Bag#26

342 5 0
                                    

Alasan kenapa Lili bisa hamil, karena Lili merasa bahwa hubungan intim yang dilakukan dua kali tak mungkin bisa membuat dirinya hamil, dan Lili tidak ingin mengkonsumsi obat KB karena usianya masih muda, ia takut jika sembarangan makan obat KB akan membuat rahimnya jadi kering dan mandul.

Disepanjang perjalanan, Lili hanya diam. Sebenarnya pikiran Lili juga agak kacau, dirinya takut David tidak mau menerima bayinya. Lili mengelus perutnya yang rata dalam hati ia berkata “nak...maafin mama mu ini ya..., Mama akan selalu melindungi kamu apapun yang terjadi”. David memperhatikan tindakan Lili sejak tadi.

Saat melewati lampu merah, tiba-tiba Lili melihat warung bakso, dan pengen makan bakso, namun ia takut untuk meminta pada David, jadi ia mengurungkan niatnya. Sebenarnya David memperhatikan Lili sejak tadi, namun dia tidak ingin Lili mengkonsumsi makanan di luar, karena makanan di luar kurang baik dan juga kotor, David mengirim pesan pada Bibi untuk membuat bakso, jadi Lili bisa langsung makan saat pulang.

Mereka tiba di rumah, Lili mencium aroma bakso, lalu bibi menyambut mereka pulang, Bibi mengajak Lili ke meja makan, di sana Bibi sudah menyediakan bakso kuah untuk Lili, Lili merasa sangat senang, ia langsung melahapnya sampai habis, rasanya sangat puas bisa memakan makanan yang dia inginkan.

Selesai makan, Lili bertanya pada Bibi “bi..bibi kok bisa tau aku mau makan bakso ?”, Bibi menjawab “sebenarnya tuan yang suruh Non”, lalu Lili melihat ke arah David, namun David hanya menikmati makanannya.

Setelah makan Lili ke kamarnya, ia duduk di tempat tidur sambil bersandar dan mengelus perut ratanya itu. Lili masih tidak habis pikir bahwa dirinya hamil, tapi dia sangat menyayangi kandungannya itu, bahkan itu membuat nya senang, karena dengan lahirnya bayi Lili, mungkin dia tidak akan kesepian di rumah ini.

Lili masih memikirkan bagaimana David bisa mengetahui dirinya ingin makan bakso, lalu ia becanda dengan perut ratanya itu nakk.. apa papa mu ini bisa mengetahui keinginan kamu ya nak hihihi...”. Ternyata David memperhatikan Lili sejak tadi dari pintu luar kamar Lili, karena pintunya tidak ditutup rapat. David sedikit lega karena apa yang ia pikirkan tidak lah benar, setidaknya Lili menyayangi bayi itu.

Lili menonton TV sampai ia tertidur, lalu David menyuruh para pembantu untuk memindahkan barang-barang Lili ke kamarnya tanpa membangunkan Lili. Setelah barang Lili dipindahkan, David perlahan menggendong Lili dan memindahkannya ke kamar tidur David, lalu meletakkan Lili ke kasur secara perlahan dan menyelimutinya.

David pergi mandi, dan disaat itu Lili terbangun dan mendengar suara orang mandi, lalu ia membuka matanya, matanya melihat ke seluruh arah ruangan, namun ini bukan kamarnya melainkan kamar David. Karena takut David marah, Lili langsung bangkit dari tempat tidur dan pergi ke kamarnya, namun dirinya terkejut karena barang-barang di kamarnya hilang, Lili kebingungan dan turun ke bawah, bertanya para pembantu mengenai barangnya, lalu para pembantu bilang barang Lili ada di kamar David semua.

Lalu ia kembali ke kamar secara perlahan, ia membuka pintu dan melihat sekitar, namun tak ada siapapun, ia pikir David masih belum selesai mandi, lalu dirinya perlahan menuju ke ruangan baju.
Saat pintu terbuka, tiba-tiba David berdiri disana dan hanya menggunakan handuk saja, Lili kaget dan dirinya refleks mundur dan menutup matanya, lalu David melihat Lili akan terjatuh jika menabrak lemari di sampingnya, dengan cepat David memeluk pinggangnya dan mendekatkan diri Lili ke dirinya.

