_12_ Paket dan Sprei

107 26 40
                                    

Mereka mabuk karena alkohol,
Sedangkan saya mabuk karena senyum yang berpijar di labiummu.

Mereka mabuk karena alkohol,Sedangkan saya mabuk karena senyum yang berpijar di labiummu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Paket!!"

"Permisi Mas, paket!!"

"Pakeeeettt!!"

Cklek

Jean membuka pintu ketika dirinya masih setengah sadar karena baru bangun tidur.

"Mas, ini paketnya," Mas paket yang pake baju oren dan helm hijau itu menyerahkan sebuah kotak segi empat ke Jean.

Jean menggaruk kepalanya bersamaan dengan keningnya yang bertaut bingung. "Saya gak pesen paket, bang."

Mas paket membingung. Ia meneliti kembali catatan di ponselnya, "tapi ini bener Kurma alias kosan makmur ibu Risma kan, mas?"

Jean gak langsung menjawab, cuma diem sambil memincingkan matanya menatap jeli retina mas itu.

Perasaan Jean gak enak.

"Atas nama siapa?" Tanyanya dengan nada dingin, membuat kurir itu jadi gemetar karena menjadi korban tatapan tajam Jean.

Lantas mas.paket jawab dengan gelagapan. "Sha-shaneen."

Kan.

Bener.

Jean menghembuskan napas kasar, menggemelutukkan giginya geregetan sebelum akhirnya mengambil kotak yang telah lama di sodorkan itu kepadanya.

"Masnya di poto dulu ya," mohon mas paket, yang sudah siap sama ponselnya yang sudah dalam mode kamera.

Jean merotasikan matanya dengan begitu jenuh. Benar-benar merepotkan, keluhnya dalam hati.

Mas paket itu pun dengan sedikit ketar-ketir membidik paket yang lagi di angkat Jean sebatas dadanya--bersiap di jepret. Padahal sih Jeannya gak lagi masang tampang sangar, ya tapi tetep aja manusia yang lemah iman bakalan gemetar melihat itu.

"Punten mas, kalo boleh tau ada hubungan apa ya mas sama yang beratas nama Shaneen?"

"Kok anda kepo? Anda ini utusan dari akun gosip lambe mana?" tanya Jean mau nyolot.

"B-bu-bukan gitu, mas." Mas paket buru-buru menangkal, "saya cuma mau konfir, biar gak salah."

Seketika Jean langsung inget, kalo mas paket itu nanya cuma mau memastikan barangnya sampe di orang yang benar, gak salah alamat.

"Temen," jawab Jean singkat.

"Temen apa temen?" mas paket yang khilap itu malah ngegodain Jean. Otomatis Jean langsung melotot. "Canda, mas, punten." ralatnya seraya menangkupkan kedua telapak tangannya.

Selepas berfoto, Jean pun berniat ingin masuk, namun dia merasa ada yang janggal.

Jean balik dan natap kurir yang masih setia berdiri di depan pintunya. Tatapannya seolah bertanya, kenapa lagi?

CrushineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang