am Back!

3.8K 206 78
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

halo semua, kalian apa kabar niii? Hehehe maaf ya aku ingkar janji lama ga update dan akhirnya hari ini bisa update, karena ada beberapa alasan yang mungkin membuat aku ga bisa update cerita ini.

dimohon untuk kalian yang lupa alur nya silahkan baca ulang aja yaa, supaya lebih paham. Aku yakin banyak yang lupa sama alurnya Skava.

****

Tubuh ketiga orang yang baru saja memasuki apartemen Skava pun terkejut. Ketiganya dibuat kaget dengan isi apartemen ini yang kacau berantakan. Vas bunga yang sudah hancur dan beberapa barang lainnya pun ikut pecah.

Pikir mereka bertiga apa yang sudah terjadi?

Reyna berbalik menatap Reyhan yang sudah duduk seraya menghisap rokok yang ada ditangannya.

"Apa yang terjadi?"

Tidak ada jawaban.

"Apa yang terjadi Rey..?" kata Remon ketika belum juga ada jawaban dari Reyhan.

Zidan yang melihat itu tampak emosi menghampiri Reyhan. "Rey!"

Reyhan tertawa renyah. Ia bangun dari duduknya dan menghadap Zidan, sengaja menghembuskan asap rokoknya dihadapan wajah lelaki itu.

"Buat apa lo dateng kesini? Seorang munafik kaya lo sebenarnya nggak pantes nginjakin kaki disini." ucap Reyhan membuka suara.

Zidan terdiam membeku. Apa maksudnya?

"Apa maksud lo?"

Reyhan memalingkan wajahnya. Menatap Reyna dan juga Remon.

"Asal kalian semua tau. Sena udah tau siapa kalian semua sebenarnya." kata Reyhan. Ia dapat melihat bagaimana perubahan dari ketiga orang tersebut.

"Reyhan, apa maksud kamu nak?" Reyna memegang bahu Reyhan bertanya.

"Udah gak perlu ada yang ditutup tutupin lagi dari kalian." Reyhan menatap lekat mata Reyna. "Sena udah tau semuanya, Tante orang tua kandungnya kan,"

Deg

Reyna dapat merasa debaran jantungnya. Zidan dan Remon setelah mendengarnya terdiam. Sena? Sudah mengetahuinya?

Reyna merasa lemas apa ia sudah terlambat? Untuk menjelaskan semuanya.

"Dari mana Sena tau..?" Remon bertanya.

"Gak penting dia tau dari mana. Yang jelas Sena udah kecewa sama kalian," Reyhan menghadap Zidan. "Apalagi sama lo Zid."

"Mungkin Sena udah benci banget sama lo,"

Zidan mengangguk meskipun air matanya rasanya ingin keluar sekarang tetap ia tahan. "Ya! Gue siap dibenci sama Sena. Tapi izinin gue buat ketemu dia sekarang Rey,... Dimana... Sena..?"

"Tolong... Izinkan Tante bertemu sama anak Tante Reyhan... Tante mau minta maaf..." Reyna memohon.

"Buat apa Tante? Bukan nya Tante yang udah tega ngebuang anak Tante sendiri? Orang tua bejat kaya Tante gak pantes dianggap ibu!" Reyhan meninggikan suaranya.

SKAVA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang