ENAM PULUH DUA

6K 374 15
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

PERBANYAK VOTE/KOMEN DAN AKAN SEGERA UPDATE KEMBALI JIKA VOTE SUDAH CUKUP!

****

Sena menyuapi sendokan terakhir untuk Skava. Lelaki itu sangat menyebalkan Sena pagi ini, Skava hanya minta makan berdua dengan satu piring dan juga ia ingin makan disuapi oleh Sena. Aneh memang.

"Lagi?" tanya Sena mendapatkan gelengan dari Skava.

Sena mengangguk lalu menaruh piring itu kembali dan segera memberi Skava air putih. Lelaki itu terlihat sudah kenyang Karna sudah menambah dua kali. Bagaimana tidak ketagihan dengan masakan istrinya karna terlalu lezat.

"Makasih istri, udah mau masakin dan suapin gue."

Sena terkekeh kecil. "Hemm, sana mandi kamu kan tadi belum sempat mandi."

Skava mengangguk sebelum ia pergi meninggalkan Sena. Ia segera mengecup singkat bibir istrinya. Lalu segera berlari menuju kamarnya.

Sena menggeleng kan kepalanya. Tidak aneh dengan itu. Ia segera membawa bekas makan nya menuju dapur dan mencuci piring yang kotor.

Bergelut dengan itu semua dilihat sudah tidak ada lagi yang perlu dicuci Sena mengelap tangannya dengan lap. Ia segera berlari kecil menuju lantai atas menyiapkan baju untuk Skava.

Sena membuka kamarnya, kamar yang sudah lama tidak ia tinggali. Lebih terasa nyaman disini. Ia mengambil buku-buku Skava yang berada dikasur. Menaruhnya kembali ketempat asal.

Mungkin lelaki itu jika sudah selesai belajar tidak menaruh kembali ke tempat asalnya.

Sena membuka lemari. Ia memilih baju dan celana untuk Skava pakai hari ini, baiklah ia akan memilihkan Skava baju hitam dengan celana cream. Sebelum kembali menutup lemari Sena dibuat terdiam dengan sebuah kotak. Tangannya sedikit bergetar untuk mengambil kotak tersebut.

Deg...

Sena menggeleng lirih ingatan itu kembali melanda dipikirannya. Mata nya berkaca-kaca, tangannya terulur untuk mengambil baju bayi yang terlihat sangat lucu jika di pakai ke anaknya. Hatinya terasa remuk kembali.

Bunda sayang kamu.

Bunda gak sabar ketemu sama anak kamu.

Melihat kamu senyum, nangis, ketawa.

Air mata Sena luruh sesak melihat baju-baju yang sudah ia beli dengan Skava sewaktu itu. Ia menyesal tidak bisa menjaga semuanya dengan baik.

Gue pengen anak Lo mati.

"NGGAK....!!!" teriak Sena menggema.

Hatinya bergemuruh. Ia menahan sesak didadanya.

Skava yang sudah selesai segera keluar dari kamar mandi karna terkejut mendengar teriakan Sena. Dengan memakai bathrobe berwarna biru tua Ia segera menghampiri Sena yang terduduk terisak.

Skava segera memeluk Sena agar tenang. Ia melihat baju-baju bayi yang ia pernah beli bersama Sena.

"Kak...." tangis Sena ia mencengkram kuat Skava.

SKAVA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang