"Hello, kenalin nama gue Maxime, nama panjangnya Maximeeeee."
Prilly menatap laki-laki di hadapannya dengan berbinar, batinnya bersorak girang karena sepertinya Maxime memiliki kepribadian yang sama dengannya.
"Gue Prilly Latuconsina, panggilannya sayang," balas Prilly sambil terkekeh kecil.
"Say, lo pasti jomblo 'kan?" Tanya Maxime menaik-turunkan alisnya.
"Say, say, emang kita udah jadian?" Prilly berdecak sedih.
"Kalo gitu, kita jadian." Prilly bertepuk tangan dengan riang.
"Tuh kan, gue bilang juga apa! Sepupu gue itu emang buaya darat, cocok banget sama wanita haus belaian kayak lo," cibir Rassya.
Prilly menoyor kepala Rassya kuat, "Gue gak haus belaian kali!"
Rassya menaikkan alisnya sebelah, "Terus?"
Prilly melebarkan cengirannya, "Lapar akan belaian!"
Tangan Rassya langsung terulur untuk menjitak dahi bebas Prilly. "Sama aja bego," cibirnya. Sedangkan, Prilly hanya bisa tertawa bersama Maxime.
"Udah move on dari Ali?" Tanya Rassya.
Maxime yang tidak mengerti pun memasang telinganya baik-baik, "Ali siapa?" Prilly berdecak lalu menggelengkan kepalanya.
"Pacar gue," balas Prilly santai.
Maxime membulatkan matanya, "Apa?! Kamu punya pacar selain aku? Terus aku gimana? Jangan putusin aku, huhu, kan kita baru pacaran lima detik yang lalu."
Prilly menyeringai nakal, "Engga kok, babe. Mana tega aku putusin pacar baru aku demi pacar lama, palingan dia nanti aku titipin di tong sampah kelas sebelah."
Rassya menghela napasnya jengah, ia sudah menduga akan terjadi drama seperti ini mengingat kepribadian Maxime yang tidak jauh beda dari Prilly.
"Udah, dramanya?" Sindir Rassya. Prilly dan Maxime hanya menampilkan cengiran tak berdosa.
"Udah ada niatan buat berhenti dari Ali?" Tanya Rassya ulang.
Prilly mengendikkan bahunya pertanda tidak tahu, "Mungkin belum."
Mata Rassya melotot dengan garang, "Masih dengan alasan lo yang kuno? Cinta harus diperjuangin? Gue pengen nyekek si pembuat quotes itu, itu namanya pembodohan publik! Dan lo berhasil dibodohi."
"Kenapa dulu lo dukung gue sama Ali, terus kenapa sekarang enggak?" Tanya Prilly.
"Itu sebelum Ali nolak lo dengan kasar!" Sentak Rassya kuat.
Maxime menyimak baik-baik pertengkaran Rassya dan Prilly, inti yang dapat ia petik adalah Rassya tidak menyukai hubungan Ali dan Prilly.
"Emang dia pernah?" Tanya Prilly dengan ekspresi konyol.
"Pril! Otak lo taruh dimana sih?! Gue rasa pertanyaan itu gak perlu dijawab karena lo udah tau jawabannya. Ali selalu nyakitin lo!" Bentak Rassya.
"Kita selalu bertengkar bahkan dengan topik yang sama, di depan orang baru pula. Lo gak bosen?" Tanya Prilly dengan santai.
"Gue yang seharusnya nanya sama lo, Pril. Lo gak bosen terus-terusan disakitin sama Ali?" Ujar Rassya sinis.
Prilly hanya tertawa, "Udah ah, Sya. Entar pacar baru gue jadi takut lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay (Away)
Fiksi Penggemar⚠️Cerita Mengandung Bawang⚠️ "Lo maunya apa sih?!" Prilly mengeluarkan seringai menggodanya. Tangannya terulur menuju kerah seragam Ali, ia menarik kerah Ali hingga tubuh Ali terhempas mendekat ke arahnya. Lantas ia berbisik dengan suara seraknya, "...