empatbelas

68 2 0
                                    

14.

"Dari kata-katanya, aku menyadari sesuatu. Aku bukanlah siapa-siapa untuknya,"---Aisha Valerie.
.
.
.
.

Reyes memutar kembali otaknya. Ia lupa sesuatu, benar. Ia abai pada tugasnya sebagai seorang tutor matematika untuk cewek itu.

Sebelum mendekat ke Aisha, cowok itu menatap satu persatu temannya dan segera beranjak. Meninggalkan lapangan.

Aisha yang sejak awal bermuka masam semakin masam. Detik itu juga Reyes merespons, "Sorry, tadi gue bener-bener lupa."

"Lo pikir gue nggak capek apa nungguin lo di perpus selama lebih dari satu jam!" sergah Aisha. Cewek itu merasa di sepelekan. Tidak berani menatap Reyes, ia memandang ke arah lapangan dan sekitarnya.

"Ya salah lo sendiri nungguin gue! Gue kan nggak minta!" tandas Reyes tanpa pikir panjang.

"Hah? Bukannya lo yang bilang kalo gue harus datang tepat waktu nggak pake tapi-tapian. Dan sekarang lo secara nggak jelas malah nyalahin gue?" lirih Aisha.

"Urusan gue itu bukan cuma tentang lo, gue itu sibuk. Jadi, nggak usah baperan deh! Pacar juga bukan," setelah itu Reyes pergi dengan angkuh kembali ke teman-temannya.

Aisha terdiam di tempat, bisa-bisanya ia naksir pada orang seperti Reyes. Matanya seperti tersiram gas air mata, perih. Benar kata Reyes, dia bukanlah siapa-siapa.  Ada yang tersayat di bagian dalam hatinya. Segera Aisha berlari menuju parkiran siswa. Terisak di sana sendirian selama beberapa saat. Setelah itu mengambil sepedanya untuk pulang.

--------

Reyes kembali ke tempatnya, sebelum akhirnya Abyan bertanya sesuatu. "Rey, itu tadi kan si Aisha, lo ada masalah apa sama dia?"

"Nah iya, kepo nih gue," sela Bimo yang diangguki Ega.

"Nggak ada masalah apa-apa sih," jawab Reyes cuek.

"Nggak usah kepo, kan mereka dekat akhir-akhir ini," celetuk Ayden.

"Siapa yang lagi deketan?" tanya Ega penasaran.

"Iya siapa?"

"Ya Reyes sama Aisha lah, siapa lagi," jawab Ayden.

"Terserah kalian lah mau bilang apa!" tukas Reyes yang hendak memberi umpan bola.

----------

Hari minggu telah tiba, Aisha berniat untuk malas-malasan. Namun ia urungkan, karena notif pesan dari Tiara yang mengajaknya untuk quality time.

[Cha, ke kedai deket alun-alun kuy, sama Feyla juga]

Setelah mengetik beberapa jawaban, akhirnya gadis itu mengumpulkan niat untuk mandi.

Gadis itu memadukan antara hoodie agak longgar berwarna biru tosca dengan celana jeans belel. Terlihat sederhana memang, namun baginya yang terpenting adalah tingkat kenyamanan. Ia berangkat.

Di tempat itu, Tiara sudah menunggu. Sesaat setelah kedatangan Aisha, Feyla datang. Mereka terlihat bahagia bisa berkumpul di akhir pekan. Karena biasanya jarang sekali bisa punya waktu bareng selain di sekolah.

"Cantik banget sih kalian?" tanya Aisha.

"Kita bertiga kan chewek, jadi kita cyantik, Chaa," jawab Feyla genit.

"Oww gitchuu yaa?" balas Aisha ikut memonyong-monyongkan bibirnya.

Mereka akhirnya tertawa.

"Obat lo udah abis ya Fey?" tuduh Tiara masih belum berhenti cekikikan.

"Iyaw, obatchkyu kan cyuma satchu."

"Apa? Siapa? Dimana?"

"Mamas Abyann tercyintcah."

Hai, Mas AtletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang