55. Akhir Dari Segalanya?

987 94 6
                                    

Hari ini adalah peringatan hari lahir seorang Prilly Latuconsina yang ke-18. Hari yang sangat spesial. Pagi-pagi, Prilly sudah diteror dengan banyak ucapan selamat ulang tahun. Namun, Prilly merasa kurang karena Ali tiba-tiba menghilang sejak kemarin malam.

Pintu kamar Prilly diketuk oleh seseorang, dalam hatinya bertanya-tanya siapa yang mengetuk pintunya di pagi hari? Apakah Ali datang ke rumahnya dan memberikan kejutan?

Prilly membuka pintunya dan, "Selamat ulang tahun, anak kesayangan Mama." Prilly menutup mulutnya dengan rapat, ia masih syok dengan kehadiran Vika yang memegang sebuah kue tar.

"Ma?" Panggil Prilly pelan. Vika menarik tangan Prilly untuk keluar dari kamar, "Ditiup dulu lilinnya."

Prilly mengangguk dengan mata berkaca-kaca, ini pertama kalinya ibunya merayakan ulang tahunnya setelah kedua orang tuanya berpisah.

"Mama, ingat hari ulang tahun Prilly?" Tanya Prilly sendu.

Vika mengangguk, "Maafin Mama ya? Karena udah banyak ngorbanin perasaan kamu sama Kak Kevin dan yang kamu bilang emang bener, Mama yang egois selama ini."

Prilly menyeka air matanya, ia masih tidak menyangka hari seperti ini akan datang. Ia berhasil menaklukkan hati Ali, ia berbaikan dengan Mamanya, semua sahabatnya lengkap dan mendukungnya. Ah, sepertinya benar kata pepatah bahwa tetaplah bersabar dan menunggu, karena hal baik akan segera datang padamu.

"Prilly juga minta maaf ya, Ma? Prilly juga sering nyakitin Mama dengan kata-kata pedas Prilly," balas Prilly sesegukan.

Mata Vika juga terlihat berkaca-kaca, "Kita mulai semuanya dari awal ya? Mama mau nebus semua waktu yang Mama lewatkan sama kamu."

Prilly mengangguk, "Iya, Ma." Vika menaruh kue yang dipegangnya di meja terdekat, kemudian ia kembali dan memeluk Prilly.

"Kita buka lembaran yang baru ya, Ma. Lupain semua dendam di hati Mama, mereka berhak bahagia. Mama juga harus bahagia," ujar Prilly mengeratkan pelukan mereka.

"Jadi, di hari ulang tahun anak Mama yang cantik, kita mau dinner di mana?" Tanya Vika sambil menghapus bekas air mata di pipi Prilly.

Prilly terlihat berpikir sebentar, "Prilly mau dinner sama Ali, Ma."

"Ali?" Beo Vika.

Prilly mengangguk dengan senyuman malu, "Pacar Prilly."

Vika menyentil hidung putrinya, "Kalo gitu, kita lunch aja gimana?"

Prilly mengangguk antusias, sudah lama sekali rasanya dimana ia bisa menghabiskan waktu dengan Vika. Akhirnya, mereka berdua menghabiskan jam makan siang sambil banyak bertukar cerita.

* * *

Ali masih belum membalas pesan dari Prilly, hal itu membuat Prilly menjadi berpikiran buruk.

Apakah terjadi sesuatu dengan pacarnya?

Ponsel Prilly berdering, ia buru-buru melihat siapa yang meneleponnya. Prilly mendesah kecewa saat melihat nama "Bimo Mantan".

"Halo?" Tanya Prilly.

"Happy birthday mantan," ujar Bimo di seberang sana.

Prilly tertawa kecil, hubungannya dan Bimo memang sudah tidak canggung lagi, "Sama-sama mantan."

"Terima kasih oi," koreksi Bimo tidak terima.

"Oh iya, Bim," Prilly sebenarnya ragu untuk bertanya perihal keberadaan Ali kepada Bimo.

"Kenapa BuKet?" BuKet adalah singkatan dari Bu Ketua, singkatan itu sengaja diciptakan oleh Bimo untuk menyapa Prilly yang telah resmi berpacaran dengan Ali.

Stay (Away)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang