MENIKAH!" Tegas Aryo.


****

See you!

Jangan lupa vote+komen! Terimakasih.

-araa

SKAVA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang