SKAVA: VOTE DULU!
****
Didalam ruangan kini masih terdapat seorang lelaki yang masih memejamkan matanya. Tidak ada pergerakan dari Skava sampai saat ini. Keadaan nya juga masih sama tidak ada kata baik.
Vinsen, Zidan, Flor dan juga Bon-bon menatap tidak percaya apa yang sekarang terjadi. Shok mereka tidak menyangka kejadian seperti ini terjadi kepada Skava saat ini.
Vinsen menatap Skava dengan mata yang hampir berkaca-kaca setelah tahu tentang keadaan Skava saat ini. Zidan lelaki itu tidak percaya dengan semua ini, waktu terlalu cepat baru saja kemarin ia bertemu dengan Skava. Flor dan juga Bon-bon pun sama berfikir seperti itu.
Mereka hanya diam menatap seseorang yang sedang terbaring dengan alat medis yang ada ditubuhnya.
"Apa yang terjadi sama lo Skav, padahal baru kemarin kita ketemu." Gumam Zidan.
Vinsen memegang sisi ranjang tempat tidur Skava. Pandangannya masih tertuju pada mata tertutup sepupunya.
"Bangun, Sena nunggu lo." ucapnya.
Flor menghembuskan nafasnya sesak. "Gue akan cari siapa penyebab ini semua terjadi Skav. Gue janji."
Bon-bon mendekat kearah Skava terbaring dan menundukkan pandangan nya. "Bajingan kalo lo sampai gak bangun, lo harus bisa lewatin masa kritis lo.."
Zidan mengalihkan pandangannya kenapa sesuatu seperti ini harus terjadi.
Mereka yang masih memakai seragam sekolah pun hanya bisa diam dan menatap kearah Skava. Tidak bisa berkata apapun didalam ruangan yang berisik dengan alat medis, Vinsen mengepalkan tangannya siapapun yang melakukan ini kepada orang terdekatnya harus mendapatkan balasan yang setimpal bahkan lebih.
****
Arga menatap anaknya yang berada dihadapannya saat ini. Vera seperti enggan menatapnya, terlalu sakit entah mengapa ketika melihat wajah sang Papah.
"Maafkan papah Vera, papah gagal menjaga kamu..."
Arga mengambil tangan anaknya itu untuk digenggam. "Papah sudah tega membuat kamu terkurung didalam sini nak... "
Vera menggeleng. "Semua bukan salah papah, Papah gak usah merasa bersalah kaya gitu. Aku yang salah. Aku udah jadi pembunuh dan hampir ngerusak rumah tangga orang." ucapnya.
Arga terdiam sesaat. "Papah sudah gagal mendidik kamu, kamu tumbuh besar tanpa seorang ibu dan besar tanpa kepedulian papah mu sendiri. Papah sudah banyak egois terhadap kamu Vera..."
KAMU SEDANG MEMBACA
SKAVA {ON GOING}
Teen FictionMengisahkan sepasang pemuda yang harus menjalani pernikahan sakral, pernikahan yang dibuat bukan berdasarkan cinta ataupun obsesi, melainkan dari sebuah kesalahan yang dilakukan oleh seorang anak lelaki yang menghamili salah satu siswa disekolahnya...