ENAM PULUH LIMA

5.7K 309 16
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

VOTE JIKA UPDATE INGIN CEPAT!

****

Malam harinya kini ada beberapa anggota dari Revogas yang menjenguk Skava dirumah sakit. Hanya ada beberapa orang saja tidak terlalu banyak karena ini rumah sakit Vinsen sebagai wakil ketua tidak ingin terlalu banyak orang yang menjenguk.

Mereka berkumpul diluar ruangan tidak ada yang diperbolehkan masuk karena beberapa alasan dari dokter. Sebagai inti Vinsen, Zidan, Flor dan Juga Bon-bon sedang bercengkrama diluar ruangan. Dan ada juga Xansa disana ia turut ikut mengetahui keadaan Skava saat ini.

"Belum ada perkembangan juga dari Skava?" tanya Xansa.

Vinsen menggeleng. "Belum,"

Semua menghembuskan nafasnya berat. Baru pertama kali ini mereka semua melihat Skava terbaring parah didalam. bahkan selama mereka menjadi anggota dari geng Revogas tidak pernah melihat Skava sakit parah. Apalagi sampai masuk rumah sakit karena musuh, Mungkin.

"Gue curiga banget siapa yang udah berani beraninya ngelakuij hal ini bangsat." umpat Bon-bon masih terdengar jelas oleh yang lainnya.

Flor bangun dari kursi tempat duduknya. "Siapapun yang udah berani membuat Skava kaya gini. Dia harus dapat balasan yang setimpal, bahkan lebih"

"Apa selama ini ada orang yang mencurigakan?" Xansa bertanya.

"Elvio." Zidan membuka suara.

Semua menatap kearahnya dengan tatapan terkejut. Bahkan sudah ada yang mengepalkan tangannya.

"Bisa aja Elvio yang udah ngelakuin hal ini, dia berhasil kabur dari penjara dan susah buat dicari. Bahkan keberadaan nya polisi gak bisa nemuin." Zidan menatap kearah depan dengan datar.

Semua yang berada disitu menganggguk dan terdiam. Ada benarnya perkataan Zidan itu, mereka tidak punya banyak musuh yang berani berbuat seperti ini. Dan mereka juga yakin ini semua ulah Elvio.

Flor mengepalkan tangannya. Urat urat dilehernya bahkan sudah terlihat. Menandakan Lelaki itu sedang menahan amarah. "Brengsek!"

Ceklek

Sena baru saja keluar dari ruang Skava. Ia sedari sore menemani lelaki itu dan berharap ada perubahan Namun, hasilnya sama sekali tidak.

Sena tersenyum ramah kearah semuanya ia mengenali wajah mereka semua yang berada disini.

"Em, Sen mending lo pulang aja biar gue yang jagain Skava malam ini dan besok lo harus sekolah lagi." Vinsen berbicara kepada Sena yang baru saja keluar.

Sena tampak Ragu. Ia memikirkan hal itu sesaat.

Vinsen memegang bahu Sena. "Kita semua harus yakin, Skava bakal sadar secepatnya. Lo tenang aja kalo ada apa-apa sama Skava gue bakal kabarin"

Vinsen melirik Zidan seperti menandakan sesuatu.

Zidan pun berjalan kearah Sena. "Yuk, pulang besok kita kesini lagi, lo juga harus banyak-banyak istirahat." ucapnya.

"Iya Sen, lo harus banyak-banyak istirahat jangan sampai nanti lo sakit gara-gara kecapean. Kita semua ada disini buat jagain Skava." Xansa berucap ia tersenyum kearah Sena.

SKAVA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang