6 -

13.1K 2.2K 2.3K
                                    


Kennan menatap Starla yang tengah menikmati es kelapanya di siang hari ini. Sesuai permintaan gadis itu saat hendak berpencar tadi, Kennan benar-benar datang ke tempat penjual es kelapa ditepi jalan sekitar sekolah mereka.

Awalnya Starla ragu jika Kennan kesini, pasalnya ini tempat terbuka dan Kennan pasti mudah ditemukan oleh kakeknya. Maksud Starla, ia takut jika Jafir menemukan Kennan dan menyeretnya lalu menghukumnya karena sudah melanggar sesuatu.

Entahlah Starla bingung dengan pola pikir Jafir, Kennan itu laki-laki dan seusia Kennan itu sedang ingin bergerak semau mereka, jika mereka di kekang-kekang pasti akan memberontak. Tidak kah Jafir sadar jika Kennan perlu ruang bebas untuk melakukan keinginannya yaitu berteman dengan siapa saja dan melakukan yang ia suka selagi itu masih dalam batas wajar.

Tapi Jafir itu selalu menghalangi Kennan untuk berteman, yang menurut Jafir pertemanan zaman sekarang selalu membawa pengaruh buruk. Padahal Jafir belum tau bagaimana cara mereka berteman.

"Kenapa liatin gue?" tanya Kennan.

Dan salah satu hal yang menyebabkan Kennan bertingkah dingin dengan orang lain kecuali orang yang dianggapnya teman, itu merupakan salah satu faktor dari sikap otoriter Jafir. Padahal Juan, selaku ayah Kennan tidak seketat itu. Tapi lagi-lagi Jafir pandai mengambil alih kendali atas cucunya.

Starla menggeleng. "Ah nggak kok."

"Obatin luka lo, By."

"Biarin aja lah Ken, alay amat. Cuma bocor dikit," tolak Starla. Ia memainkan alisnya dan menyeruput es itu ala-ala iklan di televisi.

Kennan merotasi matanya. Ia meletakkan buah kelapa di dekat gerobak penjual es kelapa dan membayarnya. Ia harus segera pulang dan memaksa Starla mengobati luka dikeningnya itu.

"KEN, TRAKTIR GUE YA!"

"Dua, kembaliannya ambil aja." selepas menyerahkan uangnya, Kennan langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari penjual itu.

"Pulang, Ken?" Kennan mengangguk.

"Nggak mau jalan-jalan dulu gitu?"

"Lo bawa motor."

Starla menggeram kesal. "Ken, jangan oon, deh!"

"Ndak, Prince ndak oon."

"DIEM LO!"

Kennan mengerjabkan matanya berkali-kali dan dimata Starla itu terlihat sangat...KIYOWOK!

Kennan tersenyum hingga pipinya yang sedikit tembam jadi terlihat semakin menggembung. "Prince kaget, hehe."

"BISMILLAHIRAHMANIRAHIM, MAJU LO KEN! GUE PUNYA OBAT ANTI MLEYOT!"

"Ada, By?"

Starla mengangguk keras. "OH ADA! MAU LIAT?" tanyanya yang langsung dapat anggukan dari Kennan.

Starla membuka tasnya, tangannya sibuk mengobrak-abrik isi dalam tas kemudian ia mengeluarkan tangannya, lalu mengacungkan jari tengahnya tepat di depan wajah Kennan.

"PUCEK LO!"

"Nggak boleh kasar, Gaby."

"Gue sebagai makhluk kasar, harus kasar!"

"Gaby bukan makhluk halus?"

Starla memicingkan matanya. "Lo ngatain gue setan, hah?!"

Kennan menggeleng dan membalas Starla dengan mengacungkan jari tengahnya. Ia menyamakan tinggi jari mereka.

"Jari Gaby kecil, hehe..." Kennan lagi-lagi tersenyum.

Starla bersumpah jika Kennan tersenyum, laki-laki itu terlihat tampan dan menggemaskan dalam satu waktu. Kali ini ia tidak munafik, siapapun tolong transfer Starla obat anti mleyot!

KENNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang