9

12.1K 1.9K 2K
                                    

Sekitar pukul 06.30 pagi, motor sport Kennan memasuki area parkir SMARA, laki-laki itu selalu terlihat tampan dengan balutan jaket denim serta slayer hitam di pergelangan tangannya. Kali ini jok belakangnya tidak menganggur karena ada Starla di belakangnya.

Ya, karena semalam Kennan ketiduran dan batal pergi ke basecamp. Starla meminta ganti rugi, padahal Abi juga tidak bisa datang dikarenakan ada acara keluarga mendadak katanya.

Alhasil, subuh tadi Starla sudah duduk manis di rumahnya membuatnya terbangun dengan sangat pagi. Padahal, motor Starla baik-baik saja. Ada Geri yang bisa mengantarnya, ada ojek online tapi gadis itu menjadikan dirinya supir.

"Inget ya, Ken. 24 jam jadi babunya Starla. Paham?" tanya Starla.

"Gue bukan babu lo."

"Ih nggak mau tau, siapa suruh semalem ketiduran!"

"By, Bang Abi juga nggak bisa datang, kan? jadi gue nggak salah," ucap Kennan membela dirinya.

Starla mengetuk dagunya, benar juga. Lalu alasan apa yang bisa ia gunakan agar Kennan berhenti menentang ucapannya dan menuruti permintaanya.

"Kalau gitu-"

"STARLA!" pekik Jingga dari arah koridor.

"APAAN?!"

"LO REMEDIAL LAGI AHAHAHAHA!"

"DIEM LO, JING!"

Starla mendelik, Jingga ini mulutnya harus digiles. Kenapa gadis itu membuatnya malu seperti ini, ya walaupun satu sekolah mengakui Starla sangat hebat dalam pelajaran Matematika.

"Mau kemana, By?" tanya Kennan, ia mencekal tangan Starla yang hendak kabur.

"Toilet, Ken. Mau ikut?"

Kennan berdecih, ia menaruh helmnya di atas tangki motor dan menarik tangan Starla ke ruang guru. Jelas saja Starla langsung meronta-ronta.

"GUE NGGAK MAU, KEN! PLEASE INI MASIH PAGI, GUE NGGAK MAU PERANG SAMA ALJABAR!"

"JING, TOLONGIN GUE!!"

"EH...EH BIAN, LEVI, BUMI SINI LO, TOLONGIN GUE!"

"Kita bantu doa aja, Star. Selamat menikmati sarapanmu, Starla Gabriella!" jawab Bian mewakili teman-temannya.

Starla mengepalkan tangannya sebelum dirinya kembali di tarik Kennan memasuki ruang guru. Gadis itu menatap malas kertas-kertas ulangan yang berserakan dimeja Pak Dudung.

"Selamat pagi Starla, Kennan. Tumben akur?" tanya Bu Sari selaku guru Bahasa Indonesia.

"Maksain, sih, Bu." Starla tersenyum paksa dan menatap Kennan ogah-ogahan.

"Ada apa ke ruang guru?" tanya Pak Dudung.

"Bapak jangan pura-pura nggak tau," jawab Starla malas.

Pak Dudung tertawa pelan, ia mempersilahkan Kennan dan Starla duduk. "Kamu kan tidak remedial, Kennan."

"Say-"

KENNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang