≠⁴²≠ Fakta terbongkar

66 7 0
                                    

Back lagi sama ceritaku ayok absen sebelum Cerita ini mencapai ending

"Ribuan jarum dan batu besar menghimpit ku rasa sesak terus hadir saat Netra ini menatap mu"





Sama halnya dengan Fano bahkan Ia merasa gagal melindungi Adiknya, Ia kembali mengingat Fakta yang ia ketahui malam itu semua terasa mustahil tetapi apa yang terjadi pada Zafia membuatnya menjadi ragu.

Flashback on:

Jantung Fano berdebar tak enak setelah memasuki ruang kerja Papanya, hari sudah larut bahkan ia sudah yakin Fino yang sering begadang tengah menyelami alam mimpinya.

Setelah Gilang mempersilahkan Fano duduk di kursinya, beberapa saat hening masih menyelimutinya hingga Gilang menghela napasnya dengan berat. Pria paruh baya yang tak lain adalah papanya ini mengambil sesuatu dari dalam laci.

Gilang menyodorkan sebuah map biru kedepannya, meski bingung Fano tetap mengambil map itu. Di bukanya map itu.

Seketika jantungnya berhenti berdekat saat membaca bait demi bait yang ada di sana. Map itu berisi sebuah surat dokter.

Dan yang Lebih mengejutkan tertera nama Zafia sebagi pasien yang di tuju, Fano membacanya dengan teliti semakin ia membaca semakin sesak pula hatinya.

"A-pa ini?, Bagaimana mungkin" Relung hati Fano terasa terhimpit batu besar dan di jatuhi ribuan jarum, hatinya hancur dan sesak secara bersamaan

Diagnosis dokter menyatakan dengan jelas sebuah penyakit mematikan yang bersarang dalam tubuh Zafia. Leukimia myeloid akut. Sama halnya dengan penyakit Ceila.

Fakta itu mengguncang begitu dalam, parahnya kini tertera stadium keterangan menyatakan sudah sampai pada stadium 3 akhir.

Fano menggeleng. "Gak! Gak mungkin papa Jangan bercanda dengan ku!" Sentak Fano bangkit berdiri dan menatap tajam papanya, tangannya menggenggam erat map itu.

Gilang yang sudah menduga respon Fano akan seperti ini lantas menghela napas nya.

"Untuk apa papa bercanda denganmu apalagi menyangkut nyawa Zafia!" Tegas Gilang.

Tiba-tiba saja amarah Fano memuncak "Lantas kenapa papa dan mama tidak pernah memberitahu kami! Apa kami tidak pantas mengetahuinya! Kenapa papa diam saja dan tak berusaha menyembuhkan Zafia! Kalian orang tua macam apa!!" Kekesalan Fano ia lupakan dalam satu tarikan napas, matanya sudah memerah menahan amarah dan sakit

Plak

Satu tamparan mendarat mulus di pipi Fano, rasanya panas dan kebas tapi tak bisa menyaingi rasa sesak dan sakit di hatinya  

"Papa sudah berusaha tapi adik mu yang tak ingin di bawa ke rumah sakit, kamu pikir selama ini papa ngapain!, Kamu tau saat kami berusaha memperbaiki hubungan dengan Zafia gadis itu terus menganggap kita hanya kasihan padanya! Masalah kami tak memberitahu mu karena kesalahan mu sendiri! Kamu bodoh tak bisa menjaga adik mu!" Cecar Gilang tersulut emosi

Kaki Fano mendadak lemas, Ia kembali terduduk di kursinya tangisnya pecah begitu saja.

Dug
Dug

Fano membenturkan kepalanya pada meja, kakak macam apa dia, Nyawa adiknya terancam kematian dan ia baru tahu sekarang?, Ia merasa begitu gagal menjadi seorang kakak!, Dia tak sepantasnya di sebut sebagai kakak. Fano mengingat kembali perbuatan dan Ucapannya dulu.

Q'N Zafia [Problem Twins]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang