_26_ Bangun tidur di depan sunrise

105 29 42
                                    

Keempatnya sibuk menyantap makanan yang baru saja tersaji di atas meja masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keempatnya sibuk menyantap makanan yang baru saja tersaji di atas meja masing-masing.

Entah karena sudah terlalu lama menahan lapar dan mendamba makanan, mereka memakan dengan khidmat dan sunyi. Hanya dentingan dari garpu dan sendok yang mengisi kekosongan suasana ini.

Namun sepertinya yang menikmati makanan ini hanya Shaneen, Mikha dan Abay, sedangkan Jean tak semangat menatap makanan di depan mereka, padahal dari tadi dia yang sewot pengen cepet-cepet makan, tapi sekrang cowo itu justru sibuk dengan pikiran yang berkalut dan memenuhi kepalanya.

"Mau, Neen?" tanya Mikha menyodorkan setusuk Sate Meranggi.

Shaneen menurunkan sumpit yang berisi mie kocok yang hendak masuk ke mulutnya lalu menatap dengan berbinar daging yang membalut bilah lidi itu. "Mauu!" ucapnya mengangguk dengan antusias.

Mikha ketawa, terus nyuapin sate itu ke Shaneen.

"Tiati ketusuk," peringat Mikha.

Jean yang diam-diam memperhatikan adegan di depannya itu cuma menyudutkan kedua alisnya dan tatapan yang tak bersahabat.

Apaansi, batinnya.

"Iih enak!!!" komen Shaneen sambil ngunyah satenya, dan senyum cerah ke Mikha sampai matanya membentuk garis sabit dan lesung pipinya terpamer sempurna.

"Lo mau nyobain mie ini kak?" tawar Shaneen.

"Oh, boleh boleh," jawab Mikha dan langsung membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Shaneen.

"Hah heh hah heh! Main suap-suapan aja kaya manten baru," komen Abay. "Hargai kaum jomblo dong," tambahnya.

"Yee apaansi, orang kita juga jomblo kok," sahut Shaneen. Terus gak sengaja kelirik Jean.

Dan ternyata cowo itu lagi menatapnya penuh kilatan tajam.

Shaneen hampir tersedak, ia pun buru-buru mengambil minum dengan panik terus berbisik ke Mikha, "Kak, beneran deh, kayanya Maz Je bakalan nerkam gue hidup-hidup abis ini. Tatapannya serem banget anjir."

Mikha melirik Jean sebentar terus terkekeh, "udah lah, lo cuek aja, anggep aja kita cuma bertiga,"

"Terus satunya gue anggap apa?"

"Malaikat maut!"

"ANJIR--eh?!!"

Shaneen kaget sendiri sama pekikannya yang terlalu nyaring, bahkan pengunjung yang lagi menyantap makanan di tempat ini menatapnya penuh tanya.

"Kenapa neh anjir anjiran?" tanya Abay yang baru mengemut paha ayam bakakaknya.

"Gak papa, hehe," sahut Shaneen cengengesan, Mikha cuma menertawakan sementara Jean masih tetep pasang muka datar. "Bentar ya gue mau ke kasir pesen minum lagi, ada yang mau nitip?" tanya Shaneen menatap satu persatu 3 bujangan itu.

CrushineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang