Berpura pura tuli dengan ucapan kalian adalah hal naif yang dengan bodoh selalu ku lakukan
*
*
*Suara bising alarm mengusik tidur nyenyak sosok gadis cantik yang tengah bergelung dibawa selimutnya.Perlahan mata yang semula terpejam itu terbuka menampilkan iris matanya yang indah dengan bulu mata lentik.Gadis itu bangun dari posisinya menjadi duduk dengan nyawa yang masih berceceran.
Selang beberapa menit gadis itu mulai beranjak menuju kamar mandi, setelah melihat jam menunjukan pukul 05.30 pagi.
20 menit berlalu gadis itu kembali keluar dari kamar mandi lengkap dengan baju seragam yang melekat di tubuhnya,ia berjalan menuju meja rias yang berada di kamarnya yang bernuansa biru itu.
Ia menatap intens pantulan dirinya di cermin full body yang berada didepannya.
"Saatnya bertukar peran" gumamnya tanpa ekspresi.
Ia mulai menata penampilannya menjadi sosok yang selama ini kaum awam tahu.
Rambut panjang yang terurai dengan indah,seragam yang melekat pas ditubuhnya(tak kedodoran,tak juga ketat),dan sedikit polesan make-up yang tak berlebihan.
Tentunya juga bukan hanya penampilan yang berubah dan tak sesuai dengan seleranya tapi sifatnya juga akan berubah.
Serasa cukup dengan penampilannya gadis itu mulai melangkah keluar dari kamarnya lengkap dengan tas sekolah yang melekat di punggungnya.
***
Derap langkah kaki menuruni tangga tak mampu mengalihkan perhatian orang orang yang berada di meja makan.
Mereka hanya fokus pada apa yang mereka kerjakan.gadis yang masih berada di tengah tengah tangga itu menghela nafasnya dengan berat.Lagi lagi seperti ini.
Dengan cepat gadis itu mengubah mimik airnya kembali seperti biasa
"Pagi Pah,Ma,Abang" sapanya dengan senyum menawan yang justru terlihat memuakkan bagi orang orang yang berada disana."Hemm" dengan malas sosok pria paruh baya yang mengenakan pakaian formal itu berdeham menanggapi ucapan sang gadis yang notabenenya adalah putri kandungnya.
Dan yang lain hanya diam tak menanggapi,meski respon yang ditunjukkan keluarganya selalu seperti ini sosok gadis yang tak lain adalah Zafia Queen'nara Smith.Zafia. itu hanya mengulas senyum manis seolah tak pernah terjadi apapun.Ia beralih duduk disamping Abangnya yang pertama Dafano Arga Smith.Fano.dan disamping Fano ada Abang keduanya Dafino Arga Smith. Fino.
Hanya ada dentingan sendok dan garpu yang memecah keheningan disela kegiatan sarapan mereka.
"Mah,Pah Fino, sama Fano berangkat" ucap Fino memecah keheningan.
"Emangnya kalian udah selesai?" Tanya Viona mama mereka.
"Udah ma" ucap Fano seadanya
"Yah udah,hati hati" timpal Gilang papa mereka.
"Bang,Fia berangkatnya bareng kalian yah" ujar Zafia, menghentikan kedua remaja kembar itu yang hendak beranjak dari tempatnya.
"Gak!" Tolak Fino cepat dengan tatapan tajamnya.
Zafia mencebikan bibirnya "Tapi Fia pengen bareng Abang" Ucapannya melas.
"Gue bilang gak yah gak!!" Tukas Fino kesal.
"Fia!!. Jangan ganggu Abang kamu!!" Tegur Viona tegas.
"Tapi mah"
"Gak ada tapi tapian,kamu bisa berangkat sendirikan gak usah manja!!" Pungkas Viona.tatapan tak suka jelas terpancar disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q'N Zafia [Problem Twins]
Teen Fiction¹² November ²⁰²¹. "Jika kematian yang kalian harapkan semoga Tuhan mengabulkan" Dia tenggelam terlalu dalam dilubang luka yang mereka ciptakan. Dia tidak buta tidak juga tuli hanya saja dia terlalu naif bersikap seolah baik baik saja disaat torehan...