19. Baik-Baik Saja

2.5K 261 28
                                    

"Duduk, duduk, makanan hari ini di sponsori oleh Bapak Rassya," ujar Prilly tersenyum bangga.

"Loh? Kok jadi gue?!" Rassya melotot garang.

Prilly mengibas rambutnya ke belakang, "Tapi katanya lo best friend forever gue, 'kan hari ini gue official berhenti ngejar-ngejar doi. Jadi..."

"Dasar! Picik banget sih, Pril," dengus Rassya.

"Ayo, ayo, silahkan dipesan," potong Dino sambil tertawa bahagia.

"Serah lo pada deh," Rassya menghela napasnya lelah.

"Jangan marah dong, Sya, ya, ya, ya?" Prilly mendekatkan wajahnya ke wajah Rassya sambil tersenyum manis.

"Iya, iya, pesen sepuasnya deh. Akhirnya, hari kebodohan lo berakhir juga," ujar Rassya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dengan lesu.

"Iya, Pril. Kesambet apaan sih lo? Kok tiba-tiba berhenti ngejar-ngejar Ali," tanya Fathar heran.

"Kenapa emangnya? Gak senang lo?" Tanya Prilly ketus.

"Ya ampun, sensi banget si ibuk," Fathar menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Pril, kalo mulai sekarang gue ngejar lo, gimana?" Tanya Maxime.

"Heh, gue gak setuju," potong Indah.

"Lo sirik, In? Takut keduluan sama Prilly," balas Rassya sambil tertawa mengejek.

"Ye, gue kalo sirik juga lihat-lihat kali. Gue cuma kasihan sama Prilly, masa pacaran sama sumpit warteg," ujar Indah.

"Lo bilang sepupu gue sumpit warteg?! Ngaca dong! Lo tuh knalpot becak," balas Rassya tak mau kalah.

Indah melotot marah, "Knalpot becak lo bilang? Dasar tutupan kecap!"

"Woi, apaan sih kalian? Hati-hati dari mulut jatuh ke hati," ejek Maxime sambil tertawa girang.

Prilly menarik pergelangan tangan Maxime dan melakukan tos singkat, "Gue tunggu pajak jadiannya."

"Lo utang penjelasan sama kita, Pril," ancam Indah.

"Apaan lagi sih? Bukannya semua udah jelas? Gue udah stop ngejar-ngejar Ali," balas Prilly.

"Ya, tapi kenapa? Maksud gue ya, ada kejadian apa sampe lo berhenti dari obsesi lo itu," lanjut Indah.

Prilly mengendikkan bahunya acuh, "Tuh, lihat aja sendiri. Masa gue terus-terusan ngejar orang yang udah punya pacar."

Mata Indah dan kawan-kawan berpaling ke arah pintu masuk kantin, terlihat Ali dan Ghina yang sedang berjalan masuk sambil berpegangan tangan.

"Kalo gitu, gue dukung lo!" Tukas Indah sambil mengangkat kepalan tangannya seolah-olah memberi Prilly semangat.

"Gue juga," ujar Dino.

"Gue di pihak lo, Pril." Fathar terlihat antusias.

"Gue ikutan dong," ujar Maxime sambil tertawa kecil.

"Gue dari awal selalu di samping lo, Pril," balas Rassya ikut-ikutan.

"Iya, iya, makasih atas dukungan dari para penggemar sekalian. Saya sangat bersyukur bisa memiliki kalian di sisi saya, untuk itu mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing," gurau Prilly.

"Yee, dasar gak waras!" Cibir Dino.

"Lo jangan judge cinta gue," ancam Maxime sambil meninju pelan lengan Dino yang duduk di sampingnya.

Stay (Away)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang