Bag#21 (🚫🚫)

1.1K 10 0
                                    

*Di rumah
Lili sampai di rumah, ia langsung masuk kamar dan mandi, kemudian turun ke bawah untuk membuat makan malam, setelah itu ia kembali ke kamar untuk menyusun barang-barangnya, tiba-tiba ada suara ketukan pintu *Tok..tok..tok...*. Lili mempersilakan orang itu masuk, ternyata bibi "Nyonya, tuan menyuruh untuk menyusun pakaiannya, besok ia akan pergi ke camping", lalu Lili menjawab "baik bi..terima kasih...nanti akan saya urus...", lalu bibi keluar kamar.

Setelah menyusun pakaiannya , ia baru sadar dengan yang dikatakan Bibi, lalu dirinya dilema antara masuk ke kamar David atau tidak, tapi bagaimanapun, David adalah suaminya, itu yang ada dipikirannya saat ini, kemudian Lili masuk tanpa ragu.

Lili mengeluarkan beberapa pakaian yang nanti dibutuhkan David, ia menyusun dengan rapi, setelah itu ia mencari tas untuk menyusun bajunya, ternyata tas itu ada di atas lemari, dan lemari itu sangat tinggi, lalu ia mendorong kursi ke arah lemari dan berusaha mengambil tas itu, tapi karena tidak seimbang Lili terjatuh dan saat itu juga David masuk ke kamar dan melihat Lili hampir jatuh, kemudian dengan cepat ia menangkap Lili, kini posisi mereka David dibawah dan Lili di atas.

Lili mengerang kesakitan "aww, sakit sekali", kemudian Lili melihat David yang berada di bawahnya seperti mengerang kesakitan "sshh..", Lili khawatir dengan David lalu ia segera berdiri dan membantu David berdiri, lalu bertanya "apa kau baik-baik saja ?", kemudian David berkata "bodoh sekali kau, jika tak bisa mengambilnya, jangan dipaksa", Lili menundukkan kepalanya dan berkata "maaf..., sebentar aku ambil obat dulu", Lili melihat tangan David terluka, lalu mengambil kota P3K dan mengobati lukanya.

Lili perlahan mengoleskan obat di lukanya, dan David terus mendesis "sshh..", lalu Lili mengolesi sambil meniupnya "huff...fuu...huff...". David memperhatikan setiap tindakan Lili, tanpa sadar wajah David menjadi merah, lalu Lili mendongakkan kepalanya dan melihat David "Bagaimana ?", mata mereka sambil memandang, hal itu membuat wajah Lili tiba-tiba merah, kini keduanya saling bertatapan, tanpa disadari wajah mereka semakin dekat David perlahan mendekati Lili, dirinya tak tahan jika melihat Lili, apalagi bibir pink Lili yang cantik, tanpa disadari kini David mencium bibir Lili, kali ini Lili pun tidak menolak dan menikmati setiap inci dari bibir David, hingga akhirnya David menindihnya.

David mengangkat kedua lengan Lili di atas perlahan ia membuka baju Lili dan juga bajunya serta celananya dan membuangnya ke sembarang arah, kali ini David benar-benar sudah tak tahan, apalagi selama beberapa hari ini, ia menahan diri dan tidak melakukan hubungan intim. Kali ini hasratnya sudah tak dapat ditahan, ia mencium bibir Lili dengan lembut, membuat Lili menikmati nya, entah kenapa hari ini, tubuh Lili tidak menolak setiap sentuhan David, bahkan ia menerima setiap ciuman dan sentuhannya, perlahan ciuman itu turun ke bawah, ke bagian sensitifnya yaitu Ms.V nya. David mulai menjilati bagian V nya tanpa rasa jijik, Lili tidak tahan dan merasa geli, sengaja menahan desahannya dengan mulutnya, sedangkan tangan yang satu lagi memegang kepala David, dan saat sudah di penghujung, Lili bergetar hebat dan bernafas seperti tersenggal "hah...ah..ah...ha...ah.hah..", Lili lemas, tapi permainan baru saja di mulai.

David melihat Lili, kemudian kembali ke atas, mencium bibirnya, jari-jari tangan mereka perlahan menyatu dan perlahan kejantanannya masuk ke dalam ms.V Lili, lalu Terlihat David yang sedang memaksa untuk masuk "aargghh... sempit... sempit sekali...ini sempit Lili...AAARGGGHHH!!!", sekali lagi ia menghentakkan ke dalam, membuat Lili bergetar dan menjerit "AAAGGHH...EMMM...SAKIT...DAV...DAVID...AAGGH....HAA....", tanpa sadar air mata Lili keluar karena kesakitan, Lili meremas tangan David, kemudian untuk mengurangi rasa sakitnya, David mencium bibir Lili dan mendiamkan kejantanannya ke dalam rahim Lili selama beberapa saat, terlihat Lili mulai berkeringat dingin.

David menyeka rambut dan keringat Lili, David bertanya pada Lili "apa masih sakit?", Lili menggelengkan kepalanya, lalu David bergerak dengan pelan, Lili merem dan menahan agar desahannya tak keluar, kemudian terdengar David yang menyuruhnya "jika sakit jangan ditahan, lepaskan saja suara mu", tanpa disadari, desahan mulai terdengar dari mulut Lili "hah....ah...hah...hah....ah...hah..emmm....hah....aaww...mmhh...hah...", suara itu memenuhi seisi ruangan, David mulai bergerak dengan cepat, membuat Lili kesakitan "emm...ahh..hah...sakk..sakit...David....sakit...eemm...mhhh...hah..mm", David mencium bibir Lili agar mengurangi suara dan rasa sakitnya, hingga saat di penghujung, terdengar David yang mulai mengeluarkan desahannya "hah...hah...aahh...." dan terdengar Lili yang berkata "aaww...hiks...sakit....aamm..aku ..aku mau keluar....", David memegangi kepala Lili dan berkata "ber...bersama sayang....", dan keduanya mengerang secara bersama "AAARGGGHHHH!!!!" Lili menyebut "DAVIDDD!!!!". Lili meremas seprai dan keluarlah cairan putih ke dalam rahim Lili *crrooo....crott....crottt....*, Bahkan kali ini cairannya lebih banyak dari sebelumnya. Lili bergetar hebat, seluruh tubuhnya menegang, David menahan perut Lili supaya tak terangkat ke atas. Lili merasakan kehangatan di dalam rahimnya, seperti ada sesuatu yang bergerak di dalamnya, David tidak mencabut kejantanannya, ia membiarkan kejantanannya di dalam ms. V Lili hingga akhirnya mereka berdua tertidur dengan posisi David membelakangi Lili dan memeluknya dari belakang, kemudian mengambil selimut menutupi diri mereka.

David berkali-kali mengelus kepala Lili dan mencium kepala Lili, Lili lemas sekali rasanya, bahkan ia merasa tak berdaya saat ini, jadi Lili hanya bisa pasrah dan tertidur dalam dekapan David.
Keduanya tertidur tanpa makan malam apapun.

Sahabat ku Suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang