43 'Cewek Baru?'

5.9K 1.1K 500
                                    

Hayiie!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayiie!!

Ayoo dong komennya bisa smpe 1k! Sbnrnya aku blm pgn up, tp gatel pgn up😭

Jd please bgt ini mah pd antusias di komen ya, jgn lupa vote jg oke!

Oh ya KENNAN aku buat jg versi AU instagramnya. kalian bisa cek di ig wattpadmahar, jgn lupa buat dishare ya!

Starla menatap malas soal di depannya. Ia membalikkan halaman kertas tersebut, membacanya dengan teliti kemudian menghela napas panjang. Baru membaca dan mencoba memahaminya saja, otaknya seakan berteriak meminta pertolongan. Memang Starla dan Matematika bukan hal yang tepat untuk disatukan.

Suasana kelas yang hening, hanya terdengar suara gemuruh petir diluar dan tetesan air hujan yang mengenai genteng sekolah. Seharusnya, Ujian akhir ini meringkankan beban murid. Karena ditemani hawa yang sejuk. Tapi itu tidak berlaku untuk Starla.

Ia melirik ke arah Kennan, laki-laki yang merupakan anak emas Pak Dudung itu tampak tenang dan menikmati soal matematika tersebut. Sialnya, ia tidak satu ruangan dengan Jingga. Jadi tidak bisa mengandalkan insting contek menyonteknya.

"Ada apa Starla, apa kamu belum dapat soal?" tanya Pak Dudung.

"Udah, Pak," jawab Starla lesu.

"Yasudah silakan di kerjakan. Kenapa malah melamun?"

"Pusing, nggak paham," balasnya gamblang. Percuma juga malu, toh memang dirinya langganan nilai merah pada pelajaran ini.

"Apa kamu tidak mempelajari materi yang saya berikan?"

"Belajar kok, cuma ya gitu. Saya bisa ngerjainnya waktu dikasih soal latihan tapi waktu ujian-ujian gini, saya blank."

Pak Dudung dan seisi ruang ujian nampak menggelengkan kepalanya. Akan berbeda cerita jika ujian olahraga, maka Starla lah yang paling heboh.

"Kerjakan yang kamu bisa, setidaknya jangan kosong kertasmu. Ingat, jangan menyontek. Ujian itu berfungsi untuk mengetes daya ingat dan pemahaman kamu terhadap setiap materi. Apakah kamu sudah menguasainya atau belum, begitu."

Starla berdecak pelan. "Pak, bapak pernah mikir gini nggak. Kita, nih, anak SMA, bukan guru yang mengajar fokus pada satu mata pelajaran aja, seperti bapak contohnya. Wajar bapak menguasai matematika karena bapak guru matematika. Lah, kalau saya 'kan murid, murid menerima semua mata pelajaran. Jadi fokus kita kebelah-belah. Untuk nguasain materi ini perlu waktu yang lama, Pak."

"Kecuali, nih ya, bapak ngajar semua mata pelajaran. Pasti ada secuil materi yang bapak susah fokus karena ketindih sama fokus materi lain. Betul, nggak?"

Pak Dudung dibuat terdiam mendengar curahan hati murid teladannya itu. Pria berkemeja biru itu berdehem. "Begini ya Starla, sebelum kamu SMA. Saya juga pernah SMA-"

"Nah itu! Maksud saya itu. Karena bapak pernah SMA, berilah kita keringanan dikit. Bapak dulu juga harus bagi-bagi fokus kan ketika ujian gini? Stress abis, 'kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KENNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang