***
Skava sudah sampai diapertemen nya, lalu langsung membawa Sena ala Brindalstayle menuju kamar. Sesampainya dikamar ia perlahan dengan pelan merebahkan tubuh Sena diatas kasur. "Lo istirahat, gue mau kebawah dulu ambil air sama vitamin." Sena memgangguk.
Setelah itu Skava kebawah untuk mengambil air dan juga Vitamin. Tak lama skava masuk yang di tangannya sudah membawa air dan vitamin untuk diminum Sena. "Nih Minum vitamin nya." Sena mengangguk lalu meminumnya.
"Kepala lo masih kerasa pusing atau mual?" Tanya skava hati-hati.
"Nggak kak, aku istirahat aja nanti juga pusing nya hilang kok."
Skava mengangguk. "Yaudah Lo istirahat! jangan kemana mana kalo butuh apa apa panggil gue."
Sena terdiam. Kenapa Skava tidak kembali lagi ke sekolah? "Kakak gak balik lagi kesekolah?"
"Gak, gue mau temenin Lo disini."
Sena mengangguk, Matanya tak lama terpejam. Dirinya yang gampang lelah mungkin karena hormon ibu hamil.
Skava yang Melihatnya tidak tega. "Maaf cuma ini yang bisa gue lakuin ke lo sen."
Tingnong.
Skava turun kebawah membukakan pintu untuk mengetahui siapa yang berkunjung. Setelah membukanya dan melihat siapa orang yang berkunjung Mukanya langsung terlihat datar.
Titia tersenyum hangat. "Skava mamah kangen sama kamu dan juga Sena, boleh mamah masuk nak?" Tanya Titia.
"Hmm." skava hanya berdehem mengizinkan titia masuk kedalam apartemen.
Titia tanpak melihat ke sekeliling. "Sena dimana kok mamah gak liat?"
"Dikamar lagi sakit."
Titia terkejut ia Sangat khawatir. "Yaampun, yaudah mamah mau liat Sena dulu kekamar."
Skava memgangguk dan Titia langsung menuju kamar anaknya. Ia sudah masuk kedalam kamar skava lalu langsung berjalan kearah Sena yang masih tertidur, perlahan tangannya mengelus rambut Sena. Sena merasa terusik karna ada yang mengelus rambutnya pun membuka matanya.
"Eugh.."
"M-mamah.."
Titia Mengangguk seraya tersenyum. "Iya sayang ini mamah, sekarang apa yang kamu rasa sayang bilang sama mamah."
Sena menggeleng pelan. "Nggak kok mah, aku udah baik kan." Balas Sena.
Titia yang mendengar nya mengangguk."Mamah Sebenarnya gak tega lihat kamu seperti ini." Batin Titia.
"Mamah tadi bawa makanan kesukaan skava dan sekalian mamah bawakan untuk kamu Juga."
Sena membubarkan matanya "Wah, makasih mah, Maaf ngerepotin."
KAMU SEDANG MEMBACA
SKAVA {ON GOING}
Teen FictionMengisahkan sepasang pemuda yang harus menjalani pernikahan sakral, pernikahan yang dibuat bukan berdasarkan cinta ataupun obsesi, melainkan dari sebuah kesalahan yang dilakukan oleh seorang anak lelaki yang menghamili salah satu siswa disekolahnya...