Jantung mereka berdegup kencang, pipi Lili juga memerah, namun dengan cepat Lili menyingkirkan tangan David dan mengucapkan terima kasih.

Di ruangan itu benar saja ada barangnya, bahkan dari baju tas dan sebagainya ada di kamar ini, Lili berpikir ia sedang bermimpi, lalu berkali-kali mencubit tangannya, namun rasa sakit muncul yang artinya ini nyata.

David berpakaian di hadapan Lili, ia membuka handuknya , membuat Lili malu, akhirnya Lili keluar dari ruangan itu, dan mengambil handuk untuk mandi.

Selesai mandi, Lili teringat bajunya masih di dalam dan belum diambil olehnya, lalu ia perlahan membuka kamar mandi melihat sekeliling apakah David masih di ruangan, lalu Lili keluar karena tidak melihat siapapun, saat membuka ruang pakaian ia mengambil beberapa baju, kemudian melepaskan handuknya, tiba-tiba tangan besar dari belakang melingkari tubuhnya. Lili terdiam dan terpaku, David menaruh kepalanya di pundak Lili lalu memberi ciuman disana, membuat Lili sedikit merasa geli.

Lili menyuruh David untuk melepaskannya karena ia mau berpakaian, tapi David masih nggan melepaskannya, hingga akhirnya Lili marah dan menyuruhnya keluar dari ruangan. David kaget dan langsung pergi membanting pintu.

Sebenarnya Lili merasa bersalah, kenapa tiba-tiba dirinya menjadi emosi, moodnya tidak teratur.

Semua itu adalah gejala dari efek hamil yang membuat dirinya menjadi sedikit emosi.

Lili siap berpakaian dan keluar dari kamar untuk minta maaf pada David, namun setelah mencari disekitar rumah tidak ada David. Lili merasa sangat bersalah ia masuk ke kamar lamanya dan menangis, lalu tidur disana.

Sebenarnya setelah Lili marah David merasa bersalah dan pergi membeli makan malam dan juga beberapa susu ibu hamil untuk Lili supaya Lili tidak marah, tapi karena perjalanan yang macet membuat David sedikit terlambat untuk sampai di rumah.

Malamnya sesampainya David di rumah, ia mengambil makanan itu dan menyuruh Bibi untuk menyediakan di piring dan membuat segelas susu, setelah itu David mengambil makanan itu dan masuk ke kamarnya, saat masuk kamar Lili tidak ada di sana, David menaruh makanannya dan langsung mencari Lili.

Saat melewati kamar lama Lili, terlihat pintu yang sedikit terbuka, lalu ia melangkah mendekati kamar itu, saat membuka pintu itu ternyata ada Lili yang sedang tertidur disana, namun terlihat bantal Lili basah, David berjongkok di sebelahnya dan mengelus pipinya sambil meminta maaf pada Lili.

Lili terbangun ia merasa ada yang menyentuhnya, lalu saat ia membuka mata ia melihat David, Lili langsung memeluknya dan meminta maaf pada David sambil menangis hikss..hiks..maafin aku...aku..hikk....aku ga bermaksud untuk marah...”, David memeluknya kembali dan menjawab “tak apa, jangan menangis, tenanglah, aku ngerti, maafin aku yang emosi tadi, uda kamu jangan nangis kasian bayinya”.

Lili sedikit lega, tiba-tiba ia cegukan, David segera mengambil air untuk Lili, sambil mengelus punggung Lili agar ia tenang. Setelah itu David mengajaknya ke kamar dan makan. Lili makan dengan lahap dan meminum susu itu, setelah itu Lili tidur begitu pula dengan David, ia pergi mandi dan tidur di sebelah Lili.

Sahabat ku Suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang