16 'Ten Years Ago'

10K 1.7K 2.6K
                                    

Flashback on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Flashback on

Seorang laki-laki dengan seragam SMA-nya mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia menoleh ke samping dimana ada bocil yang baru pulang sekolah duduk tenang dikursi sampingnya.

"Prince."

"Kenapa, bang?" tanya Kennan kecil.

"Kamu itu baru kelas 1 SD, loh, nggak boleh berantem gitu, untung tadi abang yang jemput. Kalau kakek atau ayah kamu gimana?"

"Prince mau kayak Bang Dafi. Keren!" seru Kennan.

Dia Dafi Gaviandra. Cucu pertama dalam silsilah keluarga Gaviandra. Laki-laki tampan, pintar dan tentunya penyayang. Buktinya ia dengan senang hati menjemput Kennan di sekolah dasar yang arahnya berlawanan dengan SMA-nya.

"Berantem bukan buat keren-kerenan, Prince."

Kennan kecil memalingkan wajahnya menghadap jendela, "Prince berantem sama Rizki juga gara-gara dia tarik-tarik rambut Lala, bang!"

"Oh kalau itu ributin aja Prince, kasih paham. Masa cowok beraninya sama cewek, pukul aja abang dukung!" Dafi terkekeh mendengar ucapannya sendiri.

Ia menilik cermin yang menggantung ditengah. Alisnya tertaut saat mendapati mobil yang sejak awal ia keluar dari gerbang SMA hingga sekarang mengikutinya. Merasa semakin tidak beres Dafi mencari jalanan yang sengaja ramai, bukan apa-apa jika ia tidak membawa nyawa lain, Dafi akan meladeni orang itu. Tapi ia membawa ponakannya, bisa habis nanti ia.

Namun sepertinya Kennan menyadari kecepatan mobil Dafi semakin bertambah. Kennan kecil itu mencengkram seatbelt dan memejamkan matanya. Boro-boro naik mobil dengan kecepatan kencang, ia naik sepeda melewati turunan rumahnya saja takut.

"Abang jangan ngebut, Prince takut!" rengeknya.

"Prince yang anteng ya, ada mobil asing yang ngikutin kita. Tapi tenang aja, abang bakal hati-hati."

Kennan tak menjawab. Tangannya berusaha menggapai dashboard untuk mengambil ponsel milik Dafi. Ia berniat menghubungi ayah atau bundanya, bermaksud meminta pertolongan.

"Prince, diem!" Dafi semakin merasa lepas kontrol, ia mulai menyadari siapa yang mengikutinya.

Itu Marvin, mantan pacar kekasihnya yang tidak terima jika Dafi dan Cila bersama. Marvin enggan melepaskan Cila karena sangat terobsesi dengannya, namun sebaliknya Cila malah ingin lepas dari Marvin karena berpacaran dengan Marvin baginya adalah toxic relationship.

"Prince mau telfon ayah! Prince takut!"

"Prince percaya sama abang." Dafi melepaskan satu tangannya dan membantu Kennan duduk dengan benar lagi.

"ABANG DI DEPAN ADA MOBIL LAWAN ARAH!" refleks Dafi menoleh ke depan dan menginjak rem secara mendadak.

CITTTT

KENNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang