TUJUH PULUH EMPAT

2.4K 96 32
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

HEEEELLOOO 🌹

Happy reading guys...

chapter terbaru!

****

Hanya sekitar beberapa hari lagi ujian untuk kelas dua belas akan segera dimulai, sebelum ujian sekolah dimulai Skava ingin menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan agar ia bisa tenang mengikuti ujian nantinya.

Siang ini Skava kembali mengunjungi kantor polisi untuk mengurus Ronald yang belum bisa dibebaskan.

"Polisi udah buat keringanan buat lo," ucap Skava ia menarik nafas panjang sebentar. "Kurang lebih hukuman lo disini sekitar satu bulan, Sorry Nald. Gue cuman bisa bantu keringanan lo sampai sini. Gue harap Lo sabar nunggu sampai sebulan nanti."

Ronald mengangguk. "Lu gak perlu minta maaf sama gue, disini gue yang salah dari awal." Lelaki itu menggeleng tak habis pikir atas kesalahan yang ia buat dahulu.

"Gue harus mendekam disini, bahkan setelah lu bantu gue buat bebas yang ada gue makin merasa bersalah. Seharusnya gue lebih lama dari hukuman sebulan. Tapi karena lu, hukuman gue dikurangin. Thanks Skava dan maaf buat keluarga lu yang udah gue hancurin." Ronald menunduk ia benar benar hancur dan merasa sangat berdosa.

Skava awal tahu kebenarannya ingin membunuh lelaki dihadapannya ini, Namun. Ini bukan lagi untuk melakukan hal itu Ronald sudah membantunya untuk dirinya menemukan Elvio hingga lelaki itu kini tak terlihat lagi.

Ronald mengeluarkan selembar kertas kecil yang berisi alamat.

"Tolong datengin alamat ini, disana ada adik gue yang belum bisa jaga diri. Dia korban dari kebrengsekan Elvio."

Skava mengangkat sebelah alisnya. "Maksudnya?"

Ronald menatap Skava dimatanya terlihat kesedihan yang mendalam. "Setelah gue gak jadi suruhan Elvio lagi, dia langsung ngincar adik gue yang masih kelas sembilan SMP. Dia ngajak adik gue ke club malam pas gue lagi gak ada dirumah. Setelah itu..." Lelaki itu meremas jari-jari nya sendiri sebelum melanjutkan ucapannya. "Dia buat kehormatan adik yang gue jaga dari kecil hilang Skav..."

Setelah mengucapkan kalimat itu Ronald tak bisa lagi berkata-kata. Skava pun mencerna sebentar perkataan lelaki itu ia pikir Elvio tidak seberani itu untuk melakukan sex kepada gadis yang masih dibawah umur.

"Lo tenang aja, gue bakal nemuin adik lo setelah ini. Dan untuk Elvio gue akan langsung cari tau kondisi dia saat ini." ucap Skava meyakinkan.

Ronald tersenyum tipis. "Lu boleh bawa adik gue ke panti asuhan Kasih Ibu di alamat paling bawah itu tempatnya. Butuh waktu 3 jam dari sini buat ketempat itu. Gue gak bisa nitipin adik gue ke lu, karena lu juga pasti sibuk. Gue mohon sekali lagi gue ngerepotin lu Skav, setelah gue keluar dari sini. Gue bakal nyusul adik gue ke panti asuhan itu."

Skava menggeleng kecil. "Lo tega, ngasih dia tinggal dipanti asuhan?"

Ronald menggeleng. "Sebelum gue punya rumah yang sekarang, sebelumnya gue tinggal dipanti sana sama adik gue berdua. Ibu panti disana udah gue anggap ibu kandung sendiri. Jadi gue mohon sama lu disana tempat yang aman buat dia tinggal. Tolong antar adik gue buat tinggal sementara disana, Dan tolong jangan bilang ke adik gue kalo gue lagi dipenjara."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SKAVA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang