14 'Sayang'

11.9K 2K 3.9K
                                    

Kennan bersama ketiga temannya melangkahkan kaki menuju kantin sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kennan bersama ketiga temannya melangkahkan kaki menuju kantin sekolah. Laki-laki dengan slayer hitam dipergelangan tangannya itu selalu menjadi pusat perhatian murid SMARA.

Beda dengan Kennan yang cuek dengan semua sapaan atau pujian itu. Levi dan Bian sibuk tebar pesona. Levi yang bertuga mencatat nomor-nomor dan Bian manusia ngegas yang sibuk menerima hadiah. Lalu ada Bumi yang menjadi patung di antara mereka.

"Bum, bantuin dong, coy!" ucap Bian.

Bumi berdecak kecil. Ia mengambil dua paperbag dari tangan Bian. "Buat gue, nih?"

"Ambil, dah, ini baru separuh jalan aja hadiahnya sebanyak ini," jawab Bian, laki-laki itu bersemangat jika terus dapat hadiah. Walaupun ini diberikan untuk Kennan, tapi pasti Kennan memberikannya pada mereka.

"Eh, bagian gue jangan di tilep semua anjir!" celetuk Levi.

"AMAN, LE!"

"Yan, pesen, gih!" titah Kennan begitu mereka sampai di kantin.

Bian menata paperbag dan beberapa kotak coklat itu dimeja kosong sebelahnya kemudian ia beranjak memesan makanan.

"Lo semalem kenapa, Ken?" tanya Bumi.

Kennan menaikkan satu alisnya. "Gue? kenapa emang?"

"Ck. Lo nggak bisa peka, sih, Ken. Lo sama Starla kenapa? musuhan lo berdua?" tanya Levi.

"Oh, nggak," jawab Kennan.

Levi mengusap pundak Bumi. "Sabar ya, Bum. Gue tau lo tertekan dengernya."

Bumi mendorong tangan Levi dan menatapnya tajam. "Singkirin tangan haram lo."

"Sialan Bumi, maksud lo?!"

"Ketularan ngegasnya Bian lo, Le?"

Levi mendengus. "Oh, nggak," jawabnya menirukan ucapan Kennan tadi.

"Eh, Ken," panggil Bumi.

"Apa?"

"Kemarin waktu lo dikeroyok, kan Starla nyariin lo ke basecamp. Waktu Mario liat dia, dia nyebut Lala. Siapa Lala?" tanya Bumi. Ia sudah tidak mampu menahan kekepoannya.

Kennan menegang saat mendengar Bumi menyebut nama Lala. Jujur saja mengubur sesuatu yang sudah lama dan tiba-tiba digali seperti ini, rasanya sangat...

"Ken?"

"INI DIA PESENAN LO BESTIE!"

Belum juga mendapat jawaban dari Kennan, Bian tiba-tiba datang dengan suara yang sangat tidak santai. Ingin sekali Bumi mengutuk Bian. Manusia itu selalu datang disaat yang tidak tepat.

"Lo minum aja. Gue mau ke toilet." Kennan mengantongi ponselnya dengan tangan gemetar. Hal itu tak luput dari pandangan Bumi.

Kennan tidak pernah gemetar, bahkan saat berjumpa dengan sekelompok preman atau geng lainnya. Tapi hanya karena sebuah nama, efeknya sebesar ini?

KENNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang