ENAM PULUH ENAM

5.2K 307 29
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

****

Dirumah sakit tempat Skava dirawat Reyhan mengepalkan tangannya kuat. Yang baru saja ia ketahui sekarang adalah Skava sudah tidak ada lagi keberadaannya dirumah sakit ini. Kata Dokter Skava sudah diberangkatkan ke luar negeri. Tetapi ia masih tak percaya karena waktu begitu sangat cepat.

Reyhan menghembuskan nafasnya kasar. "Kalo Papah tau pasti bakal marah...."

"Apalagi Sena.. Gue gak tau apa yang bakal terjadi nanti..." Reyhan tanpak frustasi. Ia menggigit bibir bawahnya.

Reyhan mengambil ponselnya yang berada dalam kantong celana kerjanya. Menyalakan benda pipih itu untuk menelfon seseorang.

Drttt drrttt...

Meski perasaan yang bergemuruh tak sabaran Reyhan berusaha sabar. Mengapa telfon Papahnya tidak aktif. Ia mencoba memberitahu kabar ini kepada Aryo.

Berdecak kesal ia kembali mencari nomor ibunya.

Hingga telfon diangkat dari Titia.
"Hallo nak, kenapa sayang?"

"Mah... Lagi sama Papah?"

"Mamah sedang ada diluar kebetulan tadi mamah ke kantor papah tapi papah kamu sedang ada rapat tidak bisa diganggu. Kenapa Rey?" Titia yang sedang berada disebrang sana bingung.

Reyhan lagi-lagi menghembuskan nafasnya kasar. "Opa Bimo Mah... Dia udah berhasil dibawa pergi sama Opa Bimo," ucapnya.

Titia disebrang sana terkejut. Bagaimana bisa?
"Rey! Kamu serius? Bagaimana bisa. Bahkan mamah sama papah aja tidak tau?"

"Serius mah! Reyhan udah coba telfon papah tadi tapi nomornya gak aktif."

"Apa Sena dan yang lain sudah tau?" tanya Titia tanpak khawatir.

"Belum kayaknya mah, cuman Reyhan yang baru tau."

Titia menganggguk mengerti. "Kamu tunggu disana, Mamah bakal secepatnya datang."

Reyhan menganggguk mengiyakan sebelum sambungan itu terputus. Sekarang ia hanya bisa pasrah jika ia berfikir ini terlalu cepat waktunya. Mana bisa, tapi ia memikirkan siapa Pria tua itu yang tak lain Opa Bimo. Pasti apa saja bis aia lakukan termasuk membawa Skava diam-diam seperti itu.

****

Sena merapihkan buku-buku nya kembali setelah pelajaran selesai. Dijam istirahat kedua ini Sena tidak berniat untuk Pergi ke kantin bersama yang lain.

"Kamu serius Sen, gak mau ke kantin?" tanya Rahel sekali lagi.

Sena menoleh dan Mengangguk. "Aku lagi pengen dikelas aja Hel. kamu duluan aja."

Rahel mengangguk. "Oke, tapi kamu mau nitip makanan gak" tanyanya.

Sena menggeleng. "Nggak, aku lagi gak lapar juga Hel." balasnya.

Rahel kembali mengangguk. Ia akan menyusul yang lain yang pastinya sudah ada dikantin. Sedangkan Sena Dirinya hanya menyatat tugas yang tadi diberikan guru untuk dikerjakan dirumah.

SKAVA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang