Tentang Kennan laki-laki yang terjebak dalam trauma kecelakaan beberapa tahun silam. Tentang Kennan yang memperjuangkan perasaan dan kebebasannya, dan juga tentang Kennan yang berusaha memecah teka-teki yang kakeknya sembunyikan.
Mencari bukti diban...
halo bestie! selamat malam minggu, buat yg jomblo mending baca wattpad biar makin tertekan dengan kejombloan😉
Ayo di vote jangan lupa komen dan share sebanyak-banyaknya yaw!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekitar pukul 8 malam, Kennan memilih untuk pergi ke basecamp Alastar. Selain di rumah tidak ada orang, ia juga ingin menanyai persoalan Mario kemarin. Walaupun ada group chat, tapi tetap saja enakan dibicarakan secara langsung.
Motor sport Kennan berhenti dan terparkir sempurna di depan basecamp. Ia mengernyitkan alisnya saat melihat motor Abi dan Viki, selaku ketua Alastar dari Gen 1 dan 2.
Laki-laki itu menyugar rambutnya dan berjalan masuk, dia langsung disambut pesta nasi goreng oleh anggota Alastar.
"Wih, Kennan! Sini woi makan!" ajak Levi.
Kennan mengangguk. "Duluan aja," sahut Kennan membuat Levi mengacungkan jempolnya.
"Bang Viki sama Bang Abi, kemana?" tanya Kennan pada seluruh manusia di ruangan ini.
"Kalau Bang Viki lagi ke toilet, kalau Bang Abi ada tuh lagi nyebat halaman disamping," jawab Bian.
Kennan melepas jaketnya dan berjalan ke halaman samping menghampiri Abi. "Hari Minggu kemana lo?" tanyanya begitu sampai di samping Abi.
"Acara keluarga, Ken. Lo lupa?" tanya Abi.
"Lo pikir gue, Gaby?" Abi tertawa renyah mendengarnya.
"Iya-iya, gue ketiduran. Nggak ada bensin juga."
Kennan merotasi matanya. Abi ini mantan petinggi tapi tidak modal. Keduanya terdiam menatap halaman kosong yang ditumbuhi pohon mangga itu. Kennan menoleh menatap sebungkus rokok milik Abi.
"Ambil aja, Ken. Kayak sama siapa aja lo," ucap Abi yang peka. Hal itu langsung disambut uluran tangan Kennan yang mengambil satu batang rokoknya dan menyalakannya dengan pemantik.
"Lo nggak ikut makan, Ken?"
"Nanti gampang."
"Muka lo kusut banget, sih, kenapa, nih?"
"Biasa aja."
Abi menggeram kesal. Kennan ini memancing untuk digeprek, ditanya tapi jawabannya tidak bisa panjang sedikit. Lebih baik ia diam.
"Lah, Ken? kapan sampai?" tanya Viki yang baru datang.
"Baru aja, Bang."
Viki mengangguk. "Starla?"
"Di rumahnya kali," jawab Kennan acuh.
Viki dan Abi saling tatap. Kemudian mereka tertawa bersama. Kennan jika soal perasaan pasti mudah ditebak gelagatnya oleh mereka.
"Lo suka sama Starla, Ken," tutur Viki gamblang. Karena berkata seperti itu, Viki langsung mendapat tatapan tajam dari Kennan.
