_09_ Atraksi

116 27 23
                                    

Ikhlaskan yang telah lalu, jika kamu tidak menyelesaikan halaman terakhir dari buku pertamamu,
Bagaimana aku bisa masuk untuk mengambil peran utama di buku keduamu?

Jadikan aku prolog, maka akan ku temani kau hingga epilog.

-

"Maz Je lepasin Maz!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maz Je lepasin Maz!"

"Maz nyebut maz nyebut!"

"Maz lepasiiin!!!"

Sebanyak apapun Shaneen berusaha agar kakinya tidak terseret mengikuti Jean yang membawanya menuju parkiran itu tetap tidak bisa, percuma, Jean lagi kerasukan Hulk yang doyan makan bayam soalnya, makanya tenaganya super kuat banget.

Shaneen terus teriak dan meronta minta lepas, namun Jean menganggap suara itu hanya angin lalu.

Lantas Dengan rahang tegas dan tatapannya yang sangar Jean fokus menyeret langkah Shaneen dari lantai 2 tadi sampai kini sudah di area parkir kosannya.

"Maz lep—Deden tolongin gue!!" Shaneen meloncat-loncat saat melihat ada Deden yang baru memarkir mobil Pick up yang mengangkut barang-barang untuk mendecor acara resepsi kawinan di seberang kosan yang merupakan anak ibu kos itu--pun menoleh ke sumber suara yang memanggilnya dengan keras.

"Deeen tolongin guee!!" Shaneen semakin loncat-loncat biar Deden mengenalinya, maklumlah, Deden ini minusnya sudah 700, harusnya sih pake kacamata tebel, tapi dirinya menolak dan lebih memilih pake soflens aja, mana saat ini pake soflens motif mata kucing lagi, yang bulatannya warna ijo mentereng terus tengahnya garis hitam.

"AAHH SHIT!!" Jean menendang ban motor cruiser tipe Benelli Motobi 200 itu dengan kesal saat mendapati roda itu bocor.

"Shine, lo kenapa tereak-tereak kaya kehilangan jemuran si??!!" Sungut Deden nyamperin Shaneen setelah turun markir mobil dan izin dulu ke bosnya yang sudah masuk duluan ke rumah mempelai buat ngontrol.

"Tolong—"

"HUANJEEER GE BE EL GANTENG BANGET LHO!" Deden kaget sekaget-kagetnya waktu liat muka Jean secara dekat seperti ini.

Iya, meski masih pucat, ada lebam di sudut bibir, tulang pipi dan pelipis kanan, goresan luka yang masih basah di pangkal hidung sama sekali gak mengindahkan kerupawanan sosok Jayendra Kahfi ini. "Pantesan bae betina pada klepek-klepek. Modelan cakep gini mah, banci Thailand juga naksir!" Gumamnya sendiri tak luput memandang Jean dari atas sampai bawah.

Shaneen mendengus resah kala mendengar Deden yang malah gagal fokus ke kegantengannya Jean.

"Deden tolongin gue jangan bengong gitu belegug!!" Omel Shaneen gregetan saat nyaksiin Deden yang masih terkagum-kagum sama Jean.

Jean awalnya jengkel dengan kedatangan cowo yang berkeliaran di kampus setiap ada acara ini. Tatapan tajam itu ia arahkan ke Deden. Tapi, dua detik kemudian ide cemerlang terlintas di pikirannya.

CrushineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang