EMPAT PULUH SATU

10.6K 735 57
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

SKAVA: VOTE DULU!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bugh!

Bugh!

Tinjuan Demi tinjuan Diberikan Oleh Skava. Ia Marah, Emosinya Belum Cukup. Ia belum Merasa Puas Ketika Vero hanya Mengeluarkan Darah dari Mulutnya Karna tinjuannya Begitu Keras, Hingga Keluar Darah Segar dari Hidungnya Vero.

Sena Yang Melihat Itu sedari Tadi Hanya Menggelengkan Kepalanya sambil menangis' ia tidak habis pikir dengan skava. Memisahkan Skava Pun tidak bisa

Fleesback on.

"Sekali lagi Makasih Kak." Ucap Sena. Vero Menatap Sena lekat. Jujur ia Masih sangat cinta dengan
Vero Mendekatkan Dirinya kearah Sena, Sepontan Sena Mundur.

"K-kak."

Vero Langsung Memeluk Tubuh Sena. Rasanya Sangat Nyaman berada Di pelukan Orang yang ia cintai.

Tak lama Vero Melepaskan Pelukannya. Ia mengetahui Sena tidak nyaman dengan itu.

Veri tersenyum "Maaf gue nggak bermaksud."

Sena Mengangguk Mengerti.

"Sen boleh gue sentuh Perut lo?" Tanya Vero. Ia ingin sekali Mengusap Perut Buncit Sena. Menurut nya sangat Lucu.

Sena Terdiam Lalu Mengangguk Pertanda Ia mengizinkan nya. Vero yang mendapatkan respon itu bahagia, ia mensejajarkan Dirinya dengan perut sena dan tangannya terulur Menyentuh.

Namun. Tiba-tiba Saja Skava datang. Skava Memukuli Vero dengan Muka yang Kemerahan Pertanda ia sudah dikuasai oleh emosi.

Sena yang melihat Kedatangan Skava Terkejut. Skava Pasti akan salah Paham lagi dengannya.

Fleesback on

"BERANI LO SENTUH ISTRI GUE!" Teriak skava Murka. Lalu Ia menendang Bagian Perut Vero, Hingga vero tersungkar.

"KAK KAMU SALAH PAHAM!" Sena Mencoba Menjelaskan Semuanya Tetapi Semua itu Tidak Skava Tanggapi.

Skava Kembali Menarik Bagian Baju Vero agar Berdiri.

"GUE BILANG NGGAK USAH DEKETIN SENA LAGI APA LO TULI HAH!"

Vero Tertawa Remeh "Banyak Bacot lo, Kemana aja lo baru Dateng? Sena Hampir ketabrak Motor aja lo gak ada di sampingnya." Makinya.

Skava lalu Terdiam. Ia Menatap Kearah Sena tidak Meyangka. Langsung saja skava Menarik tangan Sena Menuju Motornya. Tanpa ba-bi-bu

Selama diperjalanan Hanya ada Keheningan. Skava tidak tau harus Marah Atau Tidak, Disisi lain ia Merasa Bersalah. Dan Juga ia Marah terhadap Sena. Kejadian Seperti Ini Tanpa pertolongan Dirinya lagi Membuatnya Merasa Bersalah. Bagaimana tidak, Itu Tentu saja Membahayakan Sena dan Juga Calon anaknya.

SKAVA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang