Bag#17

578 8 0
                                    

Karena ada urusan di kantor, David pergi meninggalkan Lili, ia menyuruh pembantu di rumah untuk menjaga nya, lalu ia pergi.

10 menit setelah David pergi, Lili mulai sadar, ia melihat Bibi sedang di sampingnya, lalu perlahan ia memegang kepalanya yang masih sakit dan memanggil bibi “Bi..., Ak...aku kenapa ?”, bibi pun menjawab “non, tadi non pingsan karena demam non terlalu tinggi”.

Lili mulai mengingat kejadian dirinya saat pingsan, kemudian dalam hati ia berkata *tadi ia sedang duduk di sudut kamar menatap keluar jendela sambil menangis, terus ia hanya membungkus badannya dengan selimut dan tiba-tiba dirinya pusing dan matanya seolah menjadi gelap, setelah itu apa yang terjadi ?*, Karena penasaran apa yang terjadi Lili pun bertanya pada Bibi “setelah itu, bagaimana saya bisa di kamar saya bi ? Dan siapa yang memakaikan baju saya ?, Apa saya berjalan tanpa sadar dan berpakaian sendiri ?”, sambil membantu Lili duduk bibi menjawab “ngga non, tadi tuan yang menggendong non, dan tuan juga yang memakaikan pakaian non, tuan juga tampak khawatir sekali tadi”.

Lili berpikir ini tidak mungkin, melihat bahwa David begitu membenci dirinya hingga enggan menyentuhnya, tapi jika diingat-ingat, kejadian semalam benar-benar mengerikan apalagi Lili menyadari mahkota berharga dari dirinya telah direnggut, tanpa sadar Lili mengeluarkan air mata, Lili juga menyadarkan dirinya *tidak apa-apa Lili, David suamimu, sudah seharusnya kamu memberikan hal itu pada suamimu*.

Bibi tampak khawatir dan bertanya “ada apa non, kenapa non menangis ?”, bibi sudah seperti ibu sendiri bagi Lili, dan saat bibi bertanya tiba-tiba Lili menangis tersedu-sedu dan memeluk bibi “hiks...hiks..hua...aaa...hiks....bibi....huaa...aku..hiks...aku kangen ibu....”, kemudian bibi membalas pelukan Lili sambil menenangkan Lili “tenang ya non, jangan nangis, bibi siapkan makanan buat non dulu ya” kemudian bibi pergi ke dapur.

Sambil menunggu bibi Lili pun ingin membersihkan dirinya, mengingat bahwa dirinya belum mandi sejak tadi pagi, apalagi harusnya hari ini kerja, jadi dia akan membuat surat izin pada bos nya.
Perlahan Lili bangun dari tempat tidur, karena masih sakit di bagian bawahnya, Lili berjalan sambil memegang dinding hingga akhirnya sampai di kamar mandi, ia langsung berendam di bathtub, sambil berendam Lili terus mengelus bagian bawahnya karena terasa perih sekali, ditambah perutnya seperti ada kupu-kupu yang sedang terbang kesana kemari.

Setelah itu Lili berpakian, karena bagian bawahnya yang sakit, dirinya hanya memakai gaun tidur tanpa memakai pakaian dalam, lagi pula hari sudah menjelang sore malam, jadi dia akan dikamar saja seharian.

Telepon berbunyi, ternyata itu dari bosnya “halo Lili, bagaimana keadaan mu”, baru saja di angkat, tapi bosnya sudah bertanya panjang lebar, kemudian Lili menjawab “halo bos, saya baik-baik saja, saya minta maaf karena tidak masuk hari ini dan say..”, perkataannya dipotong oleh Alex “tak apa Lili asal kamu sehat dan baik-baik saja, tidak masalah bagiku, dan surat izinmu sudah saya terima”, Lili sedikit bingung karena dia belum membuat surat, tapi bagaimana ada surat izin ?, Lalu Alex berkata “Oh ya aku ada kirimin buah-buahan, jangan lupa dimakan ya, dan cepat sembuh”, Lili menjawab “terima kasih bos, kalo gitu saya matikan dulu ya”. Percakapan anak keduanya pun berakhir bersamaan dengan datangnya Bibi dan makanan.

Sahabat ku Suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang