LIMA PULUH LIMA

9K 453 10
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

PENCET BINTANG DIBAWAH.

****

Fleeshback

Matahari menerobos masuk kedalam kamar kedua pasutri yang masih berada didalam selimut tebal. Flor membuka lebar matanya ketika tahu dirinya tidak memakai baju, Apalagi disampingnya ada Rahel yang masih memejamkan matanya.

Glek.

Tidak. Tidak mungkin?

"Bego, kenapa bisa jadi gini!" Umpat Flor lalu turun dari ranjang. Ia segera berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sedangkan Rahel yang matanya masih terpejam itu seketika terbangun. Dirinya Juga terkejut sama halnya dengan Flor tadi.

"Apa yang terjadi semalam?" Menolog Rahel mengingat kembali kejadian tadi malam yang membuatnya merasa malu.

Rahel mengangkat selimutnya untuk melihat tubuhnya yang polos. Matanya seketika melotot. Ada bercak merah di kasur miliknya.

"A-aku, aku. Udah nggak perawan?"

Rahel menggelengkan kepalanya tidak menyangka bahwa dirinya bisa melakukan hal ini. Apakah ia akan hamil? Oh tidak. Bahkan dirinya saja belum lulus sekolah.

Suara pintu kamar mandi terbuka menampilkan Flor yang baru saja mandi. Rahel langsung saja kembali ketempat tidur nya, ia tidak mau menatap Flor karna merasa malu.

Flor melihat istrinya yang belum juga bangun itupun mendekati Rahel. Lalu duduk  dihadapan Rahel yang matanya masih terpejam. Ah, seperti nya kali ini Rahel tidak bisa membohongi dirinya karna terlihat Jika mata Rahel bergerak seperti sudah terbangun.

"Hel," bisik Flor.

Tidak ada pergerakan dari rahet atau sautan. Pikir Flor, ia mempunyai ide jail.

Flor tersenyum miring. "Gimana tadi malam, Enak gak?

Sial! Flor mencoba mengingatkan dirinya kembali akan hal itu.

"Nggak usah pura-pura tidur hel." Ucap Flor terus terang.

Rahel membuka matanya, jantungnya berdebar kencang. Ia tersenyum kikuk merasa malu saat menatap mata Flor.

"Maluu..." cicitnya.

"Malu kenapa, hel?"

"Y-ya malu!"

Flor mengangguk matanya menatap Rahel intens. "Iya, malu kenapa?" Tanyanya lagi sebenarnya ia tahu apa yang membuat Rahel merasa malu.

"Ah, gak tau lah kak! Udah awas aku mau mandi." Rahel langsung saja berdiri mendorong tubuh Flor agar menjauh darinya.

Sebenarnya ia merasa sakit, namun ia mencoba menahannya. Karna tidak mau menunjukkan nya dihadapan Flor. Ia berlari menuju kamar mandi dengan selimut yang melilit ditubuhnya.

"Sumpah, khilaf gue.." Umpat Flor.

****

Skava berdecak malas sedari tadi Zidan ingin berbicara dengannya tetapi tidak pernah jadi. Kenapa dengan sahabat didepannya ini seperti ada yang disembunyikan.

SKAVA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang