_48_ Bukan pemeran utama

87 25 36
                                    

Maaf bgt bru bisa update, aku bru sembuh dr sakit. kalian sehat2 ya💞

Setelah lima hari rawat inap di rumah sakit, dokter kini mengizinkan Jean untuk pulang ke rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah lima hari rawat inap di rumah sakit, dokter kini mengizinkan Jean untuk pulang ke rumahnya.

Karena kondisinya masih belum di katakan sembuh total dan perlu pemulihan yang cukup, Jean pun pulang ke rumah orang tuanya, tidak ke kosannya, dan Kini sebulan sudah Jean tinggal di rumahnya.

Setelah dapat aba-aba dari dokter, Raline yang masih setia menemani hari-harinya Jean itu pun ingin memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi selama ini kepada Jean secara pelan-pelan.

"Gue gak berentinya bersyukur, setelah kecelakaan itu kita masih hidup," tutur Jean. Saat ini mereka lagi santai di sebuah gazebo yang menghadap ke danau yang ada di belakang rumah Jean sembari menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Jean menoleh ke Raline. "Gimana sama Mikha? Kadonya udah lo kasih? Suka dianya?"

"Apa ini?" Jean mengangkat alisnya saat Raline bukannya menjawab pertanyaan namun malah menyerahkan sebuah kotak berwarna krim kepadanya.

"Buka dulu, baru tanya," jawab Raline.

Jean pun membuka tutup kotak itu. Isinya beberapa lembar poto polaroid dengan seorang perempuan yang menjadi objeknya.

"Siapa?"

"Itu Shaneen," jawab Raline mengetukkan telunjuknya pada salah satu polaroid itu.

"Sepupu lo?"

Mendengar itu membuat Raline terdiam. Ia benar-benar meringis dengan keadaan Jean yang tak mengingat sosok tersebut. "Bukan, tapi temen kamu. Kalian deket bahkan."

Jean terkekeh remeh seraya menggeleng dan meletakkan kotak itu di antara mereka. "Ngaco. Gue gak punya temen namanya Shaneen. Temen cewe gue cuma lo, Lin. Ngaco nih anak."

"Je.." Raline menatap Jean dengan sendu. Perlu keberanian dan kehati-hatian untuk ia mengungkapkan hal ini kepada Jean. "Kecelakaan yang kamu bilang tadi itu udah dua tahun yang lalu."

Raut Jean mulai berubah serius.

"Sekarang kita ada di tahun duaribu dua puluh dua, bukan duaribu duapuluh."

"Lin, gak lucu, timing lo gak pas kalo mau ngelawak sumpah." Jean menggeleng-geleng terus mengelak omongan Raline.

"Ini kecelakaan kamu yang kedua, karena cedera di kepala, kamu mengalami amnesia. Amnesia retrograde."

Jean terjibaku dengan lontaran kata yang keluar dari mulut Raline tersebut.

"Lin--"

"Kamu udah kuliah, Je, di Fakultas seni, ngambil jurusan yang pengen banget kamu ambil. Dan sebentar lagi naik ke semester lima."

"Raline!"

"Jean, dengerin aku dulu," tekan Raline tegas. Ia pejamkan mata dan menarik nafas singkat untuk menetralkan lagi emosinya. "Kata dokter, ini sudah biasa dan gak terlalu serius, kamu gak perlu takut, seiring berjalannya waktu, kamu bakal inget dua tahun yang terlupakan itu. Kamu bakal inget semuanya. Kamu bakal inget Shaneen, Jaylen, sama Teh Winda. Aku pasti bantu. Pasti bantu kamu," lanjutnya penuh keyakinan.

CrushineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang