Heeyyy kayanya aku kecepatan update ya? Biasa 1 minggu bahkn lebih, bru bisa up, tp skrg agak cepetan dikit, iya soalnya aku suka bacain komen kalian, dn itu bikin aku jd semangat, buktinya ya ini.
Seneng juga ada yg bilang nungguin updatean bru cerita ini, huhuuu makasih ya, makasih banget💜
Gk lupa klo ada yg perlu kalian koreksi, entah dialog atau narasi dsb, bisa kalian langsung komen ya, spy kualitas cerita--bahkan akunya makin berkembang📈
Yaadah, maaf kalo pembukanya terllu bertele-tele.
Selamat membaca ~
Jean asyik membereskan tasnya setelah menyelesaikan tugas di temani racauan dari Dekan untuk mahasiswa yang berkelakuan tak terpuji.
Hari ini tidak kalah dari minggu kemaren, 13 mahasiswa di panggil ke kantor dekan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka. Ada 5 hp berlogo buah-buahan terdampar di atas meja dekan yang kini layarnya sudah retak karena baru 10 menit yang lampau palu menghantam layar yang bening tersebut.
Hampir semua dari mereka saat di beri sangsi oleh dekan membidik Jean dengan tatapan sinis seperti siap akan melepaskan tumbak ke dada cowo itu di detik ini juga.
Jelas mereka kesal, gara-gara Jean lah mereka kena adzab.
"Kalian ini bukan anak PAUD lagi, yang belum bisa mengerti dan berpikir lebih dalam. Harusnya kalian mampu mengambil banyak pelajaran dari teman-teman kalian yang lebih dulu kena sangsi di minggu-minggu semalam. Kalian ini bodoh atau terlalu pede sampai berpikir tidak bakalan di panggil kesini? Heuh? Kalian terlalu yakin bahwa kalian gak di pantau? Bukannya kalian semua sudah tau, saya sudah nugasin orang khusus buat ngamatin kelakuan kalian, terutama kamu Beni, ini kali kedua kamu masuk ruangan saya dengan kasus yang sama. Apa kamu berkeinginan mendapat surat dari saya? Apa kamu ingin saya ajak bapak ibu kamu buat silaturrahmi kesini?" Papar Pak Darma menatap satu-persatu mahasiswa yang berjejer di depannya dengan kepala yang menunduk dengan serasi.
Beni langsung menggeleng-geleng kuat dan takut. "Gak pak," jawabnya dengan suara lemah. Ia melirik Jean--yang kebetulan juga lagi ngeliat dia dengan tatapan datar-- dengan ekor matanya seolah berbicara, 'awas lo! gue bakal laporin ke Kenzo biar lo di kasih pelajaran yang setimpal!'
Jean yang sepertinya dapat membaca arti isyarat itu hanya menarik satu sudut bibirnya dengan sinis. Tatapan seperti itu sudah jadi makanannya setiap dateng ke kampus, jadi, Jean tidak lagi menaruh takut kepada hal seperti itu.
Membenarkan sedikit tali ranselnya, Jean pun pamit ke Dekan lalu menyeret tungkainya meninggalkan mereka-mereka yang tengah menyumpah serapahi Jean dalam hati, dan memikirkan bagaimana agar dendam mereka terbalaskan dengan setimpal.
Sebelum benar-benar menutup rapat pintunya, sunggingan bibir Jean berikan untuk bekal mereka di ruangan ini. Kalian harus tau, punya banyak pembenci itu lebih menantang. Dan Jean memang menggilai sebuah tantangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushine
FanfictionFIKSI BTS LOKAL | Jayendra Kahfi | Shaneen Amalthea. ••• "Lo harus bersinar dengan cara lo sendiri, bukan dengan cara yang mereka mau." ••• Shaneen ada kok cita-cita. Tapi dia masih abu-abu dan belum yakin dengan cita-citanya sendiri, selama ini ia...