Bag#38

278 6 0
                                    

Di sepanjang perjalanan Vera hanya diam, ia tak mau melihat Alex, Vera memalingkan wajahnya dan hanya menatap ke luar jendela, Vera yang dari tadi menahan air matanya, kini mengucur deras, ia menangis dalam diam, Alex mengetahui bahwa Vera menangis lalu ia sengaja mengerem mobilnya mendadak.

Alex menarik tangan Vera, sontak saja hal itu membuat Vera memalingkan wajahnya dan menatap Alex karena kaget, Alex melihat Vera yang menangis, ia memeluk Vera sssttt....jangan nangis, tenanglah...”, Vera tak mampu berkata apa-apa, semakin di peluk Vera malah semakin menangis, ia mendorong Alex kemudian berusaha membuka pintu dan lari.
Alex terkejut, ia terus mengejar Vera, dan akhirnya ia menangkap Vera kembali dan memasukkan Vera ke mobil, setelah itu ia menancapkan gasnya dan kembali ke rumah nya.

Rumah besar Alex yang super mewah itu, Vera memikirkan cara ia melarikan diri dari sana, tapi tidak ada cara karena penjagaan yang ketat.

Sesampainya di sana, Alex turun dan langsung menggendong Vera, terlihat Vera yang terus memberontak “LEPASKAN...TURUNKAN AKU....LEPAS...LEPASKAN !!”, Vera berpikir inilah akhir hidupnya.

Alex membawa Vera masuk ke kamar, ia meletakkan Vera di kasur dengan lembut, kemudian Alex berjongkok di depan Vera, Alex berlutut dan meminta maaf sambil menangis maa... maaf, aku tau kamu marah, aku minta maaf, tapi aku mohon jangan sakiti bayi itu dan dirimu, aku tidak ingin terjadi apa-apa denganmu atau bayi itu, aku gelisah setiap kau tidak ada disisiku, aku tidak tau perasaan apa ini, tapi aku akan bertanggung jawab penuh, menikahlah denganku”, Vera terdiam, ia mulai mengeluarkan air matanya “hiks...aku ga bisa hiks..., Aku tidak ingin membebankan mu, aku juga tak ingin kamu menikah dengan ku karena rasa tanggung jawab, aku hiks....hiks... Aku sudah pernah katakan, aku hanya hiks... Hanya akan menikah atas dasar cinta”, Alex menatap Vera dan menyeka air mata Vera lalu ia berkata “bagaimana kalau aku memang ingin menikah denganmu karena mencintaimu ?”.

Vera kaget dan menatap Alex, lalu ia bertanya “bagaimana dengan wanita yang kamu suka itu ?, Sejak awal kau tak pernah mencintaiku, kau hanya ingin bertanggung jawab terhadap bayi ini”, Alex berkata “tidak..., Aku memang pernah mencintai wanita lain sebelum kamu, tapi kamu satu-satunya wanita yang membuat ku sadar, bahwa sesuatu yang sejak awal bukan milikku maka tak akan pernah menjadi milikku”.

Vera menyeka air matanya ia tak tau mau berkata apa, tiba-tiba rasa mual itu muncul huek....huek....huek...emm...huekk, Vera berlari ke kamar mandi, ia merasa pusing ditambah lagi ia belum makan apapun sejak pagi.

Alex panik melihat Vera, ia langsung menyusul Vera dan membantunya. Alex masuk ke kamar mandi bersama dengan Vera, Alex mengelus punggung Vera supaya Vera merasa lebih baik, setelah selesai Vera merasa pusing dan akhirnya ia pingsan, dengan cepat Alex menangkap tubuh mungil Vera, berkali-kali ia memanggil “VERA !!vera... sayang...bangunlah...vera....”, lalu ia segera menggendong Vera dan menaruhnya ke kasur.

Alex memanggil dokter untuk datang ke rumah, 5 menit kemudian dokter itu sampai, ia memeriksa keadaan Vera.
Setelah selesai Alex bertanya pada dokter itu “bagaimana dok ? Apa Istri saya baik-baik saja?”, dokter menjawab “dia baik-baik saja, ini adalah gejala hamil dan sepertinya istri bapak belum makan, jadi drop seperti ini, saya akan memberi infus dan vitamin, dan tolong perhatikan makanan ibu hamil”. Lalu Alex berkata “terima kasih dok...maaf saya tidak bisa mengantar anda”. Dokter hanya menganggukkan kepalanya dan pergi.

Alex dengan setia menunggu Vera, ia membaringkan tubuhnya dan tidur di sebelah Vera, dengan refleks Vera memeluk Alex karena nyaman, Alex mencium kening Vera lalu bergumam “maafin aku”.

Sore itu Vera terbangun dari tidurnya, ia melihat ada dada bidang besar dan tegap yang sedang tertidur dan memeluknya, lalu ia melihat sedikit ke atas, ternyata itu Alex.
Hal itu membuat Vera terkejut, lalu ia berusaha melepaskan pelukan Alex, namun pelukan itu semakin erat, tiba-tiba terdengar suara berat Huam....kamu mau kemana sayang ?”, Vera menjawab aa...aku mau makan”, lalu Alex menatapnya, “tunggu sebentar aku akan menyuruh perawat membuka infusan mu”, Vera menjawab hemm”.

Saat mencabut infusan itu, terlihat Vera yang ketakutan, Vera memiliki phobia jarum, Alex tau Vera sedang ketakutan, lalu ia memeluk Vera dan menenangkannya.

Selesai itu Alex membawa Vera ke meja makan, terlihat meja makan yang penuh dengan makanan, Vera bingung ia harus makan yang mana, lalu Alex menjawab “itu semua milikmu”, lalu Vera bertanya “APA !!, SEBANYAK INI !!??, kamu mau aku gemuk ya”, Alex tertawa dan menjawab “hahaha, ia biar istri aku ini gemes dan lucu”, sambil menarik hidung Vera. Vera terkejut dan menjawab “siapa yang istri kamu, aku belum menikah sama kamu, dan kamu juga belum meminta restu orang tua ku dan orang tua mu”, Alex berkata “aku sudah menelepon mereka dan besok kita pulang ke rumah orang tua mu”.

Setelah itu Alex mengajak Vera untuk makan malam, tapi karena tidak bernafsu Vera tidak makan banyak, Alex pun tak mau memaksa Vera karena takut Vera akan mual.

Baru saja selesai makan, tiba-tiba ada yang menekan bel *ting tong*, ternyata orang tua Alex yang datang.

Mama Alex melihat Vera, langsung menghampirinya dan memeluknya “menantuku sayang....kamu cantik sekali...., Gimana kamu nak, kamu sehatkan ?”, Vera kebingungan “ii..ia tante saya sehat”, kemudian papa Alex berkata “sudahlah, kau menakutinya, gimana kabar kamu nak”, Vera menjawab aa..aku baik om”, Papanya menjawab “baguslah”.

Papa dan Mama Vera tidak pernah memaksa Alex untuk menikah, mereka juga tidak pernah menentang siapa yang akan dicintai anaknya nanti, mereka orang tua yang tak ingin mengekang anaknya. Yang terpenting mereka setia.

Mama Alex berkata “jangan panggil tante sama om, panggil Papa sama Mama nak..”, Vera kebingungan dan menjawab “ii..ia tan emmm..mama papa”, situasi canggung sekali. Alex berkata “ma pa, aku bawa Vera istirahat dulu, dia sedang hamil jadi aku ga mau dia kecapean”, Mama menjawab “oh.. ia ia pergilah istirahat”.

Setelah mengantar Vera, Alex berbicara dengan orang tuanya mengenai pernikahan, mereka tidak akan melaksanakannya acara pernikahan hingga Vera melahirkan, tapi mereka akan mendaftar kan kartu pernikahan.

Orang tua Alex hanya setuju, mereka tidak akan mencampuri urusannya, yang penting Alex harus bisa menjaga Vera dengan baik.
Karena besok akan ke rumah orang tua Vera, maka orang tua Alex menginap disana.

Alex kembali ke kamarnya melihat Vera sedang duduk melamun, lalu Alex duduk disampingnya dan menyandarkannya ekhem, apa yang kamu pikirkan”, Vera kaget “ehh...ma...maaf, emm... Itu, aku mau pulang ke rumah dan mandi”, kemudian Alex mengajak Vera ke ruangan lemari bajunya, Alex berkata “ini semua baju mu, dan handuk ada disini”, Vera membulatkan matanya dab melihat baju isi lemari itu yang satu harga baju itu bisa untuk sebulan makannya, bahkan baju tidur saja harganya tidak masuk akal.

Alex berkata “ini semua milikmu, tidak perlu kaget”, ia memeluk pinggang Vera dan mencium keningnya, Vera refleks mendorong Alex dan lari ke kamar mandi. Alex tertawa karena Vera tersipu malu.

Vera pergi mandi, setelah selesai ia hanya memakai lingerie dengan satu tali dan kimono.
Terlihat Alex yang tersipu malu melihat Vera, spontan Vera menutup bajunya. Alex sengaja mendekati Vera, hingga akhirnya ia bersandar ke dinding, Alex berbisik dengan suara berat dan berkata “bersiaplah, kita tempur malam ini sayang”. Vera merinding dan langsung pergi tidur.

Sahabat ku Suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